"Jika dia lebih pantas untukmu, aku harus bersiap mencari cara agar bisa melupakanmu"-Syamira
Setelah Syamira mendapat surat itu Syamira berniat memberitahu Nathan tentang surat itu."Mir, tadi lu sakit gak dibagian ginjal?" tanya Nathan.
"Eng-enggak, than, gw mau kasih tau lu tentang... " ucap Syamira menggantung.
"Tentang apa?"
"Tentang-"
"Nathan, ajaran aku ini doang... Aku belom terlalu ngerti hehe..." ujar Kamila yang tiba tiba datang.
"Ohh iya entar dulu, Mir, tadi tentang apa?" tanya Nathan.
"Gak jadi deh than lain waktu aja." jawab Syamira, sebenarnya dia bingung mau memberitahu Nathan atau tidak.
Tapi kalau dia beritahu sekarang ada Kamila dan kalau dia tidak bilang, dia takut akan ada teror selanjutnya.
Saat Syamira ingin mengambil buku yang terdapat di tas warna hitamnya itu, Ada sebuah kertas yang jatuh. Syamira mencoba meraih kertasnya dan ingin membukanya.
Tapi karena dia tidak ingin Nathan tau dulu, sebelum dia tau siapa yang meneror dia. Jadi dia memutuskan untuk membacanya di depan kelas.
"Mir, mau kemana?" tanya Nathan.
"Hmm... Mau keluar." jawab Syamira.
"Ohh yaudah, jangan lama lama entar guru keburu dateng."
"Iya."
Syamira pun bergegas keluar dan dia memilih taman untuk dia bisa membuka surat itu. Syamira takut ingin membuka suratnya tapi jika dia tidak membukannya, Syamira tidak tau apa isi surat tersebut.
Isi suratnya...
_________________________________"Kalau lu gak mau Nathan belumuran darah lu harus jauhin Nathan, lu harus pindah tempat duduk lu dan menjauh dari NATHAN!"
_________________________________"HAH? I-ini siapa sih yang ngirim?! Apa gw harus ngejauh dari Nathan." ucap Syamira.
Syamira semakin takut akan surat teror itu, bagaimana dia bisa menjauh dari Nathan sedangkan, Nathan adalah sahabat terbaiknya.
Teng tong teng
(Bunyi bel)Karena bel telah berbunyi Syamira bergegas pergi kekelas, tapi dia masih bingung siapa sebenarnya yang telah mengirim surat ini.
Sesampainya di kelas, Syamira hanya menatap Nathan yang sedang sibuk membolak balik halaman buku.
"Gimana bilangnya ya... " batin Syamira.
Syamira berjalan kearah tempat duduknya dan berpikir bagaimana dia bicara tentang ini ke Nathan.
"Hmm... Nathan, gw mau ngomong." ucap Syamira.
"Dari tadi, ngomong setengah setengah mulu, awas aja ampe ini gak jadi lagi." UcapNathan.
"Hmm... Gw mau duduk sama Alfian, jadi lu duduk sama Kamila ya... "
"Lah? Emang kenapa?"
"Yaa, gak kenapa napa... Lu kan juga udah deket sama Kamila jadi udah gak papa ya than."
"Enggak gw gak mau lu jadi bulan bulanannya Alfian, kalo lu duduk sama dia."
"Enggak akan, percaya deh... "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M not FINE [END]
Tienerfictie"Apakah kamu pernah mengetahui saat bibirku berkata 'aku baik baik saja' tapi didalam hatiku berkata 'aku sangat kecewa' itulah yang sebenarnya aku rasakan. Cinta bisa diawali dari petasaan sayang terhadap sahabat begitulah yang dirasakan Syamira ya...