"Pak Yahya, mama udah pulang kan?" tanya Netta dari jendela mobil yang terbuka kepada seorang pria tua yang sedang membuka gerbang.
"O-ooh, sudah non!" jawab pak Yahya semangat.
Netta tersenyum senang, ia meminta sang supir (Zaff) melajukan mobilnya masuk ke halaman.
===|===
"Mama! Netta pulang!" ucap Netta antusias saat membuka pintu dan di ikuti Zaff di belakang nya.
Wanita paruh baya muncul memeluk Netta hangat, menyambut mereka dengan senyum manisnya.
"Eeeh.., anak mama sudah pulang!" serunya dan memeluk Netta hangat. "Ini?" tanya Sarah bingung saat melihat Zaff, dan Zaff hanya tersenyum.
"Saya Zaffin Adepta tante." ucap Zaff mengulurkan tangannya.
"Ouuuhh.., tutornya Netta ya?" tanya Sarah dan sedikit melirik Netta yang tengah tersenyum di samping nya dan mengangguk.
"Iya." jawab Zaff singkat dengan menyunggingkan bibirnya kaku.
"Hahah.., haduh. Anak muda suka nya ya sama anak muda. Hahah. Eh, yaudah yuk masuk." ajak Sarah dengan suara lembutnya. Perkataan Sarah membuat Zaff dan Netta mengernyit bingung. Tapi itu segera mereka sudahi dan menyusul Sarah.
"Mama ambil minuman dulu ya." ucap Sarah segera menuju dapur.
"Kita belajarnya di atas." ucap Netta datar, berjalan menuju tangga. Dan Zaff hanya mengikuti perkataan Netta tanpa berucap.
Mereka berdua sampai di lantai dua rumah Netta. Netta menujukkan ruang yang akan diperuntukan belajarnya.Netta membawa Zaff pada ruang yang cukup luas. Berisi beberapa pajangan gambar atau tepatnya lukisan cat air. Indah, menawan dan mempesona, Zaff cukup terkejut dan kagum dengan lukisan-lukisan itu. Selain pajangan lukisan ada juga papan kertas untuk melukis beserta alat lukisnya. Rak buku juga menghiasi ruangan itu, buku-buku seperti komik terpampang di rak itu. Ruangannya juga memiliki pendingin ruangan, seperti Ac. Terdapat pintu menuju balkon dan dua jendela di samping rak buku. Suasan sejuk dan hangat, karena matahari sore membawa kehangatan dan masuk melalui celah jendela.
Netta berjalan membuka pintu dan jendela ruangan itu, dan mempersilahkan duduk di sofa yang tersedia di ruangan itu plus meja di hadapan sofa itu.
"Duduk aja, gue mau ganti dulu." ucap Netta segera beranjak.
Zaff hanya mengikuti perkataan Netta. Ia segera duduk di sofa merah itu.
Sambil menunggu Netta, Zaff melihat lihat seisi ruangan.
Mengagumkan. Satu kata untuk ruangan ini dari Zaff. Ia beranjak menuju balkon, ia melihat keluar. Pemandangan jalan komplek perumahan yang sunyi dan sepi dan beberapa rumah yang menghadap balkon rumah ini, terdapat juga taman kecil beserta kolam ikan kecil yang terlihat dari atas. Matahari juga memberi kehangatan yang membuat susana di sekitar Zaff terasa nyaman. Benar-benar nyaman. Zaff menyukai nya.
Tak lama pintu ruangan terbuka. Ia Sarah. Membawa satu teko minuman berwarna kuning cerah seperti sirup dan sepiring kue kering juga tak lupa dua gelas untuk minuman tekonya, ia bawa di atas nampan.
"Ayo, ini, di minum dan di makan ya. Buat temen belajar." ucap Sarah, sambil mendudukkan dirinya di sofa.
Zaff yang masih di depan pintu balkon berjalan menuju sofa dan duduk di samping Sarah.
"Terimakasih tante." jawab Zaff dengan senyum kakunya.
"Gak usah malu-malu sama tante. Tante senang kamu mau jadi tutor buat Netta dan membantu Netta. Tapi, waktu Netta minta kamu jadi tutor, Netta gak maksa kamu kan?" ucap Sarah dengan kalimat tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fierce Girl [The End]
Teen Fiction[The End] [Part Utuh^∆^] (Masih ada typo bertebaran. Maaf kan:v) Zinetta Karisma. Cewek cantik dan manis, semua orang melihatnya tanpa celah. Dia juga salah satu primadona di sekolahnya, semua menyukainya karena sikapnya yang ramah kepada setiap ora...