Andromeda

5.9K 950 55
                                    

"Kembalilah Pluto, aku rindu."

"Selamat menunaikan rindu, karena aku juga.

"Apa itu berarti kamu merindukanku?"

"Ingin sekali aku berkata tidak. Tapi sayangnya aku sudah rindu. Sejak awal."

"Pluto tolong, kembalilah..."

"Dimanapun aku berada, percayalah bahwa aku masih berada di bima sakti dan masih bisa melihatmu dari tempatku. Sampai berjumpa di pertemuan kita yang direstui semesta. Karena aku pun sedang mempersiapkan diri agar pantas mengorbit bersamamu."

Setelah mengunggah tulisannya di blog, Asa kembali temenung. Ingatannya seakan menariknya kembali pada kejadian memalukan yang terjadi satu jam yang lalu.

"Asa?"

Kedua orang dihadapannya kini terperanjat karena kehadiran gadis itu.

"Hai Sam." Asa berjalan mendekati pemuda itu dan langsung memeluk lengannya.

"Asa?" Wanita di depannya kini ikutan memanggil namanya.

"Ibu kenal dengan Asa?" Kini Samudra yang kebingungan.

"Pergilah. Kembali besok malam saja."  Buru-buru wanita itu berjalan masuk ke kelam malam itu dan meninggalkan dua orang yang masih kebingungan di tempatnya.

"Kamu ngapain disini?"

Asa menoleh ke kanan dan kiri, tapi gadis itu tak menemukan sosok Bintang. Padahal Asa yakin bahwa tadi pemuda itu berjalan di belakangnya.

"Asa."

"Dia siapa?" Asa tak menggubris pertanyaan Samudra.

"Hanya seseorang yang harus ditemui."

"Untuk apa?"

"Mencari ibu saya."

Pengakuan itu membuat Asa bisa bernapas lega. Dia tidak akan pernah bisa membayangkan kalau selama ini dia dan Samudra adalah saudara kandung. Saking senangnya, Asa tidak sadar kalau Samudra tengah memerhatikannya.

"Kamu habis nangis?"

Dalam situasi normal, pipi Asa pasti akan memerah ketika Samudra menatapnya seperti ini. Tapi saat ini Asa lebih memilih memeluk Samudra tanpa mengatakan apa pun lagi.

Tak lama, Asa melepas pelukannya dari Samudra.

"Mau cerita?" tanya Samudra pelan yang akhirnya membuat Asa menunduk semakin dalam.

Asa terdiam sebentar, lalu menghela napas panjang. Pandangannya kini dialihkan lagi kearah jalanan yang sudah mulai sepi. Asa memikirkan banyak hal yang yang tiba-tiba saja muncul di benaknya. Entah bagaimana dia mengekspresikan perasaannya saat ini. Bahagiakah karena akhirnya dia bisa bertemu ibu yang melahirkannya? Atau kecewa karena dibuang oleh ibunya waktu kecil? Sepertinya kecewa lebih mendominasinya.

PLUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang