MR 5

15.2K 885 15
                                    

Keyra Pov

Kalian tau bagaimana rasanya saat kita lagi berdekatan dengan orang yang kita suka? Pasti kalian merasa sangat bahagia bukan? Itulah yang kurasakan saat ini. Bahkan jantungku terus saja deg2an saat berada di dekatnya. Memeluknya membuatku sangat nyaman. Merasakan kehangatan yang menjalar di tubuhku. Andai saja aku bisa memeluknya setiap hari, pasti hari2ku sangat bahagia.

Sekarang aku sedang berada di kamarku. Setelah makan malam bersama kedua orang tuaku, aku langsung pamit ke kamar untuk mengistirahatkan badanku.

Saat ini hujan pun sedang turun yang membuat udaranya sangat dingin. Aku yang tak begitu kuat dengan udara dingin membungkus tubuhku dengan selimut berharap bisa menghangatkan sedikit tubuhku.

Andai disini ada seseorang yang akhir2 ini mengganggu pikiranku, mungkin aku akan langsung memeluknya untuk mencari kehangatan di tubuhnya. Andai.

Kenapa disaat seperti ini aku sangat merindukannya sekarang. Tatapan matanya, senyum tipisnya, membuatku ingin terus melihatnya setiap hari. Itu semua membuatku frustasi.

Karena tak tahan dengan rindu ini, aku pun memutuskan untuk mencoba menelpon seseorang yang sangat kurindukan saat ini.

Rasa deg2an pun menguasai hatiku. Aku sangat gelisah menunggu jawaban telepon yang tak kunjung diangkat oleh pemiliknya. Apa dia sudah tidur? Karena memang sekarang sudah jam setengah 10 malam.

"Halo?" Aku langsung menjauhkan hpku saat mendengar jawaban di teleponku. Yatuhan, ternyata dia belum tidur. Bagaimana ini? Aku tiba2 jadi tambah deg2an.

"Halo Ri" Sapaku dengan suara setenang mungkin. Padahal mah gugup banget ini.

"Ada apa Keyra?" Tanyanya. Duh, aku harus jawab apa ini? Malah dia manggil namaku lengkap gitu lagi. Kan jadi suka.

"Besok bisa nebeng lagi gak?" Tanyaku. Ya! Itu adalah alasan yang paling tepat. Aku pun sedikit menggigit bibir bawahku menunggu jawabannya.

"Iya bisa. Gue jemput seperti biasa ya" Jawabnya. Huh, akhirnya.

"Makasih ya. Maaf jadi ngerepotin" Ujarku.

"Gapapa kok, searah ini" Katanya. Iya benar, untung searah.

Seketika suasana menjadi hening. Aku bingung mau ngomong apalagi ini.

"Halo?" Panggilnya tiba2 yang membuatku kaget seketika.

Ingin rasanya aku mencurahkan rasa rinduku padanya. Tetapi itu tidak mungkin. Aku takut dia risih nanti.

"Iya Ri?" Jawabku.

"Ada lagi?" Tanyanya.

"Gak ada Ri, aku cuma mau nanya itu aja" Jawabku.

"Yaudah. Gue tutup ya?" Ucapnya.

Bisa2nya dia mau nutup telepon gitu aja. Gak tau orang lagi kangen apa ya disini. Menderita tau rasanya kalau lagi rindu, tapi gak bisa dicurahin.

"Bentar!!" Cegahku padanya. Padahal, aku tidak tau lagi mau bicara apa.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Jangan tidur malem2 ya, biar besok gak telat" Ucapku. Dia risih gak ya aku giniin?

"Haha, oke" Ucapnya. Tapi, kok dia malah ketawa sih!

"Yaudah. Aku tutup teleponnya ya. Selamat malam Risya" Ucapku dengan nada suara yang kulembutkan.

My Risya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang