27

41 6 3
                                    

Dengan adanya kamu aku lupa apa itu kehilangan.

_


Author pov.

Hujan begitu deras yang membuat Galen berteduh di halte depan sekolah nya.

Sembari mengacak rambutnya basah akibat hujan. Galen memicingkan matanya ketika melihat seorang perempuan duduk di bangku halte itu.

"Dingin" gumam gadis itu yang tampak kedinginan. Galen pun binggung,yang membuat dirinya cuek.

"Kamu Galen kan?" tanya gadis itu yang membuat Galen menoleh.

"Hm" jawab Galen seadanya.

Tiba-tiba gadis itu memeluk Galen dari belakang dengan erat yang membuat Galen melepaskan dengan kasar pelukan itu.

"Siapa kamu?!" nada dingin keluar dari mulut Galen yang langsung menatap Gadis di depan nya itu dengan tatapan tajam.

"Aku rindu sama kamu Galen" ucap gadis itu yang masih berniat ingin memeluk Galen yang langsung Galen tatap tajam.

"Rindu? Kamu siapa?!. Cih! Murahan!" desis Galen menatap gadis dengan tatapan remeh.

Bukannya tersinggung gadis itu malah tertawa sumbang yang membuat Galen menatap aneh ditambah hujan yang tak kunjung reda.

"Gila ya!" Galen menatap gadis itu yang masih tertawa.

"Hahaha, kamu sudah ngelupain aku?" gadis itu menatap Galen.

"Lo siapa?" tanya Galen kesekian kalinya.

"Gue Aletha!" ucap gadis itu dengan lantang yang diiringin petir yang menyambar.

"A--Aletha?, ngga mungkin!" Galen menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.

"Iya!" gadis yang mengaku Aletha itu pun hanya tersenyum sinis.

"Ngga mungkin Bangsat!" maki Galen tepat di wajah gadis itu yang membuat wajah gadis itu ketakutan.

"Disini penderitaan akan dimulai Galen!" batin gadis yang mengaku Aletha itu menatap Galen sinis.

---

Galuh menatap langit-langit kamarnya dengan nanar. Hatinya terisis sembilu yang tajam ketika sang ayah datang dengan tiba-tiba yang membuat keluarga nya kembali hancur.

Cukup sudah,ia sudah muak dengan drama yang dibuat oleh ayah dan ibunya itu.

"Argh!" Galuh menjambak kepalanya dengan kuat yang membuat rambut hitam itu berantakan.

"Bangsat!" Galuh menjatuhkan sebuah jam pemberian Galen sewaktu ulang tahun nya ke-10.

Malam itu mereka kacau.
---

"Pagi semua!" sapa girang seorang gadis yang rambutnya di kucir dua itu sambil menarik kursi untuk memulai sarapan pagi nya.

"Pagi!" balas Aka dengan girang pula. Yang membuat semua orang di meja makan itu menatap mereka berdua dengan tertawa geli, baginya mereka berdua itu masih kekanak-kanakan.

"Cocok!" celetuk ibu Zihan yang langsung membuat dirinya tersedak akibat ucapan spontan ibu nya itu.

"Mama apaan! Cocok apaan?!" ucap Zihan setelah meneguk air minum dari tangan Aka,sedangkan Aka bengong menatap kosong gelas di tangan itu.

"Dih! Kalo haus sih boleh... Tapi jangan habisin air minum Aka dong!" ucap Aka yang kesal ketika air minum yang ingin ia teguk direbut dulu orang sahabatnya itu.

"Berisik!" bisik Zihan di telinga Aka yang membuat ibunya dan ayahnya menatap Aka dan Zihan saling bergantian.

"Apa!" ucap Aka dan Zihan serempak dengan tatapan garang.

"Hmm" dehem dari sang ayah membuat Zihan menundukan kepalanya, malu.

"Udah-udah makan cepat!" ucap final dari sang ibu yang membuat mereka melanjutkan sarapan pagi nya yang tertunda.

---

"BANG FIKO! ARVANO! BANGUN BURUAN!!" teriakan keras serta gedoran pintu yang bertubi-tubi membuat Fiko dan Arvano terusik.

Tidak ada sahutan dari dalam kamar tersebut,yang membuat Dasya menjentikan jari ketika sebuah ide jahil muncul di benak nya.

Dasya membuka pintu kamar cokelat itu yang kebetulan tidak terkunci dengan pelan Dasya masuk dan tiba-tiba mata Dasya terbelalak kaget melihat posisi tidur abang nya dan Arvano yang saling berpelukan.

"Gila ya, pantes aja abang gue jomblo ternyata ini!" gumam Dasya ketika dirinya mulai melancarkan aksi jahil nya.

Mula-mula ia mengabadikan dahulu momen langkah tersebut sambil tertawa geli. Kedua Dasya menarik selimut berwarna hitam itu dengan pelan sebelum itu Dasya menambah kedinginan ac dikamar Fiko dulu agar abangnya dan Arvano kedinginan untung nya Dasya pintar ia terlebih dahulu mengambil selimut dikamar.

"Dingin...bisa mati kedinginan ni..." bibir Arvano bergetar dan tambah mengeratkan pelukannya kepada Fiko seakan-akan Fiko adalah penghangat nya.

"Rasain" batin Dasya tersenyum puas bahkan dirinya pun juga kedinginan ketika menginjak keramik berwarna putih itu.

"Kutub...kita di kutub... Awas Van ada beruang kutub!" pekik Fiko dengan heboh saking heboh nya mereka berdua jatuh dari tempat tidur tersebut yang membuat tawa Dasya pecah.

"Hahaha, rasain!" tawa Dasya terhenti ketika kedua orang tersebut menatap Dasya dengan tajam.

"Jadi-" ucapan Fiko terpotong oleh Dasya yang mengangkat kedua tangannya di udara ketika tertangkap basah berbuat jahil.

"Van sikat!" perintah Fiko yang disetujui oleh Arvano yang maju dengan senyuman setannya.

"Idih apaan!" ucap Dasya yang sedikit ketakutan di tambah lagi jika ia mengingat terakhir dirinya menjahili Fiko dan berakhir dimasukan kedalam kolam renang nya.

"Gu--gue mau keluar!" pada saat Dasya ini keluar pintu kamar Fiko lebih dulu dikunci oleh sang pemilik kamar yang membuat Dasya menelan ludah nya. Dan menatap kedua laki-laki itu yang semakin dekat dengan dirinya.

"Ngga gue ngga mau!" pekik Dasya ketika Fiko memegang tangan Dasya sedangkan Arvano memegang kaki Dasya yang membuat ia berontak.

Dengan cepat Fiko dan Arvano pergi menuju tempat yang membuat Dasya ketakutan,Kolam renang. Senyum kemenangan pun tampil di wajah Fiko dan Arvano.

1

2

3

Byur~

Kedua laki-laki itu dengan enteng melemparkan Dasya masuk kedalam kolam renang milik keluarga nya itu.

Dasya yang tidak bisa berenang pun hanya diam saja seperti gaya batu. Yang membuat Fiko ikut terjun melihat Dasya yang hanya diam. dia khawatir terhadap adik satu-satunya itu dan disusul oleh Arvano yang juga tampak takut jika terjadi sesuatu yang tidak-tidak.

"Aca bangun!" pekik Fiko yang kalut ketika ia melihat adiknya yang diam.

Namun beberapa detik kemudian tawa Dasya pecah lagi,"Hahahaha kena lagi nih!"

Tawa itu membuat Fiko dan Arvano lega.

---

HALO SAYA COMEBACK!!

SELAMAT MEMBACA,

salam,
Zihangraini.

Terjebak Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang