DIRGA (10)

5.8K 232 0
                                    

"Dari mana aja lo?" tanya Dirga saat melihat Aldy berjalan sendirian di koridor sekolah.

Sepuluh menit yang lalu bel istirahat telah berbunyi. Aldy segera pergi meninggalkan perpustakaan untuk kembali ke kelas.

"Tidur di perpus." jawabnya seraya duduk di bangku yang depan kelas. Di ikuti juga oleh kedua temannya.

"Parah gak ngajak-ngajak." seru Rafa.

"Males gue ngajak lo. Lo suka berisik!" jawabnya dengan ketus.

Rafa hanya mengumpat tidak jelas mendengar jawaban Aldy.

"Hai Amel. Cantik banget hari ini. Lima ribunya dong."

"Emang gue emak lo?!" jawab perempuan yang di sapa Rafa dengan ketus.

"Sok cantik dih!" balas Rafa tak kalah ketusnya juga.

"Hahaha lo sih muji orang tapi ada mau nya." kata Dirga tertawa.

"Ya kali gratis. Jaman sekarang mana ada yang gratisan, Ga."

"Sok iye dah lo. Bilang aja duit jajan lo di tahan nyokap lo kan." sambar Aldy.

"Sok tau lo, Al."

Selang beberapa waktu Lisa dan Ana berjalan melewati ketiganya hendak menuju kantin.

"Ana ada salam nih dari Dirga." celetuk Rafa.

Dirga merasa namanya disebut sontak ia mendongakkan kepala menghadap Rafa dan Ana bergantian. "Apaan sih Raf."

"Kantin ya, Na?" tanya Dirga pada Ana. Gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk.

"Cepet pergi sana! Muak gue liat muka lo cupu. Lisa mendingan dia cantik. Lah lo? Cantik juga kagak!" sewot Aldy tiba-tiba dengan tatapan tajamnya. Siapa saja yang melihatnya pasti akan langsung pergi ketakutan. Tapi kali ini tidak untuk Ana.

"Gue juga gak mau kali di liatin lo."

Rafa membentuk ekspresi tak percaya ketika mendengar ucapan Ana. "Waduh udah mulai berani nih si cupu."

"Ya udah Na yuk pergi. Gak usah di ladenin." ajak Lisa agar temannya itu tidak dibully terus-terusan.

Ana melirik kearah Dirga yang tersenyum tipis kearahnya. Sangat tipis. Lalu kembali menatap Aldy yang juga menatapnya tajam. "Apa lo liat-liat." ketus Aldy lagi.

Gadis itu tak memperdulikan lagi. Lalu berjalan pergi dari sana.

Dirga yang melihat sikap Aldy pada Ana hanya diam. Tak berniat ikut campur, dengan alasan yang sama: Gengsi.

🍒

"Lisa."

"Iya Na, kenapa?"

"Kenapa Aldy tuh kayak benci banget ya sama gue?" tanya Ana sembari meminum es teh nya.

"Dia gak benci sama lo, Na. Mungkin dia lagi ada masalah. Makanya sikap dia kayak gitu."

"Masa punya masalah nya hampir tiap hari Lis. Terus marahnya ke gue mulu."

"Gak usah di pikirin ih. Anggap aja angin lewat. Orang kayak dia kalau di ladenin malah makin jadi?" Ana hanya mengangguk mengiyakan ucapan Lisa.

"Kalo lo sama Dirga punya hubungan apa? Kok kayak beda gitu sama lo." tanya Lisa penasaran.

"Beda gimana?" tanya Ana balik.

"Dia kan satu geng tuh sama Aldy sama Rafa. Mereka berdua kan suka ngebully lo. Tapi kalo Dirga, gue belum pernah tuh liat dia ngebully lo?"

"Jadi lo pengen, liat gue dibully juga sama Dirga, gitu?" tanya Ana dengan nada kesal.

"Yee gue kan cuma nanya, Na. Emosian lo ah."

Lisa yang tidak mendapatkan jawaban apapun hanya mendengus kan nafasnya kecewa.

"Ya udah ayok ke kelas. Bentar lagi bel masuk." ajak Lisa.

"Eh tapi udah lo bayarkan ini." tanya Ana pada Lisa yang hendak pergi dari sana.

Lisa hanya menganggukkan kepalanya tanda ia memang sudah membayar makanan serta minumannya.

Ana merangkul Lisa, "jadi gak enak nih di traktir terus. Rajin-rajin ya Lis."

"Namanya juga teman, Na. Ya harus gitu."

"Tapi lain kali gantian lah." imbuhnya melanjutkan.

Ana terkekeh seraya memberikan dua jempolnya, "pasti dong."

🍒🍒

Dirga (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang