18. Pernyataan rasa

2.1K 103 6
                                    

"Gimana? Gimana?"

"Video yang lo ambil, tepat banget posisinya, jadi enak ngeditnya."

"Yaudah, edit buruan,"

"Ok, ok, sabar." ujar Arya

Arya mulai mengetik di keyboard lapto Netta. Ia menggerakkan  mouse nya dengan lincah. Ia edit video itu sedemikian rupa hingga seperti kejadian bullying sungguhan.

Selang beberapa menit, video itu sudah seutuhnya menjadi video bullying yang bisa di gunakan Netta untuk membalas perbuatan Aya yang semena-mena selama ini.

Rencana yang sudah disiapkan tadi pagi. Netta memancing Aya agar Aya mau menjambaknya seperti kemarin, sakit memang. Tapi itu yang harus di lakukan Netta untuk membalas Aya. Perlu pengorbanan sedikit.

Netta tersenyum lebar melihat video yang akan menjerat Aya, agar dia tak berlulah lagi. Mampus! Gumam Netta dalam hati puas.

"Gimana?" tanya Arya.

"Keren-keren," ujar Netta sambil tepuk tangan. Dan Arya ikut tersenyum puas. Rencananya memang selalu bisa di andalkan, tak perlu cara keras untuk membalas mereka yang berbuat kasar, dengan trik mereka bisa di atasi.

"Jatah?" ucap Arya sambil mengulurkan tangannya seperti orang meminta.

"Tenang," ucap Netta dengan senyum, licik.

Netta beranjak dari posisinya menuju tangga rumahnya, ia naik menuju kamarnya. Beberapa saat ia kembali dengan beberapa lembar uang. "Nih," ujar Netta menyodorkan lembaran merah itu.

Arya menerimanya dengan senang hati, memang selalu begitu. Rencana Arya tidak gratis, selalu ada jaminan untuk setiap rencana yang ia usul.

"Tante Sarah pulang jam?"

"Malam, lo disini aja temenin gue," ujar Netta lalu duduk di sebelah Arya. Arya manggut-manggut mengerti.

"Gimana kabarnya cowok lo, kak?"

Mata Netta mbelalak mendengar ucapan Arya yang tanpa filter itu. "Pacar?!"

Arya mengangguk sambil tersenyum jail. "Gue gak punya cowok, pacar, kekasih, apalagi suami!" ujar Netta emosi sendiri.

"Gausah gas dong, kalo emang bukan cowoknya mah," ucao Arya masih dengan wajah yang jail. Netta geram sekali, akhirnya ia cubit lengan Arya dan mendapat desisan kesal dari Arya.

"Sshhh..., sakit tau kak!" ujar Arya kesakitan, Netta justru tertawa puas.

"Makanya, jangan suka ngeledek!"

••••••

Pagi ini, Zaff dengan ke empat temannya, sudah siap sedia untuk olimpiade. Acara akan segera di mulai dua jam lagi.

"Pagi, Zaff." ujar seorang cewek, yang tak lain adalah Aya.

"Pagi," balas Zaff datar.

Aya memang salah satu dari murid yang ikut olimpiade, Zaff olimpiade Fisika sedangkan Aya olimpiade Biologi.

"Huh! Semangat guys!" ujar seorang perempuan yang di kuncir kuda, namanya Zahra.

Zahra begitu semangat, sama seperti Zaff dan Aya, Zahra juga murid yang ikul olimpiade. Bedanya, Zahra memiliki team dalam olimpiade matematika. Zahra beserta kedua temannya, Luki dan Heri.

"Siap!"

"Yo!"

Ujar Aya, Heri, dan Luki bersamaan. Mereka sudah tidak sabar untuk memenangkan olimpiade kali ini. Beda dengan ke empat kawannya, Zaff justru terlihat biasa-biasa saja. Namanya juga Zaff.

My Fierce Girl [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang