PELUKAN

1.3K 57 0
                                    

"Papaaaa, hikss, semua ini pasti gak bener! Ini cuma editan! Wuahh, papaaa."

Foto mesra, foto pernikahan, fotocopy surat nikah, semua itu yang membuat air mata syamira, hati syamira, benar benar hancur sekarang. Tubuhnya melemas, tidak kuat menahan sakit. Dan semuanya itu membuatnya tidak berdaya lagi.

Syamira hanya menatap dengan pandangan kosong. Syamira memikirkan keadaan mamanya kalau sampai tau isi dari kotak ini. Syamira benar benar tidak sanggup melihat mamanya menderita. Semuanya sudah terjawab dengan sekotak paket ini, kenapa gibran tidak pernah pulang lagi, dan tidak pernah memberi ibunya uang.

Ini benar benar hari terburuk dan kenyataan yang tidak pernah syamira harapkan terjadi. Hujan yang mulai turun, kenapa hidupnya sangat menderita seperti ini. Syamira yang masih menangis, kini dia beranjak ke balkon rumahnya. Bumi menjadi bukti betapa hancurnya hatinya saat ini. Hujan yang semakin besar.

Nathan pro

"Aduhh hujan gede banget lagi, gimana mau latihan basket, kalo ujan gini." ucap nathan sambil membuka gorden jendela kamarnya.

Nathan yang melihat syamira tengah mengulurkan tangannya menadangkan air hujan. Nathan pun kaget saat syamira yang tiba tiba menangis. "Syamira, woyy, lu kenapa? Syamira!!!" seru nathan tapi suaranya masih kalah dengan bunyi hujan yang sangat deras.

Nathan yang kasihan melihat syamira seperti itu dan juga penasaran kenapa dia menangis. Nathan yang langsung bergegas turun kebawah tidak lupa juga membawa pakaian untuknya ganti karena nanti pasti bajunya akan basah dan menuju kerumah syamira.

"Ehhh, nathan, kamu mau kemana? Ujannya deres nanti kalau sakit gimana?" ucap mamanya nathan.

"Mah, nathan mau kerumah syamira."

"Emang syamira kenapa?"

"Pokoknya sebentar doang mah, please mah, udah ya kasihan mah syamira."

"Ihh, itu anak ya, kenapa ya syamira? Apa dia sakit?"

Nathan keluar rumah tanpa menggunakan payung. Langsung menuju kebawah balkon rumah syamira.

Back to syamira pro

Syamira hanya bisa menangis tanpa henti malah semakin menjadi jadi. Tidak perduli dengan orang yang melihat keadaannya sekarang. Ditengah genangan air matanya, terdengar suara teriakan yang syamira sangat kenali.

"Syamiraaa, woyy, miraaa." teriak nathan. "Hwee, ketelen kan tuh air ujannya." ucap nathan. Syamira yang telah menyadari kehadiran nathan, segera mengelap air matanya, dan merapihkan rambut, penampilannya juga.

"Ehh, kenapa than?" ucap syamira sambil terisak.

"Woyy lu gapapa? Bukain pintu dong, asin nih air ujannya."

"Hmm, iya bentar." syamira bergegas turun untuk membukakan pintu rumahnya agar nathan bisa masuk. Saat syamira buka, terlihat nathan yang sudah basah kuyup.

"Mir, mata lu bengep, lu abis nangis? Kenapa?" tanya nathan yang mulai menggigil.

Syamira hanya diam dengan air mata yang menggenang di kelopak matanya. Nathan yang bingung dengan apa yang terjadi pada syamira, menggoyak goyakan tubuh lemas syamira. Perasaan syamira sungguh tidak karuan.

Hancur, sedih, marah, semua rasa benci yang meluap luap yang hanya dia rasakan sekarang. Sepersekian detik, syamira langsung melingkarkan tangannya dikedua pundak nathan. Nathan yang terkejut, hanya bisa diam, walaupun nathan tidak tau apa yang terjadi tapi nathan bisa merasakan betapa sedihnya syamira sekarang.

Tepukan hangat dipunggung syamira dari tangan nathan, malah menambah tangisan syamira. Air mata syamira sudah bercampur dengan air yang membasahi baju nathan. Setelah itu syamira langsung menjauhkan diri dan memberhentikan pelukan mereka.

I'M not FINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang