18

69 10 0
                                    

Tuhan mengirimkan saya hanya sebatas sahabat. jika kamu menginginkan lebih dari kata sahabat,maaf saya tidak mau ingkar.

_

Author pov

Kini hanya suara pendeteksi jantung yang bisa didengar oleh Galuh,dia menatap Galen dengan lirih ,Galen tampak pucat ,bibirnya kaku,mata biru itu tertutup untuk ketiga kalinya.

Galuh berahli menuju sebuah ruangan yang tak jauh dari tempat Galen yaitu ruangan ibunya yang tampak damai dengan mata yang tertutup rapat seakan tidur merupakan hobby baru bagi ibunya.

Galuh ingin berteriak melihat kedua orang yang dia sayang harus melewati masa-masa dimana nyawa mereka masih diambang-ambang.

Galuh menyesali dia terlalu sibuk dengan drama itu yang justru membuat Galen sakit tak berdaya,dia melupakan jika Galen lupa minum obat,dia lupa ibunya yang kritis ia lupa segalanya.

Dia tersentak kaget mendengar penuturan dokter yang cukup kenal dengan keluarga Galuh.

"Galen?,,dia sakit lagi?" tanya Dokter berbadge 'Niano Caralas', dengan nada khawatir dia takut kejadian yang lampau terjadi kepada Galen lagi.

Galuh hanya mengangguk pasrah,"Gimana dia sudah jaga kesehatan? "

Lagi-lagi Galuh diam,bibirnya seolah terkunci rapat.

"Kamu melupakan penyakit kakak mu?" tanya dokter itu yang kini menatap Galuh,dia kembali bisu.

"Kamu lupa?,,maaf kalo ini bisa jadi hari terakhir hidupnya!" tukas dokter itu seolah menjadi peluru yang menancap di hati Galuh yang kini merasakan jantung nya seakan berhenti berdetak.

Galuh masih memikirkan penuturan dokter itu yang kini bergelayutan di otak Galuh.

"Aargh!,kenapa gue bodoh!" ucap Galuh mengacak rambut nya dengan asal.

Galuh menitikan air mata dengan deras,dia begitu lemah, bodoh, dan sangat-sangat bodoh, dia telah membuat kedua orang yang dia sayangi kembali sakit,Galuh mengacak rambut dengan asal, dia pasrah dengan takdir Tuhan,dan sesekali dia membenturkan kepala nya ke tembok yang dingin.

23.50

Galuh melirik jam berwarna hitam pekat itu, hari sudah larut malam dia binggung pulang kerumah atau tetap dirumah sakit ini,Andrian telah pulang setengah jam lalu Galuh menyuruh nya untuk pulang.

Daren?.Batin Galuh mempertanyakan keberadaan Daren sahabat nya yang tidak dia lihat sewaktu sekolah,kira-kira sudah dua hari Daren tidak menampakkan barang hidung nya.

Galuh meraba-raba ponsel nya ,lalu dia membuka lock screen mencari nama Daren di aplikasi whatshapp.

Dia langsung mengetik sebuah pesan lalu dia menekan tombol send ,namun sayang pesan itu hanya menampilkan satu tanda ceklis satu yang artinya whatsapp Daren tidak aktif,Galuh lagi-lagi mengacak rambut nya.

Hingga dia diam menatap ponsel Galen yang menampilkan pesan dari pacarnya yang dari tadi menelpon serta mengirimkan pesan dalam jumlah ribuan,Galuh hanya menatap layar ponsel Galen dengan tatapan kosong ,dia memperhatikan wallpaper ponsel Galen yang menampakkan si mata biru itu dan Zihan sewaktu mereka mengikuti festival color run bersama, Galen tampak tersenyum dan Zihan merangkul Galen seraya memegang kepala Galen yang terkena warna biru yang membuat mata dan rambut Galen menjadi serupa.Galuh terkekeh dia masih ingat kejadian itu dan juga tak melupakan moment Galen kembali tersenyum dan bahagia.

Terjebak Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang