MR 32

9.3K 699 151
                                    


Keyra pov

"Eh gila lu yak? Jalanan rame begini pake lari! Kalo ketabrak gimana hah?!"

Diam. Aku hanya bisa diam saat pengendara motor itu memarahiku. Aku tak perduli dia bentak aku kaya gitu, karena yang sekarang ada di pikiranku adalah perkataannya bella tadi. Perkataannya bella terus saja
terngiang-ngiang di kepalaku. Bagaimana tidak? Siapa yang ga sedih dibilang wanita murahan di depan temen2 kita sendiri terlebih di depan orang yang kita cintai. Aku tau mungkin bella lagi emosi jadi dia bicara seperti itu, tapi kenapa harus kata2 'wanita murahan' yang keluar dari mulutnya? Kenapa ga kata2 lain? Seharusnya bella dengerin dulu penjelasanku, karena semua yang dikira bella itu ga bener.

"Maaf ya mas. Maafin temen saya" itu risya. Ya, dia daritadi ngikutin aku sampe disini. Padahal aku lagi pengen sendiri, aku juga malu sama risya tentang aib keluargaku. Dari awal pacaran, aku udah niat mau cerita tentang ini semua sama risya, tapi aku nunggu moment yang pas. Tapi, yasudahlah semuanya udah ke bongkar. Aku sedih karena risya taunya bukan dari mulutku, melainkan dari mulut orang lain.

"Coba kalo gue ga berenti, bisa ketabrak lu!" aku sontak langsung melihat ke arah mas2 ini, karena dia teriak tepat di depan mukaku. Ya ini emang salahku sih, abis gimana namanya juga pikiran lagi acak2an.

"Iya maafin mas. Lagian lu juga bego sih, jalanan lagi rame begini pake ngebut segala" ucap risya yang berada disampingku dan langsung menarik tanganku untuk pergi tanpa memperdulikan umpatan si mas2 itu.

Risya terus saja menarikku sambil terus ngoceh tentang mas2 yang tadi. Aku yang ditarik begini cuma bisa diem aja, padahal tanganku sakit karena risya pegangnya kuat banget. Mau protes tapi takut, karena dia kayanya lagi kesel gitu.

Kukira risya bakalan bawa aku kerumahku, eh ternyata dia bawa aku ke sekolah. Aku baru inget kalo motornya risya masih di sekolah. Semoga aku ga ketemu sama anak2 yang lain, soalnya aku malu. Karena fyi ya, temen2ku yang udah tau semua tentangku sampe ke akar2nya itu cuma rina, risa, sama bella. Yang lainnya belum tau terutama risya. Aku takut risya bakalan jauhin aku kalo dia tau yang sebenarnya.

"Kamu bego ya?!!" bentak risya tiba2 saat kami sudah sampai di parkiran sekolah tepat di depan motornya risya. Tatapannya risya bener2 serem banget. Untung disini sepi.

"Disana banyak mobil sama motor, kalo kamu ketabrak gimana keyra?!" bentaknya lagi. Mataku sudah berkaca-kaca karena dibentak dia seperti itu, ya tau ini memang salahku.

"Lain kali dipikir dong pake otak" ucapnya dengan nada yang lebih pelan. Air mataku akhirnya sukses keluar. Aku ga bisa nahan air mataku lagi, terlalu sesak di dada akibat perkataan bella yang tadi ditambah di bentak sama orang yang kita cintai.

Ku dengar risya menghela nafas berat. Ku dongakkan kepalaku untuk melihat ke arahnya yang sekarang lagi mengusap wajahnya dengan tangannya. Ekspresi mukanya keliatan banget kalo dia khawatir.

"Jangan diulangin lagi. Aku cuma takut kamu kenapa2" ucapnya lembut. Aku tau kok, kamu pasti khawatir kan sayang?

"Sekarang ayo kita pulang" ajaknya padaku. Risya langsung naik ke motornya yang otomatis aku juga ikut naik ke motornya.

Di sepanjang perjalanan aku kembali menangis. Ku peluk erat tubuhnya dan wajahku ku tenggelamkan di pundaknya biar orang2 ga pada tau kalo aku sedang menangis. Ku rasakan risya yang juga mengusap tanganku dengan lembut dan itu sedikit membuatku tenang. Aku ga tau gimana kalo ga ada risya, mungkin aku udah terbaring di rumah sakit karena ketabrak akibat kebodohanku.

Sampai dirumahku, aku langsung berlari menuju kamarku. Tak kuperdulikan tatapan khawatir dari orang tuaku yang melihatku nangis begini. Ku dengar risya yang berusaha untuk menjelaskan kepada orang tuaku. Ya, dia ikut masuk ke dalam. Padahal aku maunya dia langsung pulang aja, soalnya aku malu tentang aib keluargaku yang sebenarnya belum siap kuceritakan kepadanya.

My Risya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang