26

38 3 0
                                    

Yang membuat saya kecewa itu cuma satu, yaitu kehilangan kamu.

_

Author pov.

Ketika Galuh dan Galen ingin masuk ke pekarangan rumah mereka mendengar suara pecahan piring dengan keras. Dengan langkah cepat mereka menuju keasal suara.

Alangkah terkejut nya, ketika mereka melihat seorang pria yang sedang memeluk Ibunya dari belakang.

Dengan cepat Galuh menarik pria itu dengan kasar,"siapa anda! ".

Pria itu terjungkal kebelakang, Galen berusaha membantu pria itu. Pria itu adalah Ayah Galen.

Galuh menatap pria itu dengan sinis, sedangkan Galen masih berusaha membantu Ayahnya itu berdiri.

"Siapa kamu?!" tanya Galuh dengan wajah yang memerah menahan amarah. Galen memberi isyarat untuk berbicara dengan sopan tapi Galuh menggeleng.

"Saya Ayah kamu Galuh!" nada tegas yang di keluarkan oleh Gerald membuat semuanya diam.

Galuh menatap pria didepannya dengan tatapan tak percaya.

Ayah?!.batin Galuh masih tidak percaya.

"Bukan nya-"

Ucapan itu terpotong oleh Galen,"Bukan nya Ayah pergi meninggalkan Mama?! Iya!".

Galuh menatap Ayahnya dan saudara kembarnya,"bukankah itu benar?!".

Rila menangis melihat suami dan kedua anaknya bertengkar.

"Kenapa anda bungkam Tuan?!, puas karena sudah membuat keluarga ini Hancur?Iya?!"Galuh pun kembali menumpahkan amarahnya.

"Bukan hancur tapi ini demi kita semua!" bukan Gerald yang menjawab melainkan Galen.

"Demi kita semua? Hahaha. Ternyata lo sama aja bang kaya si brengsek itu!" Galuh tertawa sumbang.

"Lo ngga tau apa-apa Luh! Karena lo ngga tau betapa sakitnya gue waktu itu!" Galen meneteskan air matanya.

"Dan lo ngga tau bang gimana sakitnya gue ketika kalian pergi!" Galuh menghapus air matanya dengan kasar.

"Cukup!" Rila berteriak dan mencoba untuk berdiri.

"Cukup sudah! Kalian jangan mengungkit masalah ini!" lanjut Rila yang masih menatap Gerald dengan tatapan nanar.

"Saya hanya memohon tolong jangan benci Galen, cukup kamu benci saya saja La!" Gerald menatap Rila dengan tatapan memohon.

"Saya sudah terlalu benci dengan kalian berdua!" Rila menatap Gerald dengan sinis.

"Cih, benci?. Bagus, tidak perlu saya membuat ulah agar ibu membenci saya!" Galen berdecih melihat wajah ibunya itu. Galuh mengekepalkan kedua tangan nya.

"Sudah puas?!" Galuh berteriak tepat di wajah Galen. Mendapat perlakuan itu Galen hanya menutup mata.

"Kami tidak ada niatan untuk membuat keributan disini,Nak!" Gerald menatap Galuh dengan lembut,bahkan pria itu meneteskan air matanya.

Terjebak Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang