Zaff berjalan di trotoar, sambil mendengarkan musik dengan earphone nya. Suasana jalan cukup sepi, tak banyak kendaraan melintas. Dan memang seperti itu lah jalanan yang tengah di lewati Zaff. Sepi seperti biasa. Kesukaannya.
Ia masih memikirkan tentang kejadian beberapa jam lalu di sekolah nya. Paksaan, cewek gila, psikopat, tutor? Semua menjadi tanda tanya di kepalanya. Cewek gila dari mana yang dikirimkan tuhan untuknya?
Terus melangkahkan kakinya, ia sampai di sebuah halte bus. Ia pulang menggunakan bus. Ya, begitulah hari-harinya.
Bus datang. Ia segera naik kedalamnya, duduk di bangku kosong sebelah kanan baris ke tiga. Sama seperti jalanan, kali ini bus yang ia naiki juga sedang sepi penumpang, tidak seperti biasanya. Mungkin keberuntungan menghampiri Zaff.
Tapi hari ini juga bukan sepenuhnya hari keberuntungan untuk Zaff. Justru hari ini hari yang paling sial yang pernah dia alaminya. Bertemu cewek gila.
Sesampainya di depan rumah. Ia membuka pintu. Nampak susana dingin masih membalut rumahnya. Rumahnya terasa hening, sunyi dan dingin, tanpa adanya ibu.
"Kakak pulang!" seru Zaff sambil menutup kembali pintu rumahnya.
Ia melangkah ke tangga dan naik kelantai atas, dimana terdapat kamarnya dan sebuah kamar kecil untuk adiknya. Sisanya ruang gudang dan tempat pribadi Zaff.
Zaff membuka pintu kamar milik adiknya. Pintu itu terpampang papan dengan tulisan 'CACA ROOM' .
"Ca?" ucap Zaff sambil menyalakan lampu yang tombolnya berada di dekatnya, karena ruang kamar itu selalu gelap. Dan empunya tidak pernah membuka horden dan jendelanya, karena itu tak ada cahaya yang masuk keruangan kecil itu.
Adiknya. Syasa Adepta, yang sering ia panggil dengan sebutan Caca. Cewek imut berumur 13 tahun. Penyuka boneka pembenci kucing, pemalu dan susah bergaul. Juga menyukai kegiatan membaca dan mengoleksi berbagai jenis buku, suka suasana damai dan tenang. Mirip seperti Zaff.
Caca, seorang anak perempuan yang tidak pandai bergaul. Karena sikap nya yang pemalu, sejak umur 6 tahun yang seharusnya dia sudah memasuki Taman kanak-kanak, Caca tidak pernah mau mengikuti kegiatan sekolahnya dan pada akhirnya dia harus ikut home schooling. Menetap dan belajar di rumah. Tanpa teman.
Nampak sosok Caca yang tengah tidur di atas meja belajarnya dengan buku yang terbuka.
Ketiduran lagi ya? Kenapa gak langsung tidur di kasur sih. Hmm anak manja. Ucap Zaff membatin.
Zaff menggendong tubuh mungil adiknya dan memindahkannya ke atas kasur. Caca nampak imut jika sedang tidur, ya walaupun tidak tidur dia juga tetap imut.
Zaff tersenyum simpul. Ia sangat menyayangi adik kecilnya ini.
Zaff keluar kamar. Menuruni tangga, ia belum mengganti pakaiannya. Ia harus segera membuat makan malam setelah itu baru mengurusi tubuhnya. Adiknya akan kelaparan nanti, jika dia tak memasak sekarang.
Tanpa ibu, rumah bukan hanya terasa sepi dan sunyi. Tanpa ibu kita juga akan kerepotan mengurus segala keperluan rumah. Karena itu selagi kalian memiliki ibu, jagalah mereka dengan baik dengan cara mematuhi segala ucapannya yang bersifat positif.
••••••
Kini Netta sedang menyantap makan malam bersama Sarah.
"Hari ini gimana? Udah dapat tutornya?" tanya Sarah di sela suapan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fierce Girl [The End]
Teen Fiction[The End] [Part Utuh^∆^] (Masih ada typo bertebaran. Maaf kan:v) Zinetta Karisma. Cewek cantik dan manis, semua orang melihatnya tanpa celah. Dia juga salah satu primadona di sekolahnya, semua menyukainya karena sikapnya yang ramah kepada setiap ora...