PART 6 : MY MIND FULL OF HIM

15 4 0
                                    

Akhirnya setelah sekian lama. Pembukaan Highschool Festival tiba. Pagi ini, Vanya datang dengan memakai baju kaos berwarna maroon yang bertuliskan Highschool Festival dan memakai celana hitam. Sama seperti orang-orang yang berseliweran daritadi. Masing-masing sibuk mempersiapkan acara pembukaan Festival. Vanya pun menghampiri Jeha yang sedang duduk dengan mata yang terkantuk-kantuk.

"jelek banget ekspresi lo. Hahah" Vanya mencoel pipi Jeha.

"ngantuk banget gue gila"

"yuk ah, bantuin mereka. Kalau pak ketua liat bisa abis kita" ucap Vanya sambil merapikan jilbabnya.

"gue yang abis. Lu kaga" Jeha berdiri dan sedikit melakukan streching.

"apaan sih."

Tamu sudah banyak yang datang. Berbagai warna baju seragam olahraga dari masing-masing sekolah memenuhi sekolah Vanya. Yup, pembukaannya dilakukan di sekolah Vanya.

Tenda untuk tamu VIP pun sudah hampir penuh. Bapak walikota turut hadir memenuhi undangan. Sekolah Vanya sangat ramai ditambah dengan hiasan-hiasan yang mereka siapkan dari semalam. Bendera warna-warni yang Dion dan kawan-kawan buat dari jauh-jauh hari pun sudah tergantung dengan cantik. Balon yang akan diterbangkan nanti oleh walikota juga sudah siap. Menunggu waktu dimulainya pembukaan yaitu jam 8 pagi, semua panitia berkumpul membuat lingkaran, berdoa agar acara mereka dilancarkan. Setelah berdoa, mereka pun ber-toss mengumpulkan semangat mereka menjadi satu.

Dimulai dari kata sambutan Abra sebagai ketua panitia sampai pembukaan Highschool oleh walikota tampak meriah dengan penerbangan balon-balon helium dan kertas-kertas kilat yang menghiasi udara. Suara tepuk tangan pun menambah semaraknya acara.

Vanya, dan Jeha memandang lesu kertas-kertas yang berjatuhan di lapangan. Siapa sih yang memberi ide agar memakai konfeti di acara ini. Lihatlah, mereka juga yang akan membersihkannya nanti. Mereka mengomel dalam hati.

Usai acara pembukaan selesai, jadwal pertandingan futsal pun menanti mereka. Para panitia berpencar melakukan tugasnya masing-masing. Vanya sendiri berjalan kearah table futsal. Sekarang adalah jadwalnya untuk menjadi time keeper di pertandingan futsal. Lalu setelah itu barulah dia bisa bersantai selama satu jam karena jadwalnya kosong.

Para peserta sudah bersiap dan tengah melakukan pemanasan di daerahnya masing-masing. Tiga menit lagi pertandingan akan dimulai. Abra terlihat serius sedang membaca jadwal di luar lapangan. Vanya langsung mengalihkan pandangannya saat komentator berbicara dengan microfon tanda bahwa pertandingan akan dimulai. Kali ini ia harus fokus. Kalau tidak, bisa habis dia.

Pertandingan belum terasa seru pada saat awal-awal permainan. Tetapi pada saat tim berjersey jingga berhasil membobol gawang tim lawan barulah kehebohan dimulai. Yel-yel dari tim berjersey jingga berkumandang. Kemudian dibalas dengan yel-yel tim berjersey biru.

Teriakan dari supporter masing-masing sekolah benar-benar membakar semangat pemain. Jersey masing-masing pemain sudah mulai basah akibat keringat mereka.

Dua menit sebelum babak pertama selesai, tim berjersey biru berhasil memasukkan bola ke gawang lawan dan membuat poin menjadi satu sama. Selebrasi yang mereka lakukan membuat Vanya tersenyum geli. Suasana semakin riuh ditambah dengan gendangan-gendangan dari supporter-nya. Vanya tak bisa membayangkan bagaimana suasana saat final nanti kalau pertandingan pertama saja sudah sangan riuh begini. Pertandingan pun kembali dilanjutkan. 20 detik sebelum babak pertama selesai Vanya terus menatap stopwatchnya. Dan.. pritt!! Wasit meniupkan peluitnya tanda pertandingan babak pertama selesai.

Cuaca semakin panas. Vanya berjanji salam hati, setelah acara ini selesai dia ingin berendam di rumah sampai puas dan tak boleh ada yang mengganggu.

Believe in MAGIC [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang