Merasa ada yang menyentuh kepalanya, Ana terbangun dari tidur dan di dapatnya Leni sedang duduk di pinggir ranjang sambil mengusap rambut Ana.
"Bunda, ngapain." tanya Ana yang masih setengah sadar.
"Kamu gak sekolah?" Leni membalik tanya.
"Masih pagi juga kok Bun. Udah ih Ana masih ngantuk." jawabnya sambil menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
"Pagi dari mana. Coba liat jam berapa sekarang." menoyor kepala anaknya. "Sakit Bunda... jahat banget ih." ujar Ana dengan nada kesal sambil melirik ke arah jam yang tertempel manis di dinding berwarna biru.
Ana melotot melihat jam sudah pukul setengah tujuh lewat sepuluh menit. "BUNDAAAAA." tanpa aba langsung loncat dari kasur dan berlari menuju kamar mandi.
Leni hanya menutup kedua telinganya mendengar suara cempreng milik anak gadisnya lalu pergi dari kamar Ana.
🍒
"BUN. ANA BERANGKAT YA. ASSALAMUALAIKUM." ucap Ana dengan tergesah-gesah.
"WA'ALAIKUMSALAM."
Setelah menutup gerbang rumahnya Ana berjalan dengan cepat sesekali berlari.
Jam ditangan kiri Ana sudah menunjukan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Itu artinya, waktu Ana untuk sampai ke sekolah hanya sedikit.
Untung jarak rumahnya ke sekolah tidak begitu jauh hingga tidak membutuhkan waktu yang lama. Ana merasa bersyukur akan hal itu.
"Kenapa bisa bangun siang Ana!" umpatnya yang kesal dengan diri sendiri.
"Ya allah semoga Ana gak terlambat ya allah. Kasih---"
"ASTAGHFIRULLAH." teriak Ana, yang terkena cipratan air jalanan akibat ulah si pengendara motor yang seperti sedang mengejar sesuatu.
Seragam sekolah yang awalnya berwarna putih bersih, seperkian detik berubah menjadi kuning di beberapa titik.
Ana merasa ingin putar balik dan pulang ke rumah. Tapi sayang, gerbang sekolah sudah ada di depan mata.
Tepat langkah terakhir gadis itu di barengi dengan Pak udin yang hendak menutup gerbang.
"Eh pak tunggu." seru Ana dengan menahan gerbang. Pak udin selaku satpam SMA Rajawali menatap Ana dari atas hingga bawah. Lalu detik berikutnya ia membiarkan Ana untuk masuk.
Setelah berhasil meloloskan diri dari gerbang sekolah. Sekarang Ana kembali berjalan dengan langkah lebar melewati sepanjang lorong kelas sebelas IPA dan semua murid yang masih berada di luar kelas menatapnya dengan tatapan keheranan, bahkan ada yang terang-terangan menatapnya dengan jijik karena penampilan gadis itu yang urak-urakan.
Sesampainya di depan kelas, ia menghembuskan nafasnya lega.
Lisa yang melihat Ana datang dengan baju kucel, rambut berantakan, mengernyitkan dahinya. "Lo Ana kan?" tanya Lisa.
"Lo pikir siapa hm?" Ana balik bertanya.
"Penampilan lo kucel banget sumpah. Kok bisa sih, Na?" tanya Lisa yang tak henti-hentinya memperhatikan penampilan teman sebangkunya.
"Gue kesiangan." jawab Ana yang masih mengatur nafasnya.
"Kesiangan atau main becekan dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga (Completed)
Teen Fiction'karena gengsi, mengalahkan semuanya.' -----------------------------•••----------------------------- • Dirga Saputra, salah-satu murid di SMA Rajawali yang terkenal suka membully dengan kedua temannya: Aldy dan Rafa. Meski begitu, hanya Dirga lah ya...