'karena gengsi, mengalahkan semuanya.'
-----------------------------•••-----------------------------
• Dirga Saputra, salah-satu murid di SMA Rajawali yang terkenal suka membully dengan kedua temannya: Aldy dan Rafa. Meski begitu, hanya Dirga lah ya...
Suasana hening menyelimuti keadaan sekitar. Rafa yang sibuk dengan ponselnya. Sedang Dirga dan Aldy sama-sama diam dengan sorot mata lurus ke depan. Seperti sedang memikirkan sebuah masalah besar.
"Diem-diem bae, ngopi apa ngopi." celetuk Rafa menirukan jargon yang lagi trending saat ini.
Merasa tak mendapatkan respon dari kedua temannya. Rafa kembali menyeletuk dengan asal. "Kacang kacang. Kacang tanah direbus dadakan lima ribu rupiah. Gurih-gurih nyoi."
Dirga dan Aldy tetap diam tak memberikan reaksi apapun. Seolah suara Rafa seperti angin lalu bagi keduanya.
Rafa memandangi wajah Aldy dan Dirga secara bergantian.
Tumben-tumbenan diam seperti ini. Biasanya juga mereka selalu meributkan hal-hal kecil yang berujung besar.
Salah-satu contohnya: saat Rafa dan Dirga asik bermain PS di rumah Aldy. Saat itu juga Dirga tak sengaja menoleh kearah belakang punggungnya. Ia melihat Aldy yang hendak menghisap seputung rokok. Tanpa aba-aba ia segera mengambil benda beracun itu dari Aldy dan langsung membuangnya di tempat sampah yang ada di kamar Aldy. Kejadian sepele itu membuat Dirga marah besar pada Aldy.
Sejak kejadian itu Aldy tak lagi berniat untuk menghisap bahkan menyentuh benda berwarna putih itu. Baginya sendiri hari itu cukup untuk pertama dan terakhir dalam hidupnya.
Ia tak marah dengan sikap kedua temannya yang menjauhinya untuk beberapa hari. Karena ia sadar itu memang salahnya. Dan sejak saat itu juga Aldy percaya pada Dirga dan Rafa yang benar-benar perduli akan dirinya.
Tetapi seiring berjalannya waktu, sedikit banyaknya sikap manusia akan berubah bukan? Seperti saat Aldy mengetahui satu hal yang membuat ia benar-benar kecewa juga selalu menyakiti perasaanya sendiri. Meski begitu ia tetap memilih diam dan menunggu hari itu tiba. Hari ketika ia sudah tak tahan lagi untuk menyimpannya.
Aldy pergi meninggalkan rooftop tanpa berucap. Kebingungan Rafa bertambah melihat sikap Aldy.
Dirga yang menyadari kepergian Aldy berteriak, "mau kemana lo, Al?" Tapi yang punya nama tak mengindahkan pertanyaan Dirga.
"Kenapa sih tuh anak. Kerasukan hantu?" ujar nya pada Rafa.
Rafa mengangkat bahu tanda ia juga tidak tahu. "Dari tadi lo berdua tuh diem bae. Ada masalah lo sama Aldy?"
Dirga memang sadar ia sedari tadi hanya diam. Karena masih sibuk memikirkan rasa bersalahnya pada seseorang. Tetapi ia tak menyadari jikalau Aldy sama seperti dirinya. "Emang Aldy dari tadi kenapa?" Dirga bertanya balik ke Rafa.
"Ya mana gue tahu. Gue kira kalian berdua udah kesambet. Dari awal ke rooftopdiem mulu. Gue ngomong juga gak ada yang peduliin. Nyesek hati dedek di cuekin bang." ujar Rafa dramatis yang membuat Dirga jijik melihatnya. "Lo yang kesambet."
Lalu Dirga berdiri pergi meninggalkan rooftoptersebut.
"Abang tungguin adek bang." seru Rafa dengan suara yang dibuat-buat seperti perempuan jadi-jadian.
Dirga geli mendengarnya, tanpa memperdulikan Rafa, ia berjalan dengan cepat berniat menyusul Aldy.
🍒
Setelah meninggalkan kedua teman nya. Aldy tidak tahu harus kemana. Ke kelas pun tak akan membuat pikirannya tenang.
Ia berjalan sendirian di lorong kelas sebelas, dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana yang membuat beberapa pasang mata menatapnya kagum.
Tiba lah ia sekarang di depan ruangan yang dalamnya penuh dengan buku. Aldy memilih perpustakaan sebagai tujuannya bukan karena ingin membaca buku seperti murid lainnya. Hanya saja ia ingin menuruti rasa kantuknya yang sedari tadi sudah mengundang untuk memejamkan mata.
Setelah menulis namanya di buku daftar pengunjung perpustakaan. Ia pergi ke tempat duduk yang paling ujung juga tertutup oleh rak buku. Ia yakin, ia akan tidur tenang di sana tanpa ketahuan oleh penjaga perpustakaan.
Kurang lebih sudah lima belas menit Aldy berhasil tertidur. Hingga sebuah buku tebal jatuh tepat di wajahnya. Membuat laki-laki berhidung mancung itu terbangun lalu kembali duduk dan mencari tahu siapa yang berani membangunkan tidurnya.
Di seberang rak buku sana terdapat seorang gadis yang sedang berupaya keras mengambil buku di bagian atas rak.
Aldy menghampiri gadis itu. Niatnya yang ingin memarahi gadis itu seketika hilang. Ia terpesona dengan senyuman tipis yang ditampilkan gadis di depannya ini.
Menyadari keberadaan laki-laki itu membuatnya hanya tersenyum kikuk. Takut akan aura dingin yang dimiliki Aldy.
"Buku yang mana?" tanya Aldy dengan suara lembut.
Yang di tanya hanya diam cengo, mendengar penuturan Aldy yang lembut.
"Buku yang mana, yang mau lo ambil?" tanya Aldy ulang
"Oo..ohh itu. Yang itu." tunjuk nya ke buku yang ingin ia ambil dari tadi.
"Segini doang gak nyampe. Nih bukunya."
"Makasih ya Aldy." balasnya dengan tersenyum tipis.
"Iya sama-sama." Setelah Aldy menjawab ucapan terimakasih nya. Ia pergi dari sana meninggalkan laki-laki itu sendirian yang masih tersenyum dan bergumam. "Senyuman sialan."
🍒🍒
Lisa❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.