"Saya tidak suka main kotoran, makannya saya menang dengan cara bersih bukan kayak pengecut yang suka main kotor!"Hari ini adalah hari pemilihan ketua osis. Syamira pun mulai bersiap siap untuk berangkat sekolah. Seperti biasa, kini tidak ada lagi sarapan pagi bersama. Yaa semenjak bella, mama syamira mempunyai toko kue, cuma tersedia roti yang sudah diberi selai coklat dan segelas susu, yang menemani sarapan paginya. Sedangkan gibran, papa syamira, tidak bisa diperkirakan kapan pulang.
Kadang syamira merasa aneh dengan pekerjaan apa yang sebenarnya gibran kerjakan sampai tidak ingat lagi dengan keluarga. Apa begitu kerasnya bekerja dijakarta, sampai pulang kerumah saja jarang. Seharusnya hari ini orang tuanya diharuskan datang kesekolah, untuk mendukung anaknya, tapi apa boleh buat semua seperti sibuk dengan urusan masing masing.
Setelah menghabiskan satu roti dan segelas susu, syamira pun hendak berangkat sekolah. Baru saja dia menuruni beberapa anak tangga, ada yang berteriak teriak diluar rumahnya. "ASSALAMU ALAIKUM, SYAMIRAAA!" serunya. Saat mendengar salam itu, bibir syamira mengembangkan senyumnya. "Ini pasti nathan!"
"Iya waalaikum salam, nath--" seketika senyuman itu hilang saat dia tau kalau bukan nathan melainkan Alvaro. "Ehh, lu var, maaf ya. Kenapa?" tanya Syamira.
"Hmm... Gw mau ngajak bareng kesekolah, tapi naik angkot aja ya, motor gw mogok hehe." jawabnya dengan terkekeh.
"Kirain mah pake motor, itu mah gak usah diajak juga gw setiap hari naik angkot! Yaudah taro aja motornya digarasi."
"Oke."
Setelah itu Alvaro langsung memarkirkan motornya disamping mobil berwarna hitam milik Syamira. Alvaro heran kenapa syamira naik angkot, padahal ada mobil dirumahnya. Apa jangan jangan dia tidak bisa bawa mobil?. Hal anh pun masuk kepikiran alvaro, yaitu berniat meledek syamira.
"Mir, kok lu gak naik mobil?" tanya Alvaro.
"Gak bisa."
"Bhahah, jangan bilang lu juga gak bisa bawa motor? Dan apa jangan jangan lu masih pake sepeda roda tiga? Bhahha."
"Gak usah bahas sepeda bisa gak!"
"Lah emang kenapa?"
"Hmm... Gw trauma sama sepeda, udah ahh, ini mana sih angkornya kagak ada ada."
"Sabar! noh angkotnya." ucap alvaro sambil menunjuk angkot berwarn biru.
Syamira trauma sama sepeda? Kenapa ya? - batin alvaro.
Saat didalam angkot syamira baru ingat atas kejadian kemarin. Dan pertanyaan yang dia belum sempat dia tanyakan atas ucapan alvaro waktu ditaman belakang.
"Ohh iya var, maksud lu kemarin itu apa ya? Sayang yang berlebihan?" tanya syamira dan berhasil membuat alvaro kebingungan.
"Hmm... Anu, itu maksudnya anu."
"Anu anu apa sih?!"
Tiba tiba angkot berhenti karena ada penumpang, karena alvaro tidak bisa menjawab pertanyaan syamira. Akhirnya alvaro menyuruh penumpang ibu ibu yang tadi duduk disamping syamira dan alvaro yang duduk dekat pintu angkot. Dan karena ulah Alvaro, syamira hanya bisa berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M not FINE [END]
Novela Juvenil"Apakah kamu pernah mengetahui saat bibirku berkata 'aku baik baik saja' tapi didalam hatiku berkata 'aku sangat kecewa' itulah yang sebenarnya aku rasakan. Cinta bisa diawali dari petasaan sayang terhadap sahabat begitulah yang dirasakan Syamira ya...