Setelah kejadian kemarin syamira, kini syamira sedang bersiap siap berangkat sekolah. Syamira yang sedang melamun sambil mengaduk ngaduk nasi goreng yang dibuat mamanya dengan sendok. Ucapan nathan masih bersarang dipikiran syamira. Nathan hanya menganggapnya sebagai sahabat. Sedangkan syamira berharap lebih dari itu.
Ditengah lamunannya tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya sambil berteriak memanggil nama syamira. Syamira pun langsung bergegas membukakan pintu tanpa memakan nasi goreng itu. Saat syamira buka, syamira mengira itu adalah alvaro, tapi ternyata itu adalah alfian. Tumben dan suatu keajaiban seorang alfian datang kerumah syamira.
"Hah? Lo? Ada angin apa lu dateng kerumah gw?" tanya syamira yang kaget dengan kedatangan alfian.
"Gw disuruh bapak gw, jemput lu, cepet! Papa gw lagi nunggu dimobil!" jawab alfian.
"Ada apa ya, kok pak adnan manggil gw?"
"Banyak tanya! Cepet, kalo enggak gw tinggal!"
"Ehh, iya tunggu."
Syamira langsung bergegas mengunci rumahnya dan berlari mengejar alfian, yang sudah jalan duluan. Kira kira kenapa ya kok, tumben banget? Terus juga alfian, kok dia mau nginjek rumah gw? Katanya kan dia gak level, main atau pun nginjek rumah gw.
Tapi gapapa lah mumpung tumpangan gratis kata syamira. Setelah dipersilakan masuk ke dalam mobil yang sudah terdapat pak adnan, alfian dan seorang gadis remaja dengan rambut yang dikuncir buntut kuda berada didepan sebelah tempat duduk supir.
Kok kayak kenal ya? - batin syamira.
Dan gadis itu pun menengok ke belakang. Betul saja, memang syamira mengenali anak itu. Gadis itu kan yang waktu itu dia tanya dihalte, waktu hujan itu. Siapa dia, kok bisa bersama satu mobil pula dengan pak adnan dan alfian?
"Loh kamu kan yang dihalte itu kan?" tanya syamira. Gadis itu hanya mengangguk anggukan kepalanya.
"Senang bisa bertemu kamu lagi."
"Ohh jadi kalian udah ketemu sebelumnya?" tanya adnan, yang memakai bahasa isyarat.
"Iya kita pernah ketemu, waktu itu kita sama sama kejebak hujan dihalte." jawab syamira.
"Ohh, baguslah, ini felisya anak bapak, adek dari alfian."
"Ohh aku kira alfian anak tunggal." ucap syamira.
"Emang gw anak tunggal, dia bukan adek gw!" ujar alfian.
"Alfian seharusnya kamu gak boleh ngomong kayak gitu! Bagaimana juga ini adek kamu!" bentak syamira.
"Sebenarnya memang mereka bukan adek kaka kandung." ucap pak adnan.
"Ohh maaf ya hehe." ujar syamira sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Makanya jangan sok tau!" ucap alfian.
"Shutt! Hmm, syamira, ada yang mau bapak bicarakan sama kamu, akhir akhir ini alfian nilainya menurun, dan dia juga malas belajar, sedangkan bapak kan sedang banyak kerjaan, dan bapak juga harus pergi keluar kota. Bapak harap kamu mau jadi guru privatnya alfian." ucap adnan.
"Hah? Ja-jadi guru privatnya alfian pak?!" ujar syamira. "Aduhhh, gimana ya, mau nolak tapi kan gak enak, kalo gak nolak malah gw dapet yang gak enak, hwuahh." begitulah batin syamira.
"Hmm, gimana ya pak, aduhhh, boleh gak pak saya dikasih waktu untuk memilih iya atau tidak, soalnya saya juga harus bilang dulu ke orang tua saya."
"Kalo gak mau gapapa kok, mapah bagus!" ucap alfian.
"Alfian! Ohh oke, kalau kamu udah ada jawabannya langsung temuin bapak aja ya."
"Ohh, iya pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M not FINE [END]
Teen Fiction"Apakah kamu pernah mengetahui saat bibirku berkata 'aku baik baik saja' tapi didalam hatiku berkata 'aku sangat kecewa' itulah yang sebenarnya aku rasakan. Cinta bisa diawali dari petasaan sayang terhadap sahabat begitulah yang dirasakan Syamira ya...