Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana semua orang menunggunya. Mengapa? Ya, karena hari minggu itu ibaratnya hari keluarga, hari dimana orang2 memanfaatkan waktunya untuk berkumpul dengan keluarga mereka setelah sibuk bekerja, sekolah, kuliah dan lain2. Ada juga yang memanfaatkannya untuk beristirahat setelah lelah dengan kegiatannya masing2 kurang lebih 6 hari itu.
Biasanya di hari minggu ini aku memanfaatkan waktuku untuk tidur sepuasnya. Kadang juga aku menonton tv, main laptop, dan hanya bermalas-malasan di atas kasur. Tak jarang Bunda juga menyuruhku untuk mencuci mobil dan motorku. Karena dirinya selalu protes kepadaku jika ia melihat kendaraanku kotor, dan selalu bilang seperti ini...
"Kalo punya kendaraan itu diurusin. Emang gak malu apa kotor begitu?!"
Jadi aku memutuskan untuk mencuci kendaraanku sendiri karena tak tahan dengan ocehan Bundaku. Bisa saja sih aku pergi ke tukang cuci mobil atau motor. Hanya saja aku terlalu malas pergi kesana. Jadi aku cuci saja sendiri sekalian main air hehe.
Tapi khusus minggu ini, aku tidak melakukan itu semua. Karena sekarang aku ingin bertemu dengan seseorang, seseorang yang sangat berarti di dalam hidupku.
Kulangkahkan kakiku menuju ruangan seseorang tersebut dengan membawa sebuket bunga dan sekantung plastik yang berisikan Burger dan minuman.
Sebelum aku menuju ruangan seseorang tersebut, aku mampir sebentar ke meja Recepsionist yang berada di lantai tempat seseorang tersebut dirawat. Kuhampiri meja yang dibalik meja tersebut ada seseorang yang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri.
"Mba Anis" Panggilku kepadanya yang kulihat sedang sibuk dengan komputernya. Sadar merasa terpanggil, dirinya pun langsung melihat kearah ku.
"Eh Risya! Ya ampun udah lama banget Mba gak ngeliat kamu!" Serunya dengan mata yang berbinar disertai dengan senyuman setelah melihat kedatanganku.
"Iya Mba, kemarin2 sibuk nih. Jadi baru sekarang kesini lagi" Ucapku.
"Oh gitu. Yaudah gih sana! Pasti dia udah kangen sama kamu karena jarang dijengukkin" Suruhnya padaku sambil tertawa renyah.
"Iya Mba. Oiya ini seperti biasa, aku bawain oleh2" Ucapku dan langsung memberikan kantung plastik yang kupegang pada Mba Anis.
"Wah, makasih ya Ri. Harus sering2 loh kaya gini" Candanya sambil menerima kantung plastik yang berisi makanan tersebut.
"Boleh aja. Asal bayar, dua kali lipat" Candaku balik.
"Ih, riba!" Cetusnya dengan wajah yang pura2 dicemberutin. Aku hanya tertawa melihat itu. Mana mungkin aku meminta tarif untuk orang2 yang sudah baik denganku.
"Yaudah Mba, aku kesana dulu ya" Pamitku dan langsung berjalan begitu saja tanpa menunggu jawabannya. Sikapku itu memang tidak sopan. Jangan ditiru.
Dan disinilah aku sekarang. aku berada di depan pintu ruangan nomor 312 yang mana termasuk ruangan VIP. Aku menarik nafas dan menghembuskannya sebentar. Ku kumpulkan kekuatanku sebelum bertemu dengan seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut. Aku harus kuat.
Setelah itu aku langsung masuk ke dalam ruangan tersebut. Dan terpampanglah, seseorang yang kubilang tadi sedang terbaring lemah di atas ranjang khas rumah sakit. Wajahnya semakin memucat, dan matanya yang selalu terpejam sangat erat.
Aku duduk di pinggiran ranjang sambil menatap sendu seseorang tersebut. Kugenggam tangannya yang dingin dan ku elus2, berharap bisa menyalurkannya kekuatan.
Rasanya aku ingin menangis melihat seseorang yang berada di depanku ini terbaring sangat lemah tak berdaya. Tetapi aku tahan dengan sekuat mungkin karena ia tidak suka melihatku menangis ya walaupun ia tidak bisa melihatku sekarang. Tetapi aku yakin, ia pasti bisa merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Risya (END)
RomanceRasa cintaku terlalu besar kepadamu,, Jadi tolong, jangan pernah pergi dari hidupku, Risya...