DIRGA (29)

4.6K 197 0
                                        

Dirga membuka mata, menatap Lisa yang kini sedang membersihkan darah di pelipis matanya. "Lo sengaja kan?" tanya Dirga.

Lisa menghentikan gerakannya, "apa?" tanya Lisa balik tak mengerti maksud Dirga.

"Lo sengaja kan buat keributan disini?" Perjelas Dirga.

"Nggak. Emang aku lagi pengen eskrim aja. Emang salah kalau aku nyapa temen sendiri?"

"Malah kamu duluan yang nyindir-nyindir dia." Setelah mengatakan itu, Lisa berjalan menuju stand eskrim.

Lima menit kemudian, ia kembali dengan membawa dua eskrim rasa coklat. "Nih." ujarnya mengulurkan eskrim pada Dirga.

Setelah makan satu suapan, Dirga berdiri pergi meninggalkan Lisa juga eskrim nya.

Gadis itu hanya tersenyum sinis melihat tingkah Dirga. Ia merasa besok akan ada pertunjukan yang sangat menarik untuk ditonton.

"Kita liat besok." gumamnya lalu menyusul Dirga.

🍒

"Alasannya... karena..."

"Karena apa?" desak Ana pada Aldy yang menggantung ucapannya.

Tetapi Aldy tetap diam, entah kenapa bibirnya serasa kaku untuk melanjutkan ucapan nya.

Merasa tak mendapatkan respon, Ana mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

"Ini beneran nomor lo?" tanya Ana memperlihatkan deretan angka yang pernah mengirimkannya pesan. Aldy menatap diam.

"Jadi lo yang selama ini suka kirim pesan ke gue. Waktu lo suka ngebully gue juga lo ngirim pesan ini kan?"

"Gue bingung sama lo Al. Lo dulu kayak benci banget sama gue, yang gue aja gak tau alasannya apa. Pas gue tanya sekarang, lo malah diam aja."

"Terus gue juga gak tau alasan lo kenapa tiba-tiba berubah jadi baik banget sama gue. Sekarang lo kalo ngomong lembut, mata lo teduh. Beda sama sebelumnya."

"Sebelumnya lo kalo ngomong suka kasar, mata lo tajam." ucap Ana terus-terusan tak membiarkan Aldy untuk bicara.

"Kata lo itu semua ada alasannya, tapi apa alasannya?" tanyanya sekali lagi.

"Apa benar lo suka sama gue?"

"Hahaha... gak mungkin. Kan kata lo sendiri kalau gue itu jelek, cupu, kampungan." Ana tertawa kecil.

"Aldy... lo masih dengar gue kan? Gue harap lo gak tiba-tiba budeg demi menghindar pertanyaan gue barusan."

"Entar lo tau sendiri, Na, alasan kenapa gue kemarin-kemarin suka ngomong kasar ke lo, natap lo dengan tajam. Lo bakal tau dengan sendirinya." jawab Aldy tanpa menatap Ana.

"Kenapa gak sekarang aja?"

"Gue gak berani ngungkapin nya langsung ke lo. Gue terlalu pengecut, Na."

"Ya udah ayok pulang. Udah mau maghrib, gak baik." ajak Aldy beranjak dari sana dengan menggenggam tangan Ana yang mau tak mau gadis itu ikut beranjak pergi dari halte.

Setelah Ana naik ke motor Aldy. Laki-laki itu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ia tak mau terlalu cepat, karena ia sadar ini maghrib. Takut-takut ada kecelakaan yang tak diinginkan.

Di tengah perjalanan, Aldy berinisiatif mengajak Ana mampir ke sebuah cafe. Sedari siang tadi ia belum mengajak Ana makan, pasti gadis itu sudah merasakan lapar. Terlebih lagi gadis di bonceng nya saat ini habis dari menangis. Bukankah sudah menjadi rahasia umum kalau perempuan habis nangis pasti lanjut makan.

Dirga (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang