"Kalian tahu, bahwa kenyataan yang sangat buruk dari mencintai adalah tidak dicintai kembali." -Syamira.
Langit telah menghitam menandakan awan akan menurunkan butir demi butir yang akan membasahi bumi. Setelah kejadian tadi di sekolah, Syamira kini sedang jalan sambil menahan rasa sakit di lututnya.
Karena tidak ada angkutan umum yang menuju kearah rumahnya dan Syamira juga lupa membawa handphone nya, Jadi dia terpaksa jalan dan Nathan juga tidak ada tanda tanda ingin mengajaknya pulang bareng.
Syamira baru ingat bahwa dia mendapatkan sepucuk surat misterius lagi, tapi belum sepat dia baca. Syamira yang penasaran akan suratnya, dia merogoh kantong saku bajunya yang terdapat surat itu. Saat ingin membuka suratnya, tiba tiba rintikan air hujan mulai jatuh dengan cukup deras.
Syamira langsung bergegas mencari tempat untuk berteduh dan terdapat lah halte, akhirnya Syamira memilih berteduh sementara di halte. Karena air hujan, surat itu sedikit robek. Saat dia ingin membacanya, ada seseorang yang berlari kearahnya sepertinya dia ingin berteduh juga.
Terlihat seorang gadis memakai jaket berwarna biru tua. Dengan rambut yang terurai panjang. Syamira mengurungkan niatnya untuk membaca surat itu. Syamira mencoba bicara seorang gadis yang diperkirakan lebih muda satu tahun darinya.
"Maaf, duduk disini aja, kalau disitu basah." Ujar Syamira yang melihat gadis itu yang berdiri di pinggir halte. Tidak ada jawaban apa apa dari gadis itu, dia masih menadangkan tangannya ke arah air hujan.
"Hmm... Kamu gak kebasahan disitu?" tanya Syamira. Masih tidak mendapatkan respon apa apa dari gadis itu.
Mungkin suara aku kalah sama air hujan kali ya - batin Syamira.
Syamira mencoba menghampiri gadis itu, dan menepuk pundak gadis itu, sontak gadis itu kaget karena Syamira yang tiba tiba menghampirinya.
"Haii... Kamu tunggunya sambil duduk aja daripada disitu basah nanti bajunya." sapa Syamira.
Gadis itu takut terhadap Syamira, padahal muka Syamira tidak terlihat seperti boneka annabelle. "Hehee, maaf ya, kalau kamu jadi takut, aku gak gigit atau nyekik kamu kok." ujar Syamira.
"Si... Pa... Mu... " ucap seorang gadis itu dengan bahasa isyarat.
"Hah? K-kamu tidak bisa bicara?" Syamira baru mengetahui bahwa gadis itu ternyata tidak bisa bicara dan sepertinya juga tidak bisa mendengar dengan baik.
"Maaf ya aku gak tau."
"Ga... Pahh... Na... Kuh... Pelisah..." ucap gadis itu, dengan terbata bata.
"Hah? Maaf aku gak begitu mengerti."
"Na... Kuh... pelisah." (namaku Felisya).
"Ohh nama kamu pemirsah."
"Bu...an... Felisah." (bukan, Felisya).
"Ohh Felisya?" ucap Syamira yang diangguki oleh Felisya.
"Hehee, nama aku Syamira Alena."
"Mu... Kolah... Di... SMA... Dir... Tara?" (kamu sekolah di SMA Dirgantara?). Tanya Felisya, agar Syamira mengerti dia menunjuk bet diseragam Syamira yang menunjukan nama sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M not FINE [END]
Novela Juvenil"Apakah kamu pernah mengetahui saat bibirku berkata 'aku baik baik saja' tapi didalam hatiku berkata 'aku sangat kecewa' itulah yang sebenarnya aku rasakan. Cinta bisa diawali dari petasaan sayang terhadap sahabat begitulah yang dirasakan Syamira ya...