22. Senyum

2.1K 109 3
                                    

"Mau?" tanya Netta menyodorkan botol yogurt yang tinggal setengah itu.

"Lo ngasih gue?"

"Bukan. Tapi setan,"

"Ha?"

"Mau gak?!"

"Gak," jawab Zaff datar.

Kini mereka berada di dalam mobil Netta, menuju rumah Netta. Seperti biasa, mengajar cewek ganas yang kadang baik dan kadang gak.

"Ini yogurt dari kak Johan." ujar Netta lalu meneguknya lagi.

Ha? Apaan sih. Terserah, mau dari kak Johan kek dari guru bk kek. Emang gue pikirin. Gumam dalam hati Zaff kesal sendiri. Tapi wajah datarnya masih setia menutupi ke kesalannya.

Ia sedikit tidak suka dengan cowok yang di sebutkan oleh Netta. Zaff tau dengan cowok bernama Johan itu, tapi ia tak terlalu menegenalnya karena Zaff tau dari mulut ke mulut. Mengingat ke tenaran Johan sendiri.

Kenapa pula Netta memberi tau siapa yang memberi yogurt nya. Biar apa coba? Buat Zaff sesak napas dan pengen menggal Johan, tauk. (Author ikut kesel:v)

"Lukisan lo?"

"Kenapa?"

"Menang?"

"Belum ada pengumuannya. Katanya sih besok."

"Oh.."

Keheningan tercipta di perjalanan menuju rumah Netta, tak ada yang angkat bicara untuk memecah hening. Zaff sibuk menyetir dan Netta sibuk memperhatikan jalanan yang sesekali memadat karena lalu lalang kendaraan.

Kok gue gugup sih? Tanya Netta pada dirinya sendiri dalam hati. Mungkin karena itu, Netta jadi tak angkat bicara seperti biasanya. Tiba-tiba saja Netta merasa berada pada ke awkard an suasana. Canggung saja, padahal sedari tadi ia napak biasa saja. Tapi setelah yogurt nya habis, kegugupan seperti menguasainya. Apa lagi saat ia melirik wajah Zaff yang terkena sinar seilas dari cahaya kota dan nampak alis berkerut serius. Menambah kesan.... Tampan?

Netta memalingkan wajahnya, ia tutupi kegugupannya dengan memperhatikan jalanan. Hingga beberapa menit kemudian, mobil nya sampai di area komplek perumahannya, dan sampai di depan gerbang rumahnya.

Gerbang bercat putih itu terbuka dengan dorongan seorang laki-laki tua, yang tak lain adalah pak Yahya. Seperti biasa, pak Yahya menyambut anak tuannya, Netta dengan ramah.

"Silahkan, non!"

"Terimakasih, pak!"

Zaff melaju ke area halaman dan mematikan mesinnya. Keduanya turun bersamaan. Netta melangkah lebih dulu dan di ikuti Zaff di belakangnya. Hingga Zaff mampu menyamai langkah Netta dan membuat Netta terkejut. "Kenapa?" tanya Zaff yang melihat Netta menatap nya bingung.

"Ng-nggak," ucap Netta lalu melanjutkan langkahnya menuju tangga. Zaff hanya mengangkat bahu tidak peduli. Ia melangkah menuju sofa. Sesaat ingin duduk di sofa, Netta berucap."Lo ketinggian Zaff. Kita belajar di atas aja," ujar Netta membuat Zaff tertegun sebentar. Kalimat pertama Netta, kalimat sederhana dengan sejuta tanda tanya. Maksudnya? Tanya Zaff dalam hati.

••••••

"Materi ini yang bakal keluar saat UKK nanti. Jadi lo harus hafalin, ngerti?"

"Hm.."

"Kita mulai dari pemahan satu..."

Netta menatap lekat wajah Zaff yang memandang buku sambil menjelaskan materi kepada nya. Yap, kali ini Netta benar-benar gagal fokus, kalimat yang di ucap Zaff lama-lama menghilang dan tak terdengar oleh Netta. Seperti masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

My Fierce Girl [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang