Lagoon

5.2K 856 68
                                    

"Pluto." Panggilku sesaat setelah rapat selesai.

Pluto pun berhenti kemudian menatapku dengan tatapan penuh tanya. "Ada apa?"

"Kamu tahu, perempuan Bumi pasti tergila-gila padamu karena kamu bisa bersaing dengan Dilan."

Oh astaga, kenapa dari sekian banyak kalimat yang ada di otakku saat ini, malah kalimat tidak bermutu seperti ini yang keluar dari mulutku. Aku sepertinya benar-benar tertular Neptunus! Akan kutendang bokong planet bau itu nanti!

"Dilan? Siapa dia? Apakah dia sejenis planet yang tidak dihiraukan sepertiku?"

"Dilan itu gagah, seperti Mars."

Tuhan, salahkan mulutku yang tidak berfaedah ini. Bukan maksud hati menyamai Pluto dengan Mars. Aku hanya ingin memulai topik pembicaraan dengan dia.

Ya masa setelah sekian tahun menghilang, sekarang kita berdua malah diem-dieman saat bertemu?

"Maksudku, banyak perempuan Bumi yang tergila-gila padanya. Aku yakin perempuan Bumi itu juga pasti akan tergila-gila denganmu. Oh dengar, ini bukan berarti aku posesif atau cemburu. Aku hanya ingin memberitahu saja padamu. Ingat sekali lagi. Aku tidak cemburu. Ah kenapa aku mengulang-ulang kata cemburu. Ah, intinya aku tidak cemburu."

"Terima kasih sudah mengingatkan kalau begitu. Lagipula," Pluto pura-pura berpikir. "Tak akan kubebaskan mereka memasuki hatiku. Hanya kamu. Tenang saja."

Mati.

Ini planet kok pas jadi mantan malah makin so sweet? Kan jadi gagal move on adek bang.

"Hei Pluto, terima kasih membuatku kuat karena kehilanganmu." Ucapku pada akhirnya setelah tersadar dari gombalannya.

"Terima sudah mau merasa kehilangan. Karena kamu tau, hal itu menunjukan aku pernah menjadi penting untukmu. Dan asal kamu tau, menghilang darimu juga membuatku susah payah untuk melupa."

Aku menghela napas panjang. "Kita sudah sama-sama dewasa. Aku mengerti. Tapi anggaplah aku sebagai rumahmu, yang ketika kamu berpergian, kamu selalu tahu akan pulang kemana. Menetaplah jika mau, pergilah jika perlu."

"Aku sudah tenang di tempatku yang beku."

"Apakah kamu akan pergi lagi?"

"Ya."

"Apakah kita akan bertemu lagi?"

Pluto mengangkat bahunya dan kemudian pergi dari hadapanku. Yang tidak pernah dia tau, saat dia pergi, kebahagiaanku pun ikut pergi mengikutinya.

Dan sekarang sebenarnya aku tidak tahu kemana aku berjalan saat ini, yang aku tahu aku hanya berusaha pergi sejauh mungkin dari para planet. Aku butuh ruang sendiri untuk menetralkan hatiku.

Pada akhirnya aku memutuskan untuk mengelilingi galaksi Bima Sakti. Melihat Bima Sakti yang begitu sibuk karena akhir-akhir ini dia harus menampilkan wujudnya pada mahluk bumi, aku jadi ikut tersenyum. Apakah aku juga akan disambut hangat oleh mahluk bumi itu jika aku menampilkan wujudku juga?

Tapi egois jika kalian memikirkan Bima Sakti hanya sendirian. Ada sekitar 170 miliar galaksi di alam semesta. Sebagian besar berdiameter 1000 hingga 100.000 parsec dan biasanya dipisahkan oleh jarak beberapa juta parsec ( atau megaparsec.) Dan hanya 59 galaksi satelit yang terikat secara gravitasi dengan Bima Sakti.

Salah satunya Messier 8 atau yang dikenal dengan Nebula Lagoon.

Dia adalah debu antar bintang paling cantik di rasi sagitarius. Jika kalian melihat planetku dengan teleskop, kalian pasti akan menemukan Nebula Lagoon tepat disampingku.

PLUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang