16. Lukisan untuk Airlangga

2.1K 105 6
                                    

Keduanya melahap nasi berwarna kemerahan itu dengan semangat. Rasa yang tercipta meleleh di lidah. Benar-benar Netta sukai.

"Tante Sarah pulang jam berapa hari ini?" tanya Arya di tengah acara makan mereka.

"Jam 7 an mungkin." jawab Netta kembali menyuap sesendok nasi ke mulut nya.

"Oh ya. Masalah apa?" tanya Arya tiba-tiba dan membuat Netta tersedak seketika.

"Uhuuk!"

Dengan cepat Arya meraih segelas minuman dan memberikan kepada Netta untuk segera di teguk.

"Segala keselek. Emang sebesar apa sih masalahnya?"

"Habis lo kalo ngomong tiba-tiba sih! Kan kaget gue nya!" omel Netta dengan nada geram.

Nasi goreng yang mereka makan sudah lenyap, tersisa bungkusnya saja.

"Mmm.., ada yang ngebully gue lagi."

Arya terdiam sejenak lalu membetulkan posisi duduknya.

"Lo inget gak cabe pasar sama bulepotan waktu itu?"

"Kok jadi bawa-bawa mereka?"

"Udah jawab aja. Inget gak?"

"Inget. Kenapa?"

"Masa sama yang baru lagi lo mau kalah? Gak kan? Jangan takut ka Net, hadepin aja."

"Gue gak takut Arya. Cuma gue gak ada ide aja. Kalo mereka kan gampang buat gue hukum, kan mereka emang banyak salah. Kalo yang ini, dia pinter gak neko-neko dan yang jelas dia anak teladan plus murid emas."

"Kalo si cabe pasar kena gara-gara lo tinggal ambil bukti make up bejibun yang dia bawa, trus bulepotan karena suka malak jadi gampang mergokinnya dan buat bukti. Kalo yang lo maksud sekarang murid emas agak susah sih." ucap Arya sambil memijit dagunya seolah berpikir keras.

Yang di maksud Arya, cabe pasar dan bulepotan ada sebutan untuk orang-orang yang pernah membully Netta. Namanya Sinta, dia kakak kelas Netta tapi sekarang sudah lulus, jadi muka yang sok cakep itu sudah sirna dari SMA Airlangga.

Kasus Sinta membully Netta karena Brata, cowok populer di SMA Airlangga saat Netta kelas sepuluh sedangkan Brata kelas dua belas. Ya, tepatnya Brata adalah kakak kelas Netta.

Brata sering mendekati Netta, al hasil Sinta di buat geram oleh itu, dan membully Netta sama seperti Aya yang cemburu Netta dekat dengan Zaff.

Sedangkan bulepotan yang di sebut Arya namanya, Aedin Leo cowok seangkatan Netta. Kasusnya, bukan membully Netta lebih tepatnya sering memalak Netta saat pulang sekolah. Tapi karena bantuan Arya dengan ide cerdasnya, Leo dapat di musnahkan—dikeluarkan dari SMA Airlangga. Dan saat ini wajahnya yang seperti bule, tapi kalau kata Arya sendiri bulepotan itu sudah sirna dan tak akan mengganggu Netta lagi.

"Trus gimana gue balesnya? Dia makin ngelunjak pas gue diemin."

"Kenapa gak lo tinju aja?"

"Lo gak inget sama kak Sara waktu gue SMP?"

"Inget-inget. Hehehe, mending cari ide lain aja."

Jangan tanya apa yang di lakukan Netta saat SMP kepada cewek bernama Sara. Karena kasusnya terlalu panjang. Kalau menceritakan kasus Netta dan Sara tak cukup satu buku jadi jangan tanya.

"Mending mikirnya nanti aja. Udah sore, mending lo pulang. Besok lo dateng dengan ide cemerlang. Ok's?"

Arya mengangguk. "Yaudah. Lo gak papa gue tinggal?"

My Fierce Girl [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang