Langit tampak kosong tanpa bintang dan bulan. Sekosong hati seorang gadis yang tengah duduk di balkon kamarnya. Sesekali ia menghembuskan nafasnya dengan berat seakan mengeluarkan sesak yang bersarang di dadanya. Rasa sakitnya tak kunjung padam membuat sebulir kristal bening mengalir dari ujung mata kanannya. Kata orang, jika air mata keluar dari mata sebelah kanan tandanya itu adalah air mata kebahagiaan. Apanya yang bahagia!
Kini air matanya juga keluar dari mata sebelah kirinya. Sakit. Rongga dadanya seakan penuh, tenggorokannya tercekat seakan ingin mengeluarkan sumpah serapahnya pada takdir namun tak kesampaian dan hanya tertahan di tenggorokan. Ia tak pernah diajarkan untuk membenci takdir. Ia diajarkan untuk terus menerima dan mengikhlaskan kenyataan walau tak seperti keinginannya. Sekarang, ia sedang mencoba. Namun kenapa rasanya sakit sekali..
Tepat ketika ia mencengkram bajunya sendiri sambil merintih menangis pilu, saat itu pula angin berhembus kencang membuat selimut yang tadinya tersampir di bahu akhirnya jatuh ke lantai. Suara gemericik air yang jatuh di genting mulai terdengar. Dari yang awalnya hanya rintik-rintik, namun lambat laun menjadi hujan yang cukup deras seakan berbanding lurus dengan suara tangisan gadis yang terdengar kian menyedihkan itu.
Langit akhirnya menangis. Setelah langit terlihat ceria dengan mataharinya yang bersinar cerah beberapa hari ini, akhirnya bendungannya tumpah detik ini. Begitupula dengan gadis yang tengah mengeluarkan bendungannya juga.
Tak perduli cipratan air hujan mengenai tubuhnya yang sedang merunduk kelantai, ia tetap merintih pilu. Masih menahan diri agar tidak meraung walaupun jika ia melakukan itu sudah pasti akan tertutupi oleh suara hujan.
Seberapa keras gadis itu menahan raungannya, satu-satunya orang yang ia harap tak mendengar tangisnya akhirnya datang tanpa diundang. Baru saja orang itu hendak menyuruhnya masuk karena cuaca yang buruk, akhirnya orang itu kembali menutup pintu kaca kamar dan berbalik membatalkan niatnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe in MAGIC [FINISHED]
Teen FictionTentang dua orang manusia yang dipertemukan takdir bukan untuk bersatu, melainkan sebagai pemanis skenario Tuhan.