3

145 22 17
                                    

Author pov.

Seperti biasa setiap malam Galuh datang ke sebuah ruangan putih yang di tempatin oleh seorang laki-laki yang mirip dengan dirinya. Ah, bahkan mereka sangat identik hanya saja bola mata laki-laki yang terbaring itu berwarna biru terang sedangkan Galuh berwarna hitam gelap,dan tak lupa sifat mereka berbanding terbalik juga.

Baru hari ini Galuh berani masuk kedalam ruangan itu.setelah sebulan lamanya dia tidak ingin masuk kedalam ruangan serba putih itu.

Sudah banyak kesalahan yang dilakukan oleh seseorang yang memejamkan matanya di brangkar ini.

Galuh berusaha untuk memaafkan, tapi bagaimana dengan ibunya?.

"Len,maafin mama kalo dia masih marah sama lo" ucap Galuh dengan suara dingin sambil memegang tangan Galen--Saudara kembaran Galuh yang sudah sebulan belum sadar dari masa kritisnya.

Hanya di tanggapin dengan keheningan, Galuh menatap nanar Galen hampir sembilan puluh persen mereka sama tapi hanya sebuah angin dimata Rila sang ibu. Bahkan Galen tidak di anggap seperti anaknya sendiri. Hanya Galuh yang masih setia bergulat dengan pemikirannya yang ingin mengatakan bahwa dia bukan orang yang salah. ini hanya sebuah kecelakaan namun bagi ibunya Galen hanyalah musibah.

Tes

Air mata itu jatuh di pipi dingin Galen, seakan tersadar bahwa ada keberadaan saudara kembaran nya. Lalu tangan Galen bergerak dengan pelan, Galuh masih tak bergeming ketika tangan Galen bergerak hingga Galuh menjerit ketika Galen mejambak kepalanya.

"ADAW!!! ,sakit oon" teriak Galuh dengan mengusap-usapkan kepadanya dan meringis pelan.

"Gue bukan oon Cio"

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Suara itu,suara yang Galuh rindukan selama sebulan ini. Galuh menatap Galen seakan bercemin, mata biru itu kembali terbuka.

Drap~

Galuh langsung memeluk Galen. Galen hanya diam hingga suara nya memecahkan keheningan.

"Gue baru sadar Cio jangan buat gue ngga bangun lagi"

Galuh pun melepaskan pelukan nya memang kesannya kaya gay tapi
you know lah ,ini temu kangen saudara kembar.

"Lo ,kembali lagi len,eh bang" ralat Galuh yang memanggil Galen tanpa embel-embel 'bang'. Galen hanya tersenyum manis melihat adiknya masih sama tidak berubah.Galen mengedarkan pandangan,seakan tau apa yang Galen cari Galuh pun menjawab.

"Mama ngga bakalan datang bang, dia masih dendam" ucap Galuh dingin. Galen memejamkan matanya lalu mengangguk dia tau mamanya tidak bisa memaafkannya. Dia paham sikap ibunya itu.

"Bang gue panggilin dokter ya lagian ini juga udah malam bang Cio mau sekolah bang!" ucap Galuh dengan memanggil dirinya Cio--nama kecil Galuh. Yang di tanggapin dengan anggukan kepala Galen .

Malam ini Galuh kembali bahagia.

----

Pagi yang cerah menyapa sang wanita absurd Aseyla ,kini masih bergulat dengan mimpinya hingga suara Mona -- ibu Seyla dia pun bangun dengan gontai dia berjalan ke kamar mandi tak butuh waktu lama Seyla sudah siap dengan baju sekolah nya dan turun dengan gembira.

"Pagi ma, moring dad " sapa Seyla pagi hari dengan senyuman Seyla memang menyapa ayah nya--Daniel dengan bahasa inggris karena ayah Seyla yang memiliki keturunan darah Prancis dan ibunya masih sibuk dengan masakan paginya.

"Morning dear,how are you?" tanya Daniel melihat Seyla yang gembira.

"I'M FINE DAD !"pekik Aseyla dengan kuat agar dia bisa melupakan sakitnya di abaikan Galuh kemarin. lalu makan dengan lahap, yang membuat kedua orangtua nya senang.

06.45

" Astagfirullahalazim telat ni!, Seyla pergi dulu " ucap Seyla mencium pipi kedua orangtua nya lalu bergegas ke garasi mengeluarkan motor matic yang sudah lama tak dia pakai.

---

Sesampai di sekolah dengan mengucapkan syukur dia tidak terlambat. Dengan lari-lari kecil Seyla melewati koridor sambil mendengar para penggosip yang berbisik-bisik.

Eh katanya Galen sekolah disini lagi

Galen my ice darling comeback

Galen dan Galuh kembar yang tak bisa di pisahkan

Deg!

Galuh?,nama itu membuat Seyla memejamkan matanya sejenak dan satu lagi kembaran Galuh?. Entahlah dia hanya ingin bahagia hari ini.

"Lo masih dengerin gosip itu La?"

Suara itu suara Galuh yang berdiri diambang pintu XI IPS 1, Dan Seyla tak bergeming lalu menundukkan kepalanya.

"La,jangan nunduk gue ngga suka lo diem" Ucap Galuh membuat Seyla menatap Galuh lurus.

"Geser!" ucap dingin Seyla

Drap~

Pelukan hangat dari Galuh membuat Seyla diam dan terpaku dengan kelembutan Galuh. Lalu mengelus kepala Seyla dan menaruh dagunya di rambut Seyla bisa Seyla rasakan nafas Galuh di puncak kepalanya.

"Maafin gue"

----

HAI PARA PEMBACA GELAP ,TOLONG VOTE YA BUAT CERITA ITU SUSAH LO .

Salam iyan ,zihan ☺😂

Terjebak Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang