MR 15

13.8K 835 22
                                    

Aku masih saja terus diam membisu melihat keyra yang merobek kertas itu sambil menangis. Aku sangat bingung sekarang. Yang ada dipikiranku, aku bener2 ditolak? Kalo emang iya, aku cuma bisa pasrah aja. Ya begitulah diriku, kalau untuk masalah cinta tak mau terlalu dipusingkan. Kalo ditolak, yaudah. Ga harus mohon2 supaya diterima. Males banget wkwkwk. Untuk urusan hati sakit apa engganya, ya pasti ada sedikit rasa kecewa sih ya. Tapi aku yakin tuhan pasti telah menyiapkan seseorang yang terbaik untukku, yg mencintaiku apa adanya. Jadi yang kulakukan hanya menunggu sampai seseorang itu datang.

"Kamu kenapa si? Kalo emang mau nolak, yaudah jangan sambil nangis gitu" ucapku kepadanya sambil mungutin serpihan kertas yang abis dirobek keyra. Keyra menatapku tajam sambil mengusap air matanya. Percuma juga diusap, orang tuh air mata abis diusap keluar lagi. Aku sedikit grogi sih ditatap keyra seperti itu, tapi aku coba untuk biasa aja. Aduh untung orang tuanya keyra lagi gaada dirumah, kalo mereka ada, bisa2 gue digantung nih gara2 bikin anaknya nangis.

Keyra merebut serpihan kertas yang berada ditanganku. Dann.. Dilemparkannya serpihan kertas itu tepat di wajahku. Ya ampun keyra, gitu banget dah. Katanya sayang, tapi ko tega melemparkanku dengan serpihan2 kertas itu? *lebay*. Padahal kalo aku pikir2, aku gaada buat kesalahan sama dia perasaan. Apa dia lagi dapet kali ya? Jadi sensitif gini. Tau deh cewe emang ribet.

"Aku tau kamu orangnya emang ga romantis, tapi setidaknya kertasnya yang cakepan dikit kee,, ini malah lecek begini" ucap keyra. Ya ampun, jadi dia nangis gara2 kertasnya lecek? Padahal gue berharapnya dia nangis karena terharu gitu gue tembak kaya yang di film2 gitu. Oiya, kalo yang di film2 gitu kan cewenya ditembak sama pasangannya dengan suasana romantis, pake bunga atau ga pake cincin, trus cewenya nangis karena terharu. Nah sekarang gue juga nembak keyra, keyranya nangis. Tapi bedanya keyra nangis bukan karena terharu, tapi karena kesel kali ya gara2 gue nembaknya pake kertas yang udah lecek wkwkwk. Ya sudahlah.

"Ya kan karena udah aku remes2, jadinya lecek" jawabku. Keyra diem aja sambil menundukkan kepalanya. Ku dengar dia juga masih sesegukkan. Kasian jadi pengen peluk. Aduh malah dia lagi sakit gini kan, eh malah gue buat nangis. "Yaudah kalo kamu nolak aku gapapa. Aku minta maaf karena kertas yg aku kasih lecek. Sekarang kita tid.........."

"Ulang!" keyra tiba2 memotong perkataanku. Apa kata dia? Ulang? Ulang apanya? Aku masih saja diam memikirkan perkataannya barusan. Keyra mengangkat kepalanya menatapku karena aku tidak kunjung menuruti perkataannya. Ya emang karna aku ga paham apa maksud dia, makanya aku diem aja. "Ulang risya!" ucap keyra lagi gregetan. Aduhh apasih maksudnya.

"Ulang apaan si key maksudnya?" tanyaku takut2.

"Ulang kata2 yg dikertas tadi!" suruhnya. Gile auranya itu loh, nyeremin.

"Tapi kan, gaada kertas origaminya, aku bel......"

"Pake.mulut.kamu!!!" ucapnya dengan menekan setiap perkataannya. Glek. Baru kali ini gue mati kutu. Iya juga ya, ngapain ulangnya pake kertas origami lagi, aturan mah langsung ngomong aja. Duh ini otak kenapa sih ya. Aku menarik nafas sedalam-dalamnya untuk mempersiapkan diriku. Ku tatap mata keyra yang juga sedang menatapku. Tapi aku gatau arti tatapannya itu. Disana juga masih ada bekas air mata. 1 menit..... 2 menit.... 3 menit aku ga kunjung bicara cuma saling tatap2an aja. Dan akhirnya....

"Keyra,, would you be my girlfriend?"

"Sekali lagi!" pintanya. Lah?

"Keyra,, would you be my girlfriend?"

"Sekali lagi!" yaelah banyak amat dahh, si keyra kupingnya lagi bermasalah apa gimana si.

"Keyra. Would. You. Be. My. Girlfriend?" ucapku dengan menekan perkataanku. Keyra masih saja menatapku. Tapi kali ini tatapannya berubah menjadi sendu.

My Risya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang