MR 9

12.7K 748 29
                                    


Keyra Pov

Siang hari ini cuaca di Kota Jakarta lumayan mendung. Dan sebentar lagi hujan pasti segera turun. Seharusnya aku tidur2an di kamar menikmati suasana yang sangat pas ini. Ya, biasanya kalau cuaca mendung seperti ini, orang2 memanfaatkan waktunya untuk tidur.

Tapi semua itu tidak kulakukan, karena di rumahku sedang ada tamu. Tamu yang tak diundang lebih tepatnya. Aku tidak tau bagaimana bisa dia mengetahui alamat rumahku karena seingatku aku tidak pernah memberitahu alamat rumahku kepadanya. Apa mungkin dia cenayang? Ah pasti dia nanya sama Rina atau Risa.

Tamu yang tak diundang itu adalah Pram. Seseorang yang akhir2 ini sangat gencar untuk mendekatiku. Kuakui dia memang tampan, mungkin sangat tampan. Dan dia juga baik orangnya. Tapi tak sedikitpun aku tertarik kepadanya. Kalau rasa kagum sih ada sedikit, tapi tetap saja aku tidak tertarik. Karena apa? Karena hatiku sudah diambil alih oleh seseorang. Seseorang yang akhir2 ini terus berputar-putar di kepalaku. Kalian sudah tau kan siapa orangnya?

Semenjak kejadian di kamar mandi sekolah waktu itu, sikap Risya sekarang padaku biasa saja, seolah tidak terjadi apa2. Aku bingung dan juga senang. Bingung karena sikap Risya yang tidak memberi jawaban apa2 setelah ku nyatakan perasaanku kepadanya. dia hanya diam seolah2 dia tidak mau membahasnya lagi.

Dan aku juga senang, karena Risya tidak jijik kepadaku atau menghindar dariku. Tapi, dia jadi lebih pendiam kalau berada di dekatku sekarang. Dia yang tadinya memang irit bicara, pendiam, dan sekarang malah tambah pendiam.

Aku bingung sendiri jadinya. Ingin ku bertanya kepadanya mengenai hal ini, tapi aku takut. Takut dia tidak nyaman nantinya.

Sudah seminggu sejak kejadian itu, aku sudah tidak pernah ngobrol lagi dengan Risya. Dia memang tidak menjaga jarak denganku, tetapi dia menjadi diam membisu jika berada di dekatku. Risya mengobrol dan bercanda dengan teman2ku yang lain, tapi tidak denganku. Jangankan ngobrol, tatap mataku saja sepertinya ogah2an. Jahat yah.

Apa mungkin dia sedang bingung kali ya dengan semuanya. Teman2ku terutama Rina dan Risa belum tau kalau aku menyukai Risya. Entahlah, aku belum ingin memberitahu tentang hal ini kepada mereka.

Aku hanya bisa memperhatikannya jika dia sedang bercanda dengan teman2ku. Kuperhatikan gerak- geriknya, sesekali dia tersenyum walau sangat tipis. Bahkan saat di kantin aku terus2an memperhatikannya saat dia lagi makan.

Aku tau dia risih diperhatikan seperti itu, tapi mau bagaimana? hanya dengan cara itu aku bisa mengurangi rasa rinduku kepadanya walaupun cuma sekedar memperhatikannya. Apalagi sekarang aku sudah mulai membawa mobilku. Jadi otomatis tidak ada alasan lagi untuk bisa bareng Risya. Lebih tepatnya memeluk perutnya saat naik motornya.

Aku rindu senyuman tipisnya, aku rindu memeluknya, aku rindu menciumnya, dan aku juga rindu menggenggam tangannya. Walaupun kejadian itu hanya beberapa kali terjadi, Tapi aku tetap rindu. Risya sudah membuatku gila seperti ini. Dia harus tanggung jawab pokoknya!

"Keyra, kamu denger aku gak sih?" Tiba2 seseorang yang berada di sebelahku membuyarkan lamunanku. Dia Pram.

Aku memang dari tadi tidak mendengarkan Pram bicara apa karena pikiranku hanya tertuju pada satu orang. Siapa lagi kalau bukan Risya, calon pacarku :)

Lagi pula aku heran sama Pram. Ini anak ke rumahku dengan alasan ingin meminjam buku padaku. Buku sudah aku kasih, dan seharusnya dia langsung pulang dong? Eh ini malah gak pulang2. Dia ingin ngobrol denganku katanya sebentar. Karena aku tuan rumah yang baik, jadi aku persilahkan saja.

Aku niat tak niat mendengarkan obrolannya. Apalagi bahasa dia sudah ber aku-kamu kepadaku. Aku risih sumpah! Dan sudah satu jam lebih dia di rumahku. Padahal dia bilang hanya sebentar kan? Ingin rasanya aku mengusirnya saat ini. Tapi, aku masih punya hati. Kesian anak orang.

My Risya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang