29. Perpisahan

2.4K 111 8
                                    

"Ibu akan sangat merindukan kalian. Apa lagi kalian yang sudah sangat berprestasi bagi Airlangga. Semua yang telah..." dan seterusnya, Miss Chaila belum juga menghentikan pidatonya. Entah apakah itu yang dinamakan pidato atau hanya Miss Chaila yang sangat doyan bicara. Bahkan seluruh murid sudah benar-benar lelah mendengar pembicaraan Miss Chaila yang tak kunjung usai itu. Sedangkan para guru juga sudah mulai tak sabar. Bahkan ada yang sempat mengumpat.

"Hadeh..., siapa coba yang nyuruh si Nuryati pidato? Yang nyuruh semoga bisulan,"

"Kapan selesai nya ini? Ambooy.."

"Miss Chaila.... Udahan dooong,"

Ujar Mereka lirih. Hingga pidato panjang Mis Chaila di hentikan oleh Miss Diva yang masuk ke lapangan, berbisik sebentar kepada Miss Chaila. "Maaf, bu. Kita harus menyudahi pidato kali ini, anak-anak harus segera memulai pentas seninya." bisik Mis Diva.

Dan seluruh murid sangat berterima kasih pada Mis Diva yang berhasil membuat Miss Chaila berhenti. Segalak-galaknya Mis Diva, tidak akan pernah membiarakan Miss Chaila melanjutkan pidato panjangnya.

Syukurlaaah! Sorak seluruh murid di dalam hati mereka.

===|===

Hari ini adalah hari kelulusan anak XII. Mereka sudah menyelesaikan pendidikan di SMA, dan telah usai masa mereka untuk bermain-main. Esok akan datang hari dimana semuanya sibuk mengejar cita-cita masing-masing. Seperti halnya Zaff, Netta, Yoni, Dio, Siti dan Anna yang sibuk mencoret-coret seragam putih-abu mereka.

"Gue mau, gue mau!" seru Anna merebut pilok milik Yoni dan Dio.

"Gue dulu dong," ujar Siti tak sabar.

"Neng Netta.... Gak mau tanda tangan di seragam bang Yoni, nih?" ucap Yoni menggoda Netta yang sedang menulis sesuatu di seragam Zaff.

"Apaan sih lo, kutu!" Dio yang gemas menoyor kepala Yoni dengan sepidol di tangannya. "Lo ganggu orang aja," ujar Dio menambahi.

"Gue mau coret di seragam lo dong Yon," ucap Anna mendekati Yoni.

"Boleh-boleh."

"Eh, gue mau minta tanda tangannya Nandi dulu, ya." ucap Dio tiba-tiba saat melihat tiga cewek dengan seragam yang sudah penuh dengan warna pilok dan coretan lewat di depan mereka.

"Eh curut! Sue lo! Tungguin gue! Gue juga mau! Zaff duluan, ye." ujar Yoni ikut terburu seraya menepuk singkat bahu Zaff.

"Dasar emang ya, dua curut. Gak bisa liat yang bening dikit," ujar Siti sambil menggeleng kepala.

Netta hanya terkekeh melihat tingakh teman-temannya. Hari ini memang sangat ramai baginya, terlebih saat pentas seni tadi berlangsung dan tak luoa saat pidato panjang dari Mis Chaila yang membahas sampah di Indonesia sampai sungai terpanjang di dunia. Jujur saja, kalau di ingat, rasanya Netta ingin tertawa.

"Eh, gue mau ke kak Johan dulu ya! Gue gak mau ketinggalan tanda tangannya!" ujar Anna lalu segera beranjak.

"Yang lain pada sibuk sama seragamnya. Gue bilang, seragam gue udah penuh nih. Gue haus, ada yang mau ikut ke kantin?" tanya Siti pada Zaff dan Netta.

"Boleh," ujar Zaff dan di ikuti anggukan Netta.

Mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke kantin yang kelihatannya juga sangat ramai. Sambil menunggu acara puncak, yakni acara perpisahan dan pelepasan anak kelas XII.

••••••

"Tiga!"

"Dua!"

"Satu!" ujar seluruh murid Airlangga menghitung mundur untuk pelepasan balon ke udara yang mengartikan pelpasan murid kelas XII.

My Fierce Girl [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang