27. Mati saja

2.1K 109 7
                                    

Pemakaman Irma berlangsung, dengan tangisan dari keluarga Zaff, yang datang karena kabar perginya Irma.

Mengingat Zaff tak memiliki keluarga besar, karena itu pemakaman yang mendadak ini hanya di datangi beberapa orang, termasuk orang-orang dari rumah sakit. Bahkan Netta belum mengganti pakaian sekolah nya.

Kematian Irma terlalu tiba-tiba, entah kenapa, Netta merasa sangat kehilangan. Saat jasad Irma diturunkan ke liang lahat Netta benar-benar merasa ada yang pergi meninggalkan-nya, sama seperti kejadian tragedi kecelakaan kedua orang tuanya.

Semua memori kepergian ayah dan ibunya terungkit kembali saat Irma benar-benar sudah ditutup oleh tanah kubur. Rasanya.... Seperti ada yang menancapkan tombak di dada Netta, ia ingin sekali menggali tanah itu dan membawa pulang orang yang sudah ia sayangi seperti ibunya sendiri itu.

Namun ia masih bisa menahan emosinya, masih bertahan hingga kini. Melihat Caca yang juga meronta-ronta saat ibunya di kuburkan. Caca yang benar-benar hancur, melihat hal itu Netta tak mungkin bisa membiarkan Caca berontak saat pemakaman ibunya.

"Mama! Mama!"

"Caca..." ucap Zaff menahan lengan Caca lalu merangkulnya dengan lembut.

"Caca..., sudah ya, jangan sedih. Mama pasti bahagia disana," ujar seorang perempuan di samping Zaff, tante Kiara.

Tante Kiara dengan tunangannya Kak Bagas, datang sebagai keluarga Irma yang berduka cita atas kepergian Irma. Tante Kiara sendiri adalah adik dari suami Irma yang sudah meninggal, dan artinya Kiara ada adik ipar Irma, keluarga yang masih dimiliki Zaff.

"Mama! Mama! Gak mau! Mama!" jerit Caca saat pemakaman telah usai, dan para pelayat akan kembali pulang, sedang Caca terus saja memegangi nisan ibunya. Ia begitu menyayangi ibunya itu.

Caca saja akan bertingkah seperti itu, lalu bagaimana Netta. Ia masih harus menahan semua emosinya sedari tadi. Entah kapan akan meledak.

"Caca, sudah..., ayo kita pulang." ujar Tante Kiara.

"Caca, nanti kita beli permen," ujar Kak Bagas ikut menenangkan Caca yang berontak dari rangkulan Zaff.

Percaya atau tidak, Zaff hanya membisu sedari tadi. Ia tak berekspresi, bahkan membuat sebagian pelayat membicarakan Zaff karena ekspresinya yang terlihat tidak sedih sama sekali. Entah Zaff yang begitu tegar atau Zaff yang memang sudah kehilangan semuanya, bahkan air matanya sudah kering untuk menangis.

"Kita pulang ya, Ca," ucal Zaff menggendong paksa Caca yabg terus meronta.

"Gak mau!"

Netta menangkup mulutnya, melihat semua kesedihan di pamakaman Irma yang begitu miris. Tangisan Caca yang ikut menggores luka dihatinya. Ia seperti merasakan hari itu, hari dimana ia kehilangan semuanya.

Sambil berjalan mengikuti langkah Zaff dan keluarga nya. Netta menahan tangisnya.

===|===

"Makasih ya, Netta. Sudah mau menemani Zaff dan Caca. Tante berhutang sama kamu," ujar Kiara.

"Gak papa kok, tan, saya turut berduka cita." ucap Netta dan mendapat senyum ramah dari Kiara.

"Hari mulai malam, Zaff akan antar kamu."

"Gak usah, tan. Saya bawa mobil," sanggah Netta.

"Net, gue antar lo pulang." ujar Zaff tiba-tiba menyela pembicaraan Kiara dan Netta.

"Iya, Netta. Kamu di antar Zaff aja ya?" ujar Kiara meyakinkan dan mendapat anggukan pasrah Netta.

Jujur saja, Netta sedang marah dengan Zaff. Setelah apa yang terjadi hari ini, ia merasa sangat lelah. Semuanya berlalu begitu cepat, bahkan tentang Irma yang tiba-tiba saja pergi.

My Fierce Girl [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang