"Bego! Udah! Lo mau di omelin Zaff?!" ujar Dio yang usai menoyor kepala Yoni, karena masih jail menaburi Netta tepung.
Netta sendiri masih tersenyum sambil mengibaskan rambutnya agar tak terlalu banyak tepung di kepalanya.
"Iya-iya, gak usah noyor gue juga kali," geram Yoni mengusap kepalanya yang sedikit benjol, karena toyoran Dio setiap harinya. "Tapi, gak seru nih, acara ceplok-annya masa gak pake telor, cuma gara-gara Zaff aja nih yang gak ngebolehin. Katanya, takut kena mata,"
"Iya, nih. Kurang seru,"
Mereka berujar sambil bersautan, memang Zaff yang tidak mperbolehkan acara ceplkokan Netta menggunakan telur, karena bahaya katanya. Mungkin, Zaff khawatir:V
"Bagus, deh. Zaff bilang begitu, nanti kalo gue bau amis kan gak enak. Awas aja yang buat gue amis," ujar Netta meledek. Tawa pecah bersamaan, hingga datangnya seluet tubuh cowok dengan seragam yang masih rapi dan berperawakan tinggi.
Zaff, berjalan perlahan menuju kerumunan teman-temannya, lalu mendekati Netta dan memberikan sebotol yogurt rasa mangga (kesukaan Netta). "Hadiah buat lo, atas kemenangan lukisan lo. Selamat ya," ujar Zaff seraya memberikan senyum dari bibir merah mudanya yang alami. Senyum yang lebar dan membuat Netta terkejut, juga Yoni dan Dio lebih terkejut.
"Anjir! Zaff! Lo senyum?" tanya Yoni riuh sendiri.
"Wagelaseeh!" ujar Dio seraya merangkul pundak Zaff.
Netta memandang Zaff dengan ekspresi terkejut, lalu ia terima botol yogurt rasa mangga itu sambil melempar senyum manisnya. Dan Dio masih saja meledeki tentang Zaff yang tersenyum.
"Lagi Zaff, lagi. Lo senyum sekilas doang, itu juga cuma buat Netta. Buat kita mana? Ama sahabat sendiri aja gak pernah, parah lo," ujar Yoni nyerocos sendiri.
"Udah-udah. Lo banyak bacot, Yon. Yang benr Zaff udah nisa senyum, ya, gak?" ujar Dio menyenggol lengan Zaff dengan ekspresi jail. Zaff kembali dengan wajah datarnya dan menatap Dio dengan tatapan malas.
"Gue sama Netta duluan," ujar Zaff tiba-tiba seraya menggandeng tangan Netta menuju mobil sedan berwarna putih (milik Netta). Netta terkejut buakn main, rasanya hari ini Zaff benar-benar berbeda.
"Wee... Gila! Udah berani pegang pegang!"
"Eish! Nanti malam P J (Pajak Jadian) juga ya!"
"Awas P U dan P J nya!"
"Kuy lah!"
Semua langsung bersahutan satu sama lain karena sikap Zaff barusan. Mereka benar-benar percaya kalau Netta dan Zaff jadian.
••••••
"Makasih, buat yogurt-nya,"
"Hm.."
"Ciee, yang udah bisa senyum." ujar Netta dengan nada meledek. Zaff tak menanggapinya dan hanga fokus pada jalanan.
"Senyum lo mahal ya? Pantes sih, mahal. Orang senyum-nya indah banget," ujar Netta dengan santainya, lalu meneguk yogurtnya.
Zaff hampir menginjak rem mendadak, karena ucapan Netta barusan. Tapi untung saja emosi dari dadanya bisa tertahan, jadi ia urungkan niatnya dan masih menyetir dengan biasa, ia menyembunyikan kegugupannya.
"Gue gak ngerti maksud lo,"
"Ya, gak usah di mengerti."
===|===
Kini Netta berada di mall, bersama Zaff. Mencari beberapa perlengkapan untuk nanti malam di acara ulang tahun nya. Zaff masih dalam waktu kerja dan kontraknya dengan Netta, jadi ia meng-iyakan saja ucapan Netta saat menyuruhnya mengantar untuk membeli perlengkapan ultah-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fierce Girl [The End]
Teen Fiction[The End] [Part Utuh^∆^] (Masih ada typo bertebaran. Maaf kan:v) Zinetta Karisma. Cewek cantik dan manis, semua orang melihatnya tanpa celah. Dia juga salah satu primadona di sekolahnya, semua menyukainya karena sikapnya yang ramah kepada setiap ora...