NARENDRA || Part 5

2.4K 152 2
                                    

Narendra membawa laju motornya kearah kafe yang sudah menjadi langganannya itu. Ravenna pun tampak heran, bukan mengantarkannya pulang, tapi malah diajak ke kafe.

"Ngapain lo ngajak gue kesini?" tanya Ravenna yang kini mengikuti langkah Narendra.

"Diem gausah cerewet," ucap datar Narendra. Ravenna mengernyit bingung.

Seorang pelayan datang membawa buku menu ke meja Narendra.

"Silahkan," ucap ramah pelayan itu.

Narendra dengan santai membuka buku menu itu, sedangkan Ravenna? Ia memasang wajah cengo kearah Narendra.

"Nasi goreng satu, jus mangga dua ya mbak," pesan Narendra.

"Kenapa lo pesen makanan satu?" tanya Ravenna.

"Entar lo tau sendiri,"

"Oh ya, maaf. Bukannya gue gak mau nganterin lo pulang, tapi ini adalah bentuk dari kata maaf gue yang udah nabrak lo, apalagi gue gak tanggung jawab waktu itu," sambung Narendra.

Ravenna terdiam, ia berpikir kalo saat ini cowok yang sedang bersamanya sifat menjengkelkan dan o'on nya sudah hilang.

"Gue minta maaf," lirih Narendra.

"Gue udah maafin lo. Tapi pesen gue, jadilah cowok yang bisa bertanggung jawab setelah lo berbuat salah," ucap Ravenna dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

"Yakin lo maafin gue?" tanya Narendra.

"Mau gue gak maafin?" ancam Ravenna.

Narendra menggaruk kepalanya yang tak gatal dan tersenyum kikuk kearah Ravenna.

"Nama lo siapa?" tanya Narendra sambil mengulurkan tangannya.

"Ravenna," jawabnya sambil menerima uluran tangan Narendra.

"Jantung gue." Batin Ravenna.

"Gue Narendra, boleh dipanggil ganteng, apalagi sayang," balas Narendra sambil melepas tangannya dari tangan Ravenna sembari mengkerlingkan sebelah matanya.

"O'on nya mulai kumat lagi deh," ledek Ravenna.

"Ck! Seneng banget ngatain gue o'on," gerutu Narendra.

"Haha... canda kali, baperan dasar." Sahut Ravenna.

Kini pesanan mereka telah sampai, pelayan yang mengantarkannya menunduk sopan dan tersenyum ramah ke Narendra, tapi Narendra menampakan wajah datarnya.

"Ini nasi goreng buat lo, gue tau kalo lo belum sarapan," ucap Narendra.

"Tau darimana?" tanya Ravenna.

"Tadi pas lo nempel ke gue, noh perut lo lagi pesta, mana kenceng banget lagi." jawab Narendra dengan kekehannya.

Ravenna yang mendengar pun mengerucutkan bibirnya. "Lo gak usah jahilin gue deh."

"Udah cepet makan, ntar dingin loh, kagak usah dimonyong-monyongin juga tuh bibir. Mau ngode gue? Biar peka? Terus ngecup bibir lo?" goda Narendra.

"Ih mesum lo," jawab Ravenna.

Tanpa memperdulikan Narendra yang menggodanya, ia segera melahap makanannya.

Narendra tampak tersenyum kearah Ravenna, tapi Ravenna tidak tau.

■■■

"Rumah lo dimana?" tanya Narendra yang kini mengantarkan Ravenna pulang.

"Komplek cendrawasih gang 5 blok h," ucap Ravenna.

"Oke,"

Narendra segera melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.

Mereka kini sudah sampai, Ravenna segera turun dari motor Narendra. Dan tidak lupa mengucapakan terimakasih kepada Narendra karena sudah mengantarkannya pulang.

"Makasih ya, lo udah nganterin gue," ucap Ravenna.

"Kembali kasih. Gue pamit pulang," pamit Narendra yang kini sudah melajukan motornya.

"Dibalik sikapnya yang rese, ternyata ia baik juga," gumam Ravenna.

Ia kemudian memutuskan masuk kedalam rumahnya.

"Assalamualaikum bi Inah," teriak Ravenna menggema diseluruh ruangan rumahnya.

"Waalaikumsalam non, kok cepet pulangnya?" tanya bi Inah.

"Iya bi, besok baru berangkat," ucap Ravenna sambil melangkahkan kakinya naik keatas tangga menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar, ia merebahkan badannya sejenak. Ia mengambil ponselnya yang berada disaku roknya.

Ia kini mengotak-atik ponselnya, membuka instagram, whatsapp dan lainnya.

Mata Ravenna membelalak sempurna, saat ia melihat postingan seseorang di instagram.

"Ternyata lo gak sebaik yang gue kira, lo tega ngekhianatin abang gue," gumam Ravenna.

■■■

Dilain sisi, Farensha melihat Narendra yang bersiul, bukannya Narendra tadi pagi berangkat sekolah? Tapi?

"Kamu bolos lagi?" tanya Farensha kepada Narendra.

Narendra menggeleng kecil, "Naren disuruh pulang, katanya parkiran sekolah udah penuh,"

"Jawaban konyol darimana itu nak? Kamu jangan seenaknya kalo jadi murid. Mentang-mentang sekolah punya papah kamu, kamu jadi bandel gini dan berangkat se enaknya," omel Farensha yang sudah tidak tahan lagi dengan Narendra.

"Hiks... hiks... mamah jahat. Punya mamah kandung berasa punya ibu tiri, hati adek sakit," akting Narendra, dan ia segera berlari menuju kamarnya tanpa mendengarkan amarah dari mamahnya.

"MASYA ALLAH!!! PUNYA ANAK LAKNAT BANGET NGATAIN MAMAH KANDUNGNYA SEPERTI IBU TIRI!! UANG JAJAN KAMU MAMAH POTONG!!! AWAS KAMU YA!" teriak Farensha.

"Mamah lagi ngelawak ya? Yakali uang jajan bisa dipotong. Mending potong bebek angsa aja mah, yang jelas." ledek Narendra dari atas tangga rumahnya.

Didalam kamar, Narendra telah mengganti baju seragamnya dengan baju santai. Ia sebenarnya tau kalo hari ini sedang tidak ada ulangan, makanya dia berani pulang kerumah. Ya, walaupun mamahnya memarahinya.

Tiba-tiba ponsel Narendra berdering, ia menatap ponselnya tersebut, ia mengusap wajahnya kasar dan memutuskan untuk segera mengangkat ponselnya.

"Hal-,"

"Ya ampun sayang!! Kamu kemana aja hem? Hari ini kamu bolos lagi? Sayang aku kangen sama kamu, jangan kayak gini terus," cerewet suara wanita disebrang sana.

"Yaela, cerewet banget si. Ngapain cari-cari gue!"

"Gimana gak aku cari, kamu masak gak khawatir sama aku? Kalo aku digoda cowok-cowok disini gimana? Apa kamu udah gak sayang sama aku? Makanya kamu ngehindar mulu"

"Sa bodo. Kita PUTUS!!"

"Kamu gila ya? Ken-"

Narendra memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

"Dasar cewek gatel, baru ditinggal sehari aja udah ngomong kek gitu. Emang gak ada yang bener cewek didunia ini, selain mamah gue," gumam Narendra.

"Niatnya ingin baperin malah jadi macarin cewek laknat kek gini, bodo ah!! Yang penting udah gue putusin."

"Gimana kabar pacarnya bang Jevan ya, dia beruntung banget bisa dapet cewek sebaik kak Ghea. Sedangkan gue? Cuma dimanfaatin."

Ia mencoba untuk memejamkan matanya, ia mengingat-ingat perlakuannya kepada semua cewek yang menjadi korbannya. Terkecuali sahabatnya masa kecil yang kini berada di Belanda.

"Nesya, kapan lo pulang? Ada hal banyak yang pengen gue ceritain ke lo" gumam Narendra.

"Ravenna,"





Hemmmmm...

Udah dipart 5

Gimana menurut kalian? Masih pantes dilanjutin kagak yeh?

Jangan lupa LIKE dan KOMENTAR nya yah...

Salam manis dari Royco❤

_Royco No Micin_

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang