"Gimana luka lo? Udah kering?" tanya Kevin.
"Yakali jemuran udah kering," jawab ketus Ravenna.
"Yaela, galak amat neng," balas Kevin.
"Lagian kan baru diobati, yakali udah kering," ucap Ravenna.
Kevin diam tak menjawab, semenjak pulang dari rumah sakit Ravenna selalu ketus jika diajak berbicara.
Ia berfikir kalo adeknya mungkin sedang pms, makanya galak.
"Bang, anterin gue ke supermarket dong, cemilan udah pada ludes," rengek Ravenna.
"Kalo ada maunya lagi ada maunya baik-baik saja, setelah ditanya-tanya keluar galaknya, sambalado e e sambalado ku ingin sambalado," balas Kevin yang menirukan lagunya Ayu Ting-ting.
"Ih... kesel deh gue sama lo. Ayolah bang," rengek Ravenna lagi.
"Yaudah ayo." Kevin beranjak dari tempat duduknya dan menyambar kunci mobil yang terletak diatas nakas.
"Bentar, gue ambil dompet dulu," ucap Ravenna.
■■■
Mereka kini telah sampai didepan supermarket, Ravenna segera turun dari mobil dan melangkah masuk kedalam supermarket tersebut.
Sedangkan Kevin, ia tidak mau ikut dengan adeknya, ia lebih memilih menunggu adeknya didalam mobil sambil memainkan ponselnya.
Ravenna kini sedang mendorong troly dan memilih cemilan apa yang akan dibelinya, serta ia membeli beberapa bahan untuk dimasaknya nanti.
Ia mengambil beberapa sayuran, buah-buahan yang masih segar. Ia sudah biasa berbelanja seperti ini, karena sudah dari SMP belajar mandiri.
Setelah selesai dengan aktivitasnya tadi, ia menuju ke kasir untuk segera mengantri dan membayarnya.
"Semuanya tujuh ratus lima belas mbak," ucap pelayan.
"Baik mbak bentar yah," balas Ravenna dambil membuka dompetnya.
"Wagelaseh, gue salah ambil dompet," pekik Ravenna sambi menepuk jidatnya.
"Mbak, saya ambil uang dulu di mobil, nanti say-," belum selesai menjawab, seorang laki-laki memotong pembicaraannya.
"Biar saya aja Mbak yang bayar. Berapa?" Tanya laki-laki itu.
Ravenna menoleh kesumber suara tadi, ia membelalakan matanya. Bahkan, ia merasa malu.
"Semuanya tujuh ratus lima belas ribu Mas," jawab ramah pelayan tersebut.
Laki-laki itu kemudian mengambil dompetnya disaku belakang, dan menyodorkan beberapa lembar uang ke pelayan tersebut.
"Ini Mas, kembaliannya delapan puluh lima ribu ya. Terimakasih," ucap pelayan tersebut dengan senyum mengembang.
Kemudian laki-laki itu membawakan belanjaan Ravenna, dengan cepat Ravenna segera menghentikannya.
"Maaf, biar gue aja yang bawa. Dan, terima kasih lo udah bantu gue. Gue bakal ganti kok uang lo, lo ikut gue aja, uang gue a-," kini laki-laki itu memotong pembicaraan lagi.
"Lo cerewet banget, jadi gemes deh. Udah gausah diganti, anggap aja itu tanda perkenalan gue ke lo," sambar laki-laki itu.
"M...maksud lo?" Tanya Ravenna.
"Sedari tadi gue merhatiin lo, lo ribet banget belanja ini itu, dan gak tega liat lo sendirian belanja. Dan entah itu takdir atau apa gue bersyukur kalo uang lo ketinggalan dimobil. Makanya gue yang bayar," ucap panjang lebar laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENDRA
Teen Fiction"Lo harus jadi pacar gue," ucap Narendra. "Lo lagi lo lagi, Narendra. Dan lo nyuruh gue jadi pacar lo? Haha... jangan mimpi," ledek Ravenna. "Jaga ucapan lo. Lo harus jadi pacar gue," balas Narendra. "Gak. Gue gak mau," celetuk Ravenna. "Yaudah, kal...