"Thank's ya.."
"Buat?"
"Buat semuanya, lo udah mau dukung gue, mau ngajarin gue. Akhir-akhir ini nilai gue membaik, apa lagi nilai kimia kemarin, dan... Untuk semua pertolongan lo ke gue, pas di perpustakaan dan pas mati lampu," ujar Netta sambil terus berjalan, tak menatap Zaff. Begitu pula dengan Zaff hanya memandang ke arah lain sambil mendengarkan Netta.
"Iya." jawab Zaff begitu singkat.
Saat ini mereka sedang berjalan-jalan di sebuah komplek yang tak jauh dari Rumah sakit, lebih tepatnya, komplek berada di belakang rumah sakit. Netta merasa jenuh berada di rumah sakit, dan meminta Zaff menemaninnya jalan sebentar, menikmati udara.
Hari semakin sore, udara sore nan sejuk terus berhempas di sekitar komplek.
Zaff sudah sering merasakan hawa sejuk seperti ini, karena komplek juga nampak sepi seperti biasa hanya ada beberapa anak kecil yang berlalu lalang menggunakan sepeda mereka.
Saat Zaff juga merasa jenuh, Zaff
juga akan berkeliling komplek, menikmati udara segar sambil mendengarkan musik kesukaannya lewat earphone yang sering ia bawa kemana- mana.Ia tahu betul jalanan yang tengah ia lewati saat ini–bersama Netta tentunya.
"Udaranya sejuk," ujar Netta sambil meregangkan ototnya dengan mengangkat kedua tangannya keatas seraya menghirup nafas dalam-dalam.
"Hmm.." deham Zaff singkat untuk mengiyakan, sedangkan ia sibuk menatap kearah lapangan luas di sekita komplek.
"Balik yuk. Udah sore," ucap Netta membalik kan arah, di ikuti Zaff yang tak menjawab ucapan Netta. Datar seperti batu hidup yang berjalan. Tapi Netta tak ambil pusing, ia sudah mulai hafal dengan sikap Zaff yang memang seperti kanebo kering yang hampir membeku di dalam freezer.
Netta mendahului langkah Zaff, lalu menengok sejenak. "Besok datang kerumah gue ya, tapi bukan belajar matematika,"
"Trus?"
"Belajar masak."
"Maksudnya?"
"Tadi kue coklat di meja gue habisin. Kata Mama, gak papa kalo gue habisin. Dan dia bilang itu buatan lo, gue mau minta ajarin lo bikin kue seenak itu," Ucap Netta lalu kembali melangkah, masih di depan Zaff. Dan Zaff terdiam sejenak.
"Gue cuma iseng bikin kue. Gue gak bisa ngajarin orang." ucap Zaff mencoba menolak permintaan Netta.
Netta berhenti sejenak, membalikkan tubuhnya. Mulai berjalan kebelakang mendekati Zaff, dengan tatapan lekat-lekat.
"Gue gak peduli, gue mau lo ajarin gue, atau mau gue paksa lagi?" ucap Netta menekan kata ancamannya dan tersenyum licik.
"Gue dateng besok."
Zaff menyerah, tak mau berhadapan lebih lama lagi dengan beruang betina yang tak lain adalah Netta. Ia memilih segera pergi dari hadapan Netta, walau wajahnya nampak datar dan biasa, Netta sudah membaca kata hatinya. Menurut Netta, Zaff takut dengan ancamannya.
Tapi nyatanya, Zaff hanya tidak ingin beradu bacot lebih lama dengan Netta.
••••••
Detik jam berbunyi setiap saat. Menyuarai keheningan malam di kamar seorang cewek dengan rambut di kuncir kuda berwarna coklat terang dan mengenakan piama pink dengan motif beruang putih.
Cewek itu nampak serius dengan kertas yang ada di hadapannya, tangannya terus menari di atas kertas putih tersebut menyiratkan warna abu-abu pada kertas putih yang nampak lebar hampir memenuhi meja belajarnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fierce Girl [The End]
Teen Fiction[The End] [Part Utuh^∆^] (Masih ada typo bertebaran. Maaf kan:v) Zinetta Karisma. Cewek cantik dan manis, semua orang melihatnya tanpa celah. Dia juga salah satu primadona di sekolahnya, semua menyukainya karena sikapnya yang ramah kepada setiap ora...