DIRGA (32)

11.8K 324 37
                                        

"Jadi Rafa sukanya sama Lisa bukan Ana?" ucap Aldy membatin, kini rasa bersalahnya bertambah setelah mendengar pengakuan Rafa. Bahkan saat ia mengira Rafa menyukai Ana, ia memilih untuk menjauhinya tanpa mendengarkan penjelasan Rafa terlebih dahulu.

"Lo suka sama... Lisa?" tanya Aldy meyakinkan.

"Iya gue suka Lisa. Kenapa? Ngerasa bersalah? Udah gak penting! Sekarang itu yang penting, Lo!" ujar Rafa seraya menunjuk Dirga.

"LO BRENGSEK GA! BAHKAN LO MAININ DUA CEWEK SEKALIGUS!" teriak Rafa dengan memukul wajah Dirga, lagi.

"RAFA STOP!" teriak Ana dari ambang pintu.

Gadis itu memasuki ruangan yang penuh debu ini dengan menangis. Ia juga tak menyangka selama ini Dirga yang terlihat lembut dengan Lisa ternyata hanya kebohongan belaka. Dan itu karena dirinya agar bisa membenci Dirga, sekaligus Aldy bisa mendekati nya.

Jadi apa yang diucapkan Aldy sewaktu mereka di halte itu benar. Aldy menyukai dirinya.

Juga sikap Dirga padanya yang terkadang masih sama seperti saat mereka masih berhubungan baik beberapa bulan lalu. Ternyata laki-laki itu masih mencintainya.

Ini Rumit. Aldy yang menyukai Ana lebih dulu harus belajar ikhlas demi Dirga meski dengan cara membully gadis itu. Seiringnya waktu Dirga mengetahui tentang perasaan temannya pada gadis yang disukainya pun melakukan hal yang serupa.

Sedangkan Rafa, harus bersabar karena sebuah kesalahpahaman mengakibatkan dirinya dijauhi oleh Dirga dan Aldy.

Ana melangkahkan kakinya mendekat pada tiga laki-laki ini. Air matanya yang sedari tadi di tahan pun lolos begitu saja membasahi kedua pipinya.

"Lo. Jahat. Dirga!" Ana memukul bahu kanan Dirga.

"Na..." seru Dirga berusaha memegang kedua tangan Ana yang dengan cepat dijauhi gadis itu.

"Aku sadar Na, cara aku ini salah. Aku udah ngerusak persahabatan kamu sama Lisa. Tapi aku ngelakuin karena ada alasannya."

"Aldy suka sama kamu. Dia udah sejak lama suka sama kamu, itu juga alasannya kenapa dia suka ngebully kamu dulu... aku ngelakuin ini biar kamu gak dibully lagi, dan kalian bisa dekat.."

"Tapi Na, kalo boleh jujur aku masih cinta sama kamu. Bahkan mama suka nanyain kamu terus. Kamu berhasil ngambil hati aku juga hati mama..."

"Itu yang buat aku susah move on sama kamu, Na.." imbuh Dirga berlutut didepan Ana.

Ana masih diam dan terus saja menangis mendengar penuturan laki-laki ini. Tetapi matanya enggan hanya untuk menunduk sedikit demi menatap muka Dirga.

"Ana..." panggil Aldy.

"Bukan Dirga yang salah, tapi gue. Gue terlalu gengsi buat ngungkapi perasaan gue sama lo dari awal."

"Sampai akhirnya Dirga tau semuanya, dan dia rela ngorbani perasaannya demi gue."

"Maaf, Na. Gue akan belajar ikhlas kalo lo emang gak bisa sama gue. Lo bahagia gue juga bahagia."

"Lo maafin dia ya... Biar kalian balikan..."

"Nggak Al. Biar gue yang ikhlasin Ana buat lo.." timpal Dirga yang menolak saran Aldy.

"Gue...gue gak milih siapa-siapa. Kalian udah bersahabat dari lama. Dan gue gak mau ngerusak persahabatan kalian." ucap Ana memantapkan pilihannya. Yang sejujurnya ini adalah pilihan berat untuknya. Tapi ia tak mau egois hanya karena cinta, ia rela merusak persahabatan mereka.

"Ana tolong kasih Dirga kesempatan buat memperbaiki kesalahannya selama ini sama lo." pinta Aldy seraya menggenggam tangan Ana. Tetapi, tangan itu langsung dilepaskan oleh pemiliknya. "Nggak Al. Untuk sekarang gue gak bisa, dan maaf juga buat lo, gue belum bisa nerima perasaan lo."

"Dengan siapapun gue berjodoh nanti. Gue harap kejadian ini gak akan terulang lagi."

"Dirga makasih untuk semuanya. Gue tau lo orangnya baik dan pertahankan hubungan lo sama Lisa, dia orang yang baik juga. Gak ada penyesalan di awal, jadi sayang kalo lo sia-sia in dia kayak lo nyia-nyiain gue. Salam juga buat mama lo..." ujar Ana.

Sedang Rafa hanya diam menyaksikan ketiganya. Ia kagum melihat ketegaran Ana, meski ia tahu rasa sakit yang dirasakan gadis itu.

Dari Ana ia belajar bahwa rasa cinta bukan hanya untuk diri sendiri melainkan bagaimana kita bisa menebarkan rasa cinta itu ke orang lain. Karena tujuan mencinta adalah saling membahagiakan bukan mementingkan ego diri sendiri.

Bagaimana bisa saling cinta jika tak bisa saling bahagia. Tetap percaya, yakin, dan sabar jikalau yang baik akan dipertemukan dengan yang baik pula.

Laki-laki itu menarik tangan Ana, juga tangan Aldy untuk lebih mendekat pada Dirga yang masih terduduk lemah dengan air mata yang mulai menetes.

Rafa membantu Dirga berdiri, "Berdiri Ga, Jangan lemah! Kalo lo beneran cinta sayang sama Ana, tetap percaya dan yakin dengan jalannya Allah."

"Berdoa semoga diantara kalian akan dipersatukan dalam ikatan yang lebih halal. Kalo bukan sekarang ya tunggu aja. Semua ada waktunya. Kalo jodohnya Ana bukan diantara kalian berdua, ya udah berarti itu emang yang terbaik yang Allah takdirkan." nasihat Rafa pada kedua temannya seraya mencoba memecahkan keheningan.

"Mulai hari ini kita berempat menjadi sahabat. Gak ada lagi kata bully."

"Oke, sahabat!!" seru Rafa dengan mengulurkan telapak tangannya ketengah-tengah mereka berempat.

Ana senang dengan sikap Rafa yang dapat menenangkan suasana. Ia menimpah tangan Rafa dengan tangannya lalu di ikuti Aldy dan Dirga.

"SAHABATTT!!!" seru mereka berempat menaikan tangan mereka dan menciptakan lengkungan dibibir masing-masing.

---END--

🍥🍥🍥

Makasih buat yang mau baca DIRGA sampe akhir cerita... yang mau ngasih vottment setiap part-nya. Itu buat aku jadi tambah semangat buat nulis cerita pertamaku ini sampe selesai hehe💙😁

Dan maaf kalau endingnya gak sesuai sama ekspektasi kalian wahahaha😌😋 Tapi jangan khawatir. DIRGA AKAN SEGERA DI BUKU KAN.
Aku janji deh di versi buku nanti gak akan gantungin kalian lagi karena aku tau di gantung itu gak enak wehehehe..

Love!❤️

Follow ig: Juwitakrniani

Dirga (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang