3. Kita mulai

3.4K 194 14
                                    

"Buruan kenapa sih. Lelet banget." Gerutu Netta.

"Sabar dong." jawab Zaff.

Zaff sedang mencari buku-buku paket yang akan di gunakan untuk mengajar Netta. Ya, kini mereka di perpustakaan.

Jam di tangan Netta menunjukkan pukul 13.10 . Netta nampak tidak sabar.

"Sumpah lo tu-" ucapan Netta mendadak terhenti. Ada seorang yang masuk perpustakaan sepi ini.

Sontak Netta menoleh.

"Eh ada Netta!" seru cewek berambut sepundak itu. Fans lagi? Netta tidak mengenal nya.

"Gue boleh minta fotbar gak?" tanyanya antusias, membuat Netta sedikit canggung.

"Oh ya kenalin gue Aya. Samaya jaya," jelasnya memperkenalkan diri. "Gue folower's lo, bisa di bilang gue nge fans sama lo. Gue dari kelas XI IPA 1." lanjutnya begitu antusias. Netta tersenyum kaku.

"Ouuh. Ok, mana handphone nya? Gue aja yang foto. Heheh." ucap Netta sambil tersenyum ramah.

"O-ok - ok." jawab Aya sambil mengambil handphone nya di saku baju.

Mereka berselfi ria.

"Cese!"

"Cese!"

Zaff yang sudah menemukan buku-buku yang di perlukan hanya melongo. Melihat si singa gila yang selalu menyemprotnya tersenyum ramah pada cewek di sampingnya.

Kenapa sama gue galak banget. Sama orang aja udah kayak cinta pertama. Sayang banget. Gerutu Zaff dalam hati.

"Oh ya, gue sampai lupa!" seru Aya, membuat Netta terkejut.

"Kenapa?" tanya Netta.

"Zaff lo di panggil sama Miss. Diva." ucap Aya.

Tanpa basa basi, Zaff meninggalkan perpustakaan dan dua cewek itu.

"Emm. Net, makasih ya foto-fotonya. Gue fans berat lo. Tapi sekarang gue ada keperluan. Jadi thank's banget ya. Bye!" ucap Aya, dan pergi meninggalkan Netta yang tersenyum ramah.

"Apaan sih fans fans. Emang gue gak tau, kalo muka lo ada dua, tapi, yang satu kayaknya ketinggalan. Ck ck ck. Geleuh sia!" umpat Netta terhadap Aya. Yang dipikiran Netta, Aya tidak benar benar fans beratnya. Seperti ada udang di balik batu. [Maksud tersembunyi]

Netta tak ambil pusing, dia beranjak dari posisinya. Tentu saja menyusul Zaff. Tutor+budak nya.
Licik memang.

••••••

"Lo bisa nyetir gak?" ucap Netta, tengah berjalan membelakangi Zaff.

"Kenapa emangnya?" tanya Zaff acuh.

"Lo nyetirin mobil gue." ucap Netta sambil menggantungkan sebuah kunci di salah satu jemarinya.

"Kalo gue gak bisa?" tanya Zaff, yang kini sudah mendahului Netta.

"Lo harus les nyetir!" seru Netta. Nampak kesal.

"Lo tuh ya. Bisa gak jalannya di belakang gue aja. Jangan mendahului gue. Inget surat perjanjian, gak boleh buat gue marah! Dan Caca taruhannya."

Zaff berhenti seketika. Menatap Netta lekat lekat dan tajam.

"Sejak kapan adik gue jadi taruhannya?" tanya Zaff. Seperti nya ia marah.

My Fierce Girl [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang