Sekitar jam 9 lewat beberapa menit, mereka duduk membentuk lingkaran besar dengan api unggun ditengahnya. Oh, jangan khawatirkan rumput halaman rumah Dion yang bagus itu, mereka sudah melapisinya dengan sesuatu di bawah kayu-kayu bakar itu. It safe.
Dengan tangan memegang cangkir yang berisi susu jahe hangat, Vanya kembali tertawa melihat penampilan stand up comedy dari Oyong. Sebenarnya, nama lengkap Oyong itu adalah Muhammad Harits tapi karena nama dan tampangnya tidak cocok, maka teman-temannya dari sekolah yang sama memanggil dia dengan nama Oyong dan diikuti oleh seluruh panitia.
Kembali ke acara api unggun, Oyong sudah kembali ke tempat duduknya dan Dion yang saat itu menjadi pembawa acara memanggil nama yang tak disangka-sangka.
"acara selanjutnya adalah penampilan dari 3 orang garing kayanya. Siapa tebak?" Dion tampak mengarahkan microfon-nya ke arah penonton.
"halahh lo sendiri paling Yon" celetuk Alya.
"Wahyu ya. Eh enggadeng Vino juga garing"
"SALAH BESAR LO SEMUA. Oke-oke mari kita saksikan penampilan dari 3 bos besar kita Arga, Reyhan dan Abra!!" ucap Dion dengan semangatnya membuat semua orang terbengong-bengong dan sebagian lainnya bertepuk tangan tidak begitu ikhlas.
Vanya melihat kearah Abra yang saat itu memakai kemeja berwarna biru donker dengan lengan yang digulung sampai siku. Ia berjalan dengan sambil tersenyum kecil dan sesekali menyentuh ujung hidungnya. Sejumput rambut dari jambulnya yang tegak tampak jatuh mengenai keningnya membuatnya entah kenapa terlihat lucu. Ditambah pancaran cahaya jingga dari api yang berkobar membuatnya tampak sangat tampan.
Kemudian setelah sampai di tengah-tengah lingkaran panitia, tiba-tiba suara anak-anak yang bernyanyi "baby shark" membuat mereka berjoget-joget sok imut.
Awalnya semua teman-teman hanya bengong melihat mereka. Namun ketika tawa dari Jeha lepas, maka semua orang ikut terbahak-bahak melihat mereka bertiga. Bayangkan, bos besar yang selama ini mereka hormati dan segani kini sedang berjoget layaknya anak kecil yang mendengar lagu "baby shark".
Untungnya sebelum mereka berkumpul membentuk lingkaran semua ponsel yang mereka punya dikumpulkan menjadi satu. Fungsinya agar mereka tidak sibuk dengan benda elektronik itu dan bisa menikmati kebersamaan. Kalau saja mereka semua sedang memegang ponsel, pastinya dalam satu jam kedepan video mereka yang sedang berjoget sok imut itu sudah menggegerkan sekolah Arga, Reyhan, dan Abra.
Disana, di bawah sinar bintang yang bertaburan dan pancaran cahaya api yang berkobar, seorang gadis menyunggingkan senyum lebar melihat tingkah cowok 'itu'. Sama sekali tidak menyangka bahwa makhluk tampan sedingin kutub utara itu bisa bertingkah aneh. Ajaib.
Awalnya ia mengira bahwa ketiga orang itu hanya akan berpidato mengucapkan terimakasih atau apapun. Tapi ternyata..
Lihatlah, cowok itu masih menikmati tariannya dengan senyum lebar yang menawan. Tawanya terdengar merdu di telinga Vanya. Sejumput rambut yang jatuh di keningnya itu bergoyang-goyang mengikuti tempo gerakannya. Kemudian cowok itu menyisir rambutnya dengan jari-jari sambil sekilas melihat ke arah..
Deg
Vanya menahan nafas ketika kedua bola mata itu melihat kearahnya. Walau hanya sedetik tapi mampu membuat senyum Vanya hilang karena jantungnya yang jumpalitan ingin lompat ke perut.
Malam ini walau tanpa bulan, ribuan bintang menjadi saksi bahwa Vanya sudah terlanjur jatuh dengan begitu dalam hingga tak sanggup bangkit lagi. Ia kalah. Hanya dengan tatapan mata. Iya. Cowok itu tak pernah sekalipun bertingkah untuk mengambil hati perempuan. Cowok itu terlalu apa adanya. 'apa adanya' yang menurut Vanya begitu istimewa. Tapi, kenapa dada Vanya rasanya sakit sekali. Apa karena ia terlalu bahagia? Tapi Vanya merasa berbeda. Bukan rasa bahagia yang saat ini ia rasakan. Melainkan ada sesuatu yang tidak Vanya ketahui. Yang membuatnya merasa sangat sedih hingga tanpa terasa sebulir air matanya mengalir dari ujung matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe in MAGIC [FINISHED]
Fiksi RemajaTentang dua orang manusia yang dipertemukan takdir bukan untuk bersatu, melainkan sebagai pemanis skenario Tuhan.