KAMPANYE (ketos)

1.5K 70 0
                                    

"Bahkan orang yang perduli malah lu abaikan!"


Ini hari terakhir para kandidat ketos untuk mengadakan kampanye. Agar mendapatkan vote yang banyak, setiap kelompok memiliki trik tersendiri untuk memikat siswa agar memilih mereka. Semua berjalan dengan lancar kecuali alfian dan windy yang terlihat tidak kompak dalam kegiatan kampanye.

Windy yang terlihat bersemangat tapi alfian terlihat sangat terpaksa melaksanakan kampanye bersama windy, orang kedua yang dia benci setelah syamira. Beda dengan nathan dan kamila yang terus berkampanye dengan bersemangat dan juga kompak. Dan tak kalah juga, dengan kelompok syamira dan alvaro yang sangat bersemangat bahkan alvaro terlihat seperti cacing kepanasan yang tak ada diamnya.

Visi dan misi juga jargon jargon andalan dari semua peserta calon ketos disuarakan saat ini. Siswa pun makin dibuat bingung dengan calon ketos yang masing masing mempunyai kualitas yang bagus. Saat ditengah menyuarakan misi dan visinya syamira terlihat sedikit cemas, alvaro memanglah bukan orang yang bisa membaca pikiran seseorang tapi dia bisa melihat raut wajah syamira yang terlihat cemas.

"Mir, lo gapapa?" tanya Alvaro.

"Oh-ohh enggak var, gw gapapa."

"Kalo lu cape, istirahat aja di UKS, biar gw yang lanjutin kampanye nya."

"Enggak var, gw gapapa kok, makasih ya varo."

"Buat?"

"Perhatian loh."

"Makasih doang nih? Gak pake peluk? Cipika cipiki kek gitu?"

"Nih cipika cipiki!" ucap Syamira sambil menampar pipi alvaro dengan beberapa lembar kertas sologan kampanye.

"Aduhh iyaiya sama sama hahha."

Perhatian alvaro padanya, mengingatkannya pada diri nathan yang dulu sebelum dia menjauhi syamira. Yaa keputusan syamira memanglah salah, kenapa dia malah mengajak nathan bertarung dalam pemilihan ketua osis. Dan sialnya kamila menjadi waketos nathan. Dan bisa disimpulkan, mereka akan lebih akrab.

Tapi syamira juga bingung dengan dirinya sendiri, apa yang sebenarnya perasaan yang dia miliki kepada nathan? Cinta sebagai seorang sahabat atau bahkan lebih dari sekedar sahabat? Jika dia memiliki rasa lebih dari seorang sahabat ke nathan, kenapa dia harus mempunyai rasa itu. Yang bahkan nathan saja tidak mempunyai rasa itu kepadanya. Jika rasa cinta tidak perlu alasan bagaimana bisa dia muncul. Maka syamira harus mempunyai alasannya supaya dia bisa melupakan, bukan mencintai.

-----

Setelah dua jam melakukan kegiatan kampanye, kini syamira sedang beristirahat ditaman tepatnya duduk dibawah pohon beringin. Terlihat syamira yang sedang membuat angin dengan bantuan beberapa lembar kertas yang dia gerak gerakkan dengan tangannya. Keringat yang terus meluncur bebas diwajah syamira yang mulus berbentuk oval terlihat sedikit berminyak.

Sedang asiknya berkipas dengan kertas, tiba tiba ada beberapa gumpalan kertas yang jatuh tepat dikepala syamira. Syamira pun agak sedikit merinding pasalnya ini pohon beringin sudah berpuluh puluh tahun berdiri disini. Dan pohon beringin juga indentik dengan hal hal mistis. Sudah pasti pohon ini juga ada penghuninya.

"Masa iya setan disiang bolong begini? Terus juga ngelempar kertas lagi biasanya kan apa gitu yang serem. Tapi mungkin, karena ini disekolah jadi setannya juga sekolah ya? Kok jadi merinding gini sih?!" ucap Syamira. Dan tiba tiba seperti ada yang meniup bagian leher Syamira dan membuatnya semakin ketakutan.

"A-apa setannya marah ya? Maaf saya cuma bercanda mbah." ucap Syamira dan bersiap mengeluarkan langkah seribunya, yaitu lariii...

Baru saja ingin berlari, tapi langkahnya terhenti karena ada tangan yang menggenggam tangannya. Begitu terkejutnya syamira yang tidak menyangka bahwa penghuni pohon itu benar benar marah, bahkan sekarang malah menampakkan wujudnya. Syamira yang mencoba melepaskan diri, dan dengan mata yang merem, tidak mau melihat wujud penghuni pohon itu.

"Lepasin! Saya minta maaf mbah, udah ngatain mbah, tolong lepasin! Saya mau kampanye lagi! Lepasin!. Ucap syamira yang terus berontak.

Dan....







"BHAHAHHA... "











"MAMAAA... MBAH JANGAN TAWA SAYA MAKIN TAKUTTT!"

"Bhahha, mira lu kenapa sih?"

"Kok mbah tau nama saya? Mbah peramal? Dilan? Atau..." ucap syamira masih dengan mata tertutup.

"Ini gw alvaro orang terkaya, terganteng, terkeren disekolah ini, malah dipanggil mbah! Emang gw mbah dukun beranak!"

"Hah?! Ihh dasar pea!! Ngeselin tau gak lu! Jantung gw hampir copot gara gara lu! Lepasin tangan gw!" ucap Syamira.

"Hahha maaf deh, nih gw bawain minum ama tisu buat ngelap keringet lu." ucap Alvaro.

"Hmm, makasih!"

"Hehe iya sama sama, kuy kampanye lagi."

------

Setelah beristirahat sebentar mereka kembali melanjutkan kamptangannya.
Dibagian lapangan sebelah kiri terlihat ada nathan dan kamila yang sedang berkampanye juga. Syamira yang baru kembali setelah istirahat, langsung disuguhkan dengan keadaan yang membuat dadanya sedikit sesak.

Yaa bagaimana tidak, disaat nathan sedang membujuk para siswa untuk memilihnya, kamila malah sedang asiknya mengelap keringat yang membasahi wajah tampan nathan. Dan nathan juga terlihat menerima saja, atas perlakuan kamila. Syamira memang sudah tau kedekatan mereka berdua, tapi apakah tidak malu jika seperti itu didepan umum? Apa lagi jika syamira harus melihatnya setiap hari. Sungguh hal yang membosankan.

Syamira sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan kamila yang terlalu lenjeh, kepada nathan. Mulai dari menyuapi nathan makan, yaa walaupun nathan menolak saat dikantin, mengelapi keringat nathan, dan malah terkadang kamila rela mengipasi nathan yang kegerahan. Karena sudah tidak tahan syamira berniat untuk memberitahu atas tindakan kamila yang malah seperti dianggap babu oleh nathan. Syamira dengan kesalnya menghampiri nathan dan kamila. Tapi lagi lagi alvaro memegang tangannya berusaha mencegahnya.

"Lu mau ngapain mir?" tanya alvaro.

"Apaan sih lepasin! Gw mau bilangin kamila aja, biar dia gak dijadiin budak nathan!"

"Ikut gw!"

"Kemana? Varooo!"


Don't forget vote and comment my story 🌹🌹

I'M not FINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang