Sejak kejadian itu, Rafa kini di jauhi oleh kedua temannya. Berbeda dengan Aldy, Dirga tidak menjauhi Rafa sepenuhnya. Hingga sekarang pun ia masih suka bertegur sapa dengan Rafa. Karena Dirga merasa memang ada kesalahpahaman antara Aldy dan Rafa.
Dirga yang sedari tadi gulingan seraya memandangi langit-langit rumahnya merasakan kebingungan, antara ingin menyatakan perasaannya pada Ana atau tidak.
Ia takut Rafa benar-benar memiliki rasa pada Ana. Lalu mereka jadian. Dirga tak ingin kehilangan gadis itu. Tapi sejujurnya, ia tak tahu cara menyatakannya. Baginya inu pertama kalinya menyatakan cinta pada seseorang. Dirga malu jika menyatakannya secara langsung, takut gadis itu menolak. Melihat jarak antara kedua nya sedikit merenggang belakangan ini.
Sebuah ide terlintas di benaknya. Ya, ia kan menggunakan ide itu dengan sangat taking. Jikapun ia akan di tolak, gadis itu juga tak akan bisa melihat muka malu campur kecewanya.
Dirga merubah posisinya menjadi duduk. Lau mengambil ponsel miliknya di atas nakas.
Dirgasa: Ana
Dua menit kemudian ponselnya berbunyi, benar saja itu adalah balasan dari pesannya tadi.
Anaseptiana: Iya Dirga?
Dirgasa: Aku mau tanya, Na. Boleh?
Anaseptiana: Tanya aja, Ga.
Dirgasa: Kamu benar pacaran sama Rafa?
Anaseptiana: Hahaha, ya nggak lah, Ga. Rafa itu suka sama seseorang tapi bukan aku. Emang kenapa?
Dirga terkejut membaca balasan dari Ana, "Jadi benar ini hanya salah paham? Maafin gue, Raf." ujar Dirga dengan perasaan bersalah.
Dirgasa : Emang Rafa suka sama siapa, Na?
Dirga sungguh merasa menyesal sudah ikut-ikutan menjauhi Rafa. Tetapi, Rafa tak pernah bercerita jika ia sedang menyukai seseorang. "Kenapa Rafa malah ceritanya sama Ana?"
Selang beberapa waktu, ponselnya kembali berbunyi membuat lamunannya buyar seketika.
Anaseptiana: Maaf, Ga. Kata Rafa ini rahasia. Maaf ya..
Dirga merasa kecewa mendapat balasan seperti itu, tapi tak apa. Ia bisa menanyakan langsung hal ini pada Rafa agar kesalahpahaman ini selesai.
Dirgasa: Oh yaudah, Na. Gak papa.
Lima menit tak ada balasan dari gadis itu, Dirga mencoba mengirimkannya pesan kembali.
Dirgasa: Ana, aku mau nanya lagi, boleh?
Anaseptiana: Boleh kok.
Dirga merasakan gugup setengah mati.
Dirgasa: Kamu udah punya pacar?
Anaseptiana: Belum, Ga.
Dirgasa: Aku suka sama kamu, Na.
Di sisi lain di tempat yang berbeda. Ana yang sedari tadi hanya gulingan di kasurnya, terlonjak kaget membaca pesan dari Dirga. Ini yang di tunggu Ana selama ini. Ungkapan dari perasaannya. Sungguh Ana menunggu ini sudah sejak lama.
Tapi gadis itu bingung untuk balas apa.
Anaseptiana: Iya Ga, terus?
Dirgasa: Kamu mau jadi pacar aku, Na?
Percayalah, Dirga mengirimkan kata-kata itu harus berpikir beberapa kali dulu. Ia takut jika di tolak oleh Ana.
Saat ini Dirga jantungnya berdetak hebat. Sedari tadi pun ia terus berjalan mondar-mandir layaknya setrikaan.
"Semoga di terima."
"Terima, Na."
"Ayo terima."
Begitu juga yang di rasakan Ana setelah membaca pesan Dirga. Ia gugup sekaligus bingung ini nyata atau mimpi. Ana mencubit pipinya dengan keras, "Awh sakit bege."
"Jadi ini beneran nyata, nggak mimpikan." gumamnya.
"Terima. Nggak. Terima. Nggak. Terima." ujar Ana menghitung dengan jarinya.
"Ya udah terima aja, kan sayang kalau di tolak."
Sedangkan Dirga yang menunggu balasan pesannya itu harap-harap cemas. Pasalnya sudah hampir sepuluh menit Ana tak membalasnya. Rasa takut akan di tolak menghilang seketika, sesaat Ana membalas pesannya.
Dengan cepat ia membuka pesan, dan betapa gembiranya Dirga saat membaca pesan itu.
Anaseptiana: Iya Dirga, aku mau:)
Hilang sudah rasa ketakutannya akan di tolak. Nyatanya sekarang Ana menerimanya. Ana sudah menjadi pacarnya. Pacar pertama Dirga.
Dirgasa: Makasih ya Ana, sudah mau nerima aku. Oh iya besok pulang bareng ya, Na.
Sejujurnya Dirga ingin sekali memanggil Ana dengan embel-embel 'sayang' atau 'beb' seperti orang pacaran pada umumnya. Tapi ia masih malu untuk melakukan hal itu.
Anaseptiana: Iya Dirga..
Jawab Ana singkat, tapi tak masalah bagi Dirga. Karena ia juga tahu bahwa Ana sebelumnya belum pernah berpacaran sama seperti dirinya.
Dirgasa: Ya udah kamu tidur ya. Udah malam. Sampai ketemu besok, Ana❤
Berbeda dengan Dirga yang sudah merasa tenang. Di sisi lain, Ana masih tidak menyangka jika malam ini malam terindah untuknya.
Ia dan Dirga sudah resmi berpacaran. Walaupun yang di harapkan Ana, Dirga akan seperti pangeran wattpad nya yang menyatakan perasaannya secara langsung, di taman yang indah, juga memberi bunga serta coklat. Tapi tak apa, seperti ini saja sudah membuatnya senang setengah mati.
Pesan dari Dirga tak di balasnya. Ia sangat-sangat merasa kegirangan. Pasti malam ini ia akan susah tidur lagi. Kebiasaan Ana jika mendapatkan hal yang membuatnya bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga (Completed)
Ficção Adolescente'karena gengsi, mengalahkan semuanya.' -----------------------------•••----------------------------- • Dirga Saputra, salah-satu murid di SMA Rajawali yang terkenal suka membully dengan kedua temannya: Aldy dan Rafa. Meski begitu, hanya Dirga lah ya...