Dirga: Laki-laki berbadan jangkung dengan tatapan dingin, serta kedua tangan yang berada di saku celana sekolah berjalan melewati koridor kelas sebelas dengan di temani dua temannya: Aldy dan Rafa.
Sebagian pasang mata yang berada di koridor kini terkunci pada sosok tiga laki-laki tersebut. Bahkan diantara mereka ada yang tak sungkan berteriak histeris. Sebagian lainnya seolah enggan menatap Dirga CS karena takut dengan aura dingin yang di miliki salah-dua dari mereka: Dirga dan Aldy.
Dirga, Aldy, dan Rafa: Tiga sosok laki-laki yang mempunyai banyak penggemar di SMA Rajawali. Selain terkenal di kalangan murid, pun mereka bertiga terkenal di kalangan guru. Sebagai tukang onar yang suka ngebully.
Berbeda saat kelas sepuluh. Di kelas sebelas ini mereka disatukan dalam satu kelas yang sama yaitu 11 IPA 2. Entah apa alasan dan tujuan guru menyatukan mereka.
Berada di kelas IPA membuat mereka menyombongkan diri. Padahal mau IPA atau IPS kan sama saja. Masing-masing memiliki sisi enak dan tidak enak. Toh anak IPA belum tentu nantinya akan sesukses anak IPS. Begitu juga dengan sebaliknya.
Jangan suka memandang rendah suatu hal. Karena terkadang kita sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita kedepannya.
"Gak nyangka gue bisa masuk kelas IPA." seru Aldy dengan terkekeh sembari mendudukkan pantatnya di kursi di ikuti oleh Rafa dan Dirga.
"Sama. Gue juga. Kalo lo, Ga? Gimana perasaan lo?" tanya Rafa pada Dirga. "Secara kan nilai kita bagus semua." sambungnya.
Aldy terkekeh, "kata emak gue kok bisa Dy dari dua belas mata pelajaran cuma nilai penjaskes yang bukan merah." ujarnya menirukan ucapan Mama nya.
"Terus lo jawab apa?" tanya Rafa yang tertarik dengan cerita Aldy.
"Ya gak papa Ma. Lagian Aldy kan suka dengan warna merah." Rafa tergelak mendengar cerita Aldy. Sedang Dirga yang seolah tak tertarik mendengarkan cerita temannya, sedari tadi hanya diam dengan tatapan lurus ke depan. Tertuju pada satu arah yang sedari tadi menarik perhatiannya.
🍒
"Ana. Ya ampun, gak nyangka gue akhirnya satu kelas lagi sama lo." seru seseorang yang tampak ceria menyambut kedatangan Ana.
"Alhamdulillah." jawab Ana singkat dengan mimik muka yang datar.
Lisa yang menyadari mimik muka datar Ana, merasa heran. "Kok lo keliatan gak seneng satu kelas lagi sama gue." tanya nya dengan memajukan bibir bawahnya.
"Bukan gitu. Gue cuma agak gimana gitu satu kelas sama mereka bertiga." ujar Ana sembari menunjuk ke pojok kelas dengan dagunya.
Lisa paham maksud Hana. "Udah gak usah di pikirin."
Selanjutnya Ana dan Lisa lanjut bercerita dengan topik berbeda. Tak henti-hentinya mereka berdua tertawa karena cerita masing-masing.
Di sela tawanya tanpa sengaja matanya menatap sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka berdua dengan tatapan dingin.
Dengan rasa cemas, Ana segera mengalihkan pandangannya lalu menetralkan kembali wajahnya.
"Tenang Ana tenang! Dia cuma natap bukan ngebully." ujar Ana membatin.
🍒
"Lah kenapa mukanya kek takut gitu pas gue natap dia?" Dirga bertanya-tanya dalam dirinya akan reaksi gadis yang sedari tadi menarik perhatiannya.
"Woi!"
"Ya elah nih anak dari tadi diajak ngomong, diem mulu."
"DIRGAA!" ujar Rafa dengan lantang yang membuat seisi kelas menoleh ke sumber suara, Pojok kelas. Terkecuali, gadis yang masih mencoba menetralkan pikirannya.
Dengan mimik muka khas orang kaget, Dirga menatap Rafa. "Eh iya ada apa, Raf?"
"Ada apa, ada apa. Lo itu ada apa dari tadi di ajak ngomong malah asik bengong."
"Tau tuh, ngeliat siapa sih. Penasaran gue mata lo ke sana mulu dah." saut Aldy sambil memutar tubuhnya. Karena posisi Aldy dan Rafa membelakangi seseorang yang sedari tadi di tatap oleh Dirga.
Merasa penasaran dengan sosok perempuan yang ada di depan sana. Aldy berdiri dan berjalan menghampiri.
"Mau kemana, Al?" panggil Rafa. Tapi tak di hiraukan oleh yang punya nama.
Aldy berdiri di depan meja murid perempuan yang di hampiri nya dengan kedua tangan berada di saku celana.
"Kenapa Al?" tanya Lisa.
"Gak." jawabnya dengan sibuk memperhatikan wajah Ana yang sedang menunduk.
"Nama lo siapa?" tanyanya langsung dengan nada seperti ingin mengintimidasi.
Merasa pertanyaan tersebut diajukan untuk nya, Ana pun mendongakkan kepala. "Ana." jawab Ana singkat sembari menampilkan senyum kaku.
Aldy sedikit kaget dengan wanita yang baru saja di tanya nya. Tetapi ia berusaha menetralkan wajahnya kembali dan detik berikutnya ia kembali ke kursinya.
"Namanya Ana." ujar Aldy.
"Lo ngomong sama siapa?"
"Sama temen lo tuh. Yang dari tadi ngelamun." jawab Aldy menunjuk Dirga dengan dagunya.
"Namanya Ana, Ga." ulang Rafa pada Dirga.
"Gue denger, Raf. Gak usah di ulang juga kali." sewot Dirga dan langsung berdiri meninggalkan kelas.
"OH JADI ITU SELERA LO, GA. CEWEK CUPU!" teriak Aldy pada Dirga yang hampir menghilang dari pintu kelas 11 IPA 2 disertai dengan tawa nada mengejek. Dan itu di dengar oleh semua murid yang berada di dalam kelas tanpa terkecuali.
Ana yang mendengar itu, hanya menundukkan kepalanya lagi dan lagi. Walaupun ia tak tahu siapa yang dimaksud Cupu itu. Tetapi ia cukup merasa kalau ia lah yang di maksud Aldy.
"Kumat tuh penyakit. Baru juga masuk kelas baru udah lemes aja mulutnya." cercah Lisa menatap sinis ke arah Aldy.
🍒🍒🍒
![](https://img.wattpad.com/cover/152855598-288-k491831.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga (Completed)
Teen Fiction'karena gengsi, mengalahkan semuanya.' -----------------------------•••----------------------------- • Dirga Saputra, salah-satu murid di SMA Rajawali yang terkenal suka membully dengan kedua temannya: Aldy dan Rafa. Meski begitu, hanya Dirga lah ya...