PART 1 : BIG PROYEK?

58 4 0
                                    


"oke, kita tutup rapat hari ini. Ada yang mau pimpin doa? ayolah.. masa gue mulu" ucap Arga menutup rapat.

Dion dengan sok-nya mengangkat tangan dan maju ke depan anak-anak OSIS SMA Cahaya Bangsa. Suara sorakan dan cekikikan dari anak-anak lainnya terdengar jelas membuat Dion melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum bak miss universe. Arga Sang ketua OSIS pun tampak sedikit tertawa melihat tingkah Dion.

"baiklah, teman-temanku yang kucintai dan semoga diridhoi Allah Subhanawata'ala" ucap Dion dengan sok seperti ustad-ustad dan langsung dihadiahi sorakan dari teman-temannya yang lain.

"jijik woi"

"sumpah Yon ga cocok asli haha"

"serius-serius guys, mau cepet pulang kan. Nah ayo diem dulu. Ulang Yon." Arga angkat bicara lalu setelahnya menahan tawa dengan punggung tangannya.

Dion yang masih tersenyum menjijikkan kembali mengulang kata-katanya.

"sukses buat Satya Dikala dan semoga kita selamat sampai ke rumah masing-masing.."

"kata lu mau nongki dulu Yon" celetuk Didan yang menjabat sebagai kepala divisi 7.

"sstt.. diem dulu elah" ucap Dion sambil meletakkan telunjuk di bibirnya membuat anak-anak lain tertawa.

"berdoa mulai.." lanjutnya lagi. Anak-anak yang berjumlah 50 orang di ruangan itu menundukkan kepalanya tanda sedang berdoa. Namun, masih terdengar suara-suara cekikikan dan bisikan-bisikan.

"selesai." Dion kembali tersenyum menjijikkan membuat Devi melempar gumpalan kertas kearahnya.

"woo, jijik tauga"

"jijik-jijik ntar demen lo Dev" Dion melemparkan tatapan genit.

"apa?! Astaghfirullah.. amit-amit dah gue"

Setelah selesai berdoa, suasana kembali ribut. Ada yang berkemas-kemas pulang, ada yang saling lempar botol, ada yang membayar uang kas pada Lili selaku bendahara OSIS karena tadi Arga sudah mengingatkan untuk membayar. Namun suara tepukan tangan dan teriakan Arga membuat semuanya menoleh kepadanya.

"bentar-bentar, minta perhatianya dong. Abis kita toss, gue minta 7 inti jangan pulang dulu ya"

"hahhhhhhh..." seseorang mengeluh. Tak heran, jam sudah menunjukkan kearah jam 5. Mereka tadi memulai rapat tepat jam 2 siang.

"HAHAHA.. kasian"

"diem deh lo"

Lalu semua berkumpul menumpukkan tangannya di satu titik.

"SATYA DIKALA!!"

"SUKSES SUKSES SUKSES!"

Suasana kembali ribut. Memang, mereka tak pernah diam. Benar-benar tak bisa diam. Di depan anak-anak Cahaya Bangsa lainnya yang bukan OSIS, mereka luar biasa berwibawa, menjaga sikap dan menjaga bicara. Tetapi saat sudah berkumpul di suatu ruangan begini, hanya ada mereka, lihat..benar-benar berisik.

Arga terlihat sedang berbicara dengan adik kelas. Rara, dia anggota OSIS junior. Menjabat sebagai sekertaris 2, di bawah posisi Vanya. Sepertinya Rara sedang ada kepentingan. Izin tidak ikut rapat 7 inti mungkin, karena dia sudah membawa tas di punggungnya. Sedangkan, 7 inti lainnya sudah berkumpul membentuk lingkaran menunggu Arga sambil bercanda.

Beberapa saat kemudian Arga sudah duduk di antara mereka.

Benarkan, Rara tidak ikut serta rapat 7 inti.

"oke, hmm sebelumnya gue minta maaf karena buat kalian pulang lebih telat, karena ini sebenarnya penting banget sih. Gue, Danu, sama Ilham kemarin bicara sama Bu Qori"

Believe in MAGIC [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang