"Eh gue serius. Lo mau belajar gak sih. Nyuruh orang jadi tutor tapi gak ada niat buat belajar." ucap Zaff semakin geram.
"Terserah gue dong. Hidup gue yang jalanin, kenapa lo repot?" tanya Netta sinis tetapi letak fokusnya masih pada handphone nya.
"Kok lo susah sih di bilanginnya. Gue bakal aduin ke.." kalimat Zaff terpotong. Ia masih berpikir akan mengadu ke siapa kalau Netta tidak punya orang tua atau seseorang dirumah ini.
"Ke siapa?!" bentak Netta tiba-tiba. Zaff terlonjak kaget.
"Mmm, eh itu..." tiba-tiba nyali Zaff hilang. What? Masa cowok gak punya nyali sih? Nanti kalo punya istri gimana? Suami takut istri dong? [Segudang pertanyaan author. Abaikan.]
"Itu apa?!" bentak Netta semakin menjadi. Ia berdiri dari posisi duduknya.
"Kok lo jadi ngegas sih? Gue cuma mau bilang, kalo lo gak nurut untuk belajar gue bakal aduin ke nyokap lo." dan Zaff melontarkan kalimat yang menjadi perputaran di pikirannya. Sebenarnya ia hanya memancing, agar Netta mau menjelas kan siapa saja yang tinggal bersamanya dengan cara membawa-bawa persoalan ibu.
"Eh.. J-jangan dong!" seru Netta. Kini ekspresi nya berubah drastis. Mirip seperti seorang bocah yang sedang merengek.
Lah ni anak? Kok jadi berubah sih? Sumpah gue gak tau sikap cewek tuh bisa berubah-ubah dalam setiap detik. Gumam Zaff membatin. Zaff nampak kebingungan dalam situasi ini.
Tapi sepertinya keberuntungan baginya."Gue bakal bilang sekarang!" ucap Zaff nampak mantap.
"Bwahahahahahha!!" Netta tertawa lepas. Ha? Kenapa?
"Lo kayak orang bego tau gak sih? Hahah...hah..hah..huh..,yaa ampun sumpah gue ngakak liat ekspresi baru lo," ucap Netta mengatur nafasnya karena tertawa terpingkal-pingkal. "Gue bercanda kali. Silahkan aja lo aduin ke nyokap gue. Emang lo tau dia dimana?" nafas Netta kembali teratur.
Sialan. Ngeselin banget lo kutu! Umpat Zaff dalam hati. Pertama kalinya bagi Zaff untuk pipi merona akibat di permalukan. Dan dipermalukan oleh seorang perempuan. Cewek loh cewek!
"Hahaha! Gak tau kan lo? Muka lo merah banget. Bwahahaha!" suara tawa Netta kini makin menjadi.
"Berisik lo! Ngeselin banget sih. Gue serius! Gue bakal bilangin nyokap lo. Itu nyokap lo kan?" ucap Zaff menunjuk arah pintu.
Sontak saja Netta terlihat panik dan melihat ke arah pintu. Kini jebakan untuknya dari Zaff. Tentu saja Zaff akan membalas perbuatan Netta. Dan jebakan, tepat sasaran.
Ekspresi Netta tampak lucu, terlihat seperti orang kalang kabut kepanikan.
"Jahahhahahhh! Lo takut sama nyokap lo kan? Gue tau nyokap lo pasti lagi kerja sekarang. Dan kalo dia tau lo ngerusuhin orang pasti dia marah? Ya kan? Skakmat. Jahahahah." tawa Zaff meledak. Tunggu.. Zaff tertawa? Seorang Zaff tertawa? Sejak kapan?
Netta melangkah kan kakinya, mendekat ke posisi Zaff yang kini mengatur nafasnya akibat tertawa berlebihan. Dan....
Telapak kaki Netta meluncur dengan cantik tepat di atas punggung kaki Zaff. Membuat empunya mengaduh kesakitan."Aduh! Gila! Sakit, woy!" ujar Zaff meringis kesakitan karena kakinya yang di injak sekeras mungkin oleh tenaga kaki Netta.
Tak hanya menginjak kaki Zaff, Netta beralih mencubit lengan Zaff dengan kuku-kukunya yang tajam bagai seorang nenek sihir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fierce Girl [The End]
Teen Fiction[The End] [Part Utuh^∆^] (Masih ada typo bertebaran. Maaf kan:v) Zinetta Karisma. Cewek cantik dan manis, semua orang melihatnya tanpa celah. Dia juga salah satu primadona di sekolahnya, semua menyukainya karena sikapnya yang ramah kepada setiap ora...