Hari ini adalah hari pertama kalinya Syamira dengan bangganya memakai pin tanda ketua osis di almamater bagaian kanan dadanya. Setelah tadi siang setelah dia dinyatakan menjadi ketua osis. Syamira yang sedang berkaca sambil memegangi pin itu, sambil melihat dirinya yang rapih dengan seragam sekolahnya.
Dari kecil memang Syamira mempunyai cita cita sebagai presiden atau pemimpin. Disaat sedang melihat pantulan dirinya dikaca, Syamira teringat dengan pesan ayahnya. Waktu SD, Syamira selalu satu sekolah dengan Nathan, dan Syamira selalu kalah dari Nathan yang selalu terpilih menjadi ketua kelas.
Pasti setiap dirinya tidak terpilih menjadi ketua kelas, Syamira selalu menangis. Tapi ayahnya selalu membangkitkan semangatnya kembali.
Flashback
"Siapa yang mau menjadi ketua kelas?" tanya seorang guru.
"Saya bu..." ucap Syamira.
"Saya aja bu, saya..." teriak Nathan.
"Saya juga mau bu..."
"Saya..."
"Oke oke ibu akan pilih tiga kandidat yang akan menjadi ketua kelas." netty selaku wali kelas pun mulai memilih. " hhmm, oke yang ibu pilih, Nathan, kinara, dan Syamira. "
"Oke sekarang kalian semua tulis salah satu nama yang kalian kira cocok jadi ketua kelas." ucap netty.
Setelah semua selesai menulis, netty pun mulai mengambil kertas yang berisikan nama calon ketua kelas dari para murid. Mulailah penghitungan suara, setelah semua kertas sudah dibuka dan hasilnya ternyata, Nathan - 16, Syamira - 12, dan kinara - 9 suara. Jadi bisa dipastikan Nathan lah yang terpilih jadi ketua kelas.
Setelah pulang sekolah Syamira sangat murung dan terlihat lemas. Dihalaman depan rumahnya, terdapat Gibran papanya yang tengah membaca koran. Melihat anaknya yang pulang dengan tidak semangat itu, Gibran langsung menghampiri anaknya dan menanyakan apa yang membuatnya murung seperti ini.
"Aku tadi kalah lagi sama Nathan, jadi ketua kelas." ucap Syamira.
"Hmm, masa anak super hero murung gini sih, lihat nih papa, tidak pernah nangis." ujar Gibran.
"Waktu itu papa nangis saat motong bawang merah didapur."
"Hehe, itu karena bawangnya jahat, kata kamu papa ini super hero, kalo anaknya super hero sering nangis, bagaimana kalau sudah besar, kalau misalnya umur papa gak panjang, papa akan wariskan kekuatan super papa ke siapa? Kalau anaknya lemah begini, super hero junior papa, ingat menang kalah itu wajar nak, tapi asalkan kamu mau terus berjuang, pantang menyerah, terus belajar lagi, ingat suatu hari akan datang kemenangan dari hasil kerja keras kamu, papa mau suatu hari nanti kamu menjadi seorang pemimpin, orang yang pemberani, yang bisa menolong orang lain, dan selalu menjadi tameng terkuat yang selalu menjaga mama, kamu harus ingat itu ya, jangan nangis masa anak super hero nangis." Gibran menghapus air mata yang jatuh di pipi Syamira.
"Iya pah, Syamira akan selalu ingat, Syamira bangga punya papa super hero."
"Iya dong siapa dulu papanya, Gibran super hero." Ucap Gibran dan menggendong Syamira dipundaknya.
Flasback Off
Syamira sangat rindu dengan papanya. Berulang kali syamira mencoba menghubungi papanya, dan hasilnya nomor yang digunakan gibran sudah tidak aktif. Mungkin bagi sebagian orang menjadi ketos adalah hal yang biasa saja. Tapi bagi Syamira itu adalah kebanggan, dan dia telah mewujudkan impian papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M not FINE [END]
Teen Fiction"Apakah kamu pernah mengetahui saat bibirku berkata 'aku baik baik saja' tapi didalam hatiku berkata 'aku sangat kecewa' itulah yang sebenarnya aku rasakan. Cinta bisa diawali dari petasaan sayang terhadap sahabat begitulah yang dirasakan Syamira ya...