7. Phobia

2.9K 142 7
                                    

Hanya jam yang bersuara, membunyikan alunan setiap detik waktu, menyeru ke setiap sudut ruangan. Di sertai aroma buku yang ikut menyeruak membelah ruangan. Suasana sunyi, damai dan sejuk. Ya, sejuk tidak dingin. Ikut menyertai suasana ruangan ini.

R.S. Setia Budi Reading Room.
Itulah nama dari ruangan yang tengah di singgahi dua manusia, Zaff dan Netta.

"Nyokap lo lucu ya. Ngomong-ngomong, ini rumah sakit unik ya, ada perpustakaan nya." ucap Netta yang tengah duduk di sofa sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan.

"Maklumin nyokap gue ya, gara- gara kelamaan di rumah sakit jadi gitu," ucap Zaff lirih. Tunggu... Itu kan kalimat beberapa menit yang lalu terpikir oleh Netta, karena bahasa tubuh Zaff yang nampak frustasi itu. Waww.. Waww.. Kok bisa ya?

"Ya, rumah sakit ini emang unik, makanya dari dulu gue gak pernah bosen buat nemenin nyokap. Karena ada buku yang ikut nemenin gue. Ruang buku ini. Nyaman, damai, dan tenang, kesukaan gue." ujar Zaff yang tengah sibuk memilah buku di rak buku yang ada di ruangan itu.

"Lo nyari apa?" tanya Netta.

"Buku rumus matematika." jawab Zaff.

"Gue ada tugas fisika dari Miss Diva, suruh ngerangkum bab tiga sampai selesai terus ngerjain pilihan ganda sampai bagian remedial. Ngeselin banget tuh guru, untung guru ya." ujar Netta.

Zaff terkekeh pelan tak terdengar oleh Netta.

"Coba kalo cowok seumuran, udah di gorok kali ya?" ucap Zaff seperti menyindir Netta.

Netta menggeram. "Nyindir nih?" ucap Netta sinis.

"Gaak." jawab Zaff.

"Yaudah, gue butuh bantuan nih sekarang. Bantuin gue nulis buat rangkuman, gue cuma di kasih waktu dua hari sama Miss Diva buat nyelesaikan tugasnya." tutur Netta menjelaskan.

"Gue juga ada tugas, jadi kita selesaiin bareng-bareng aja," jawab Zaff melangkah ke sofa dan duduk di samping Netta. "Lo kerjain pilihan ganda dulu, terus kalau udah, lanjut ngerangkum." tutur Zaff mulai membuka buku.

"Yee, lo enak ngomong gitu. Gue gak ngerti materi bab tiga, gimana gue ngerjain?" tanya Netta.

"Kerjain sebisa lo, yang gak bisa nanti gue bantu." jawab Zaff.

"Lo mau jadi tutor gue apa temen belajar sih? Ajarin gue dulu dong," Ucap Netta juga mengeluarkan buku dari tas nya.

"Nih, gue gak paham." ujar Netta.

Zaff memalingkan wajah dari bukunya dan melihat buku yang ada di tangan Netta. Soal yang ditunjuk Netta.

"Lo belum ngerti yang beginian? Kan ini gampang, lagian sebentar lagi materinya udah mau pindah ke bab empat kan." tutur Zaff.

"Peduli setan, mau materi masih di tempat kek pindah ke jonggol kek. Yang jelas materi bab tiga gue belum paham." ucap Netta mendelik.

Zaff menghembuskan nafas berat. Ia juga punya banyak tugas tapi kenapa harus di ganggu? Menyebalkan memang.

"Ok. Gue jelasin materi bab tiga. Tapi lo perhatiin gue baik-baik." tutur Zaff.

"Iya ya. Bawel lo kayak Miss Dita guru biologi." jawab Netta malas.

Zaff menyiapkan pulpen ditangannya, mulai menjelaskan pada Netta.

"Lo pahamin pengertian dari Elastisitas," ujar Zaff sambil menunjuk tulisan yang ada di buku Fisika Netta. Netta mengangguk-angguk paham. "Ketika di beri gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk. Jika gaya terus di perbesar, maka hubungan yang diberikan bisa di gambar kan jadi seperti ini. Lo ngertikan dari bentuk grafik ini?" jelas Zaff dengan pertanyaan di akhir kalimatnya, dan Netta mengangguk.

My Fierce Girl [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang