Happy Reading!🌟
•
•
•
Minggu pagi yang cerah sama seperti suasana hati laki-laki yang kini berdiri menata rambutnya di depan lemari kaca. Lengkungan di bibir dapat menggambarkan betapa senangnya ia hari ini."Pantes aja tuh cewek-cewek kalo liat gue pada lebay semua. Kegantengan gue emang gak di ragukan lagi." ujarnya pada diri sendiri.
Ia mengambil jaket jeans dari dalam lemari dan memakainya. "Selesai." ucapnya ketika menyudahi semuanya.
Ia berjalan keluar rumah tanpa berpamitan pada orang di rumahnya karena kedua orang tua nya sedari pagi tadi sudah berangkat bekerja. Menurut orang tua nya meskipun ini hari minggu, bukan berarti hari libur untuk berdiam diri di rumah. Justru saat semuanya berlibur, maka kesempatan mereka untuk mendapatkan uang lebih banyak dari hari sebelumnya.
Ya. Kedua orang tua nya bekerja di sebuah toko baju milik keluarga yang berada di pasar Ibu kota.
Setelah menyalakan motor merah besarnya, Aldy langsung menancapkan gas dengan kecepatan di atas rata-rata.
Selang beberapa waktu Aldy tiba di tujuannya. Ia memarkirkan motornya di depan pagar berwarna hitam.
Terdapat pria paruh baya yang sedang membaca koran di teras rumah. Aldy mendekat, "assalamualaikum om.." salam Aldy.
Pria paruh baya tersebut mendongak melepaskan kaca mata minus nya, "iya, wa'alaikumsalam." balasnya.
"Ana nya ada om?" tanya Aldy.
"Ada. Ayok masuk dulu." ajak Fadli dan di ikuti Aldy di belakangnya.
"Tunggu ya. Om panggilin dulu." Aldy menurut, ia duduk di ruang tengah sembari melihat-lihat foto keluarga yang tertempel manis di dinding coklat.
"Ana..." panggil Fadli membuka kamar Ana yang kebetulan tidak di kunci.
"Iya Yah, ada apa?"
"Ada teman kamu di bawah." Ana mengernyitkan dahinya. Temannya, siapa? Temannya yang sering kerumah hanya Lisa. Tetapi semenjak hubungan nya dengan Lisa merenggang, Lisa pun sudah tak pernah lagi main ke rumahnya.
"Cewek apa cowok, Yah?" tanya Ana.
"Cowok. Yang nganterin kamu waktu itu.."
Detik selanjutnya ia teringat dengan janjinya pada Aldy semalam. Sungguh ia lupa. Untung saja ia sudah mandi, juga penampilannya saat ini tak begitu kusut.
"Oh ayok, Yah.." Ana dan Fadli berjalan bersamaan. Saat di anak tangga terakhir, Fadli berbelok menuju halaman belakang.
"Aldy..." panggil Ana.
Ana mendudukan tubuhnya di depan Aldy, "maaf ya Al, gue belum siap-siap. Gue lupa kalau ada janji sama lo hehe..." ujar Ana terkekeh karena merasa tak enak pada laki-laki di depannya saat ini.
"Iya Na, gak papa. Ini juga baru jam dua kan. Santai aja gak usah buru-buru."
"Mentang-mentang mau jalan sama cowok ganteng se-SMA Rajawali." imbuhnya membanggakan diri.
Ana yang mendengarnya pun sontak bergaya seperti orang yang ingin muntah, "ada kantong kresek gak nih. Mau muntah denger lo ngomong kayak gitu."
"Jujur juga gak papa kali Na hahaha..."
"Cukup ya sesi promosinya ya. Gue mau ganti baju dulu."
"Gue ganti baju paling bentar minimal dua jam-an. Jadi harus sabar ya pangeran."
"Pangeran kodok." bisik Ana seraya menjulurkan lidahnya membuat Aldy geleng-geleng seraya terkekeh geli melihat tingkah gadis itu.
Dua puluh menit sudah berlalu. Ana kembali dengan pakaian yang sudah berganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga (Completed)
Teen Fiction'karena gengsi, mengalahkan semuanya.' -----------------------------•••----------------------------- • Dirga Saputra, salah-satu murid di SMA Rajawali yang terkenal suka membully dengan kedua temannya: Aldy dan Rafa. Meski begitu, hanya Dirga lah ya...