31

31 3 0
                                    

Aku masih mencintaimu dan tak akan pernah menghilang ataupun berkurang.
_

Cahaya matahari masuk melalui kaca besar didalam ruangan putih itu. Bau obat-obatan menyeruak di kedua hidung gadis itu.

Gadis itu menggosok dahinya dengan pelan yang mencoba mengingat kejadian apa yang telah terjadi kemarin.

"Pagi,Yan!" Sapa hangat Galen seraya menaruh air putih di meja kecil.

"Hm," Zihan masih bingung mengapa diri nya diruangan ini.

"Kamu kemarin sakit," papar Galuh melihat wajah ling-lung Zihan.

"Sakit?" Ulangnya, yang tiba-tiba melihat tangan kanannya terpasang infus.

"Iya Ayan!" Ucap Galen yang gemas dengan Zihan pagi ini.

"Berapa lama?" Tanyanya lagi yang tanpa sengaja melihat jam dinding berwarna hitam.

"3 hari?" Ucap Galuh tanpa sadar yang membuat gadis itu menoleh.

"3 hari? Selama itu?" Tanyanya seraya menepuk dahinya dengan pelan.

"Sembarangan cuma beberapa jam kok!" Ralat Galen dan kemudian menatap tajam Galuh.

"Yaa... Maap..." Galuh menundukkan kepalanya seperti orang bersalah.

"Di maafkan!" Zihan mengucapkan itu dengan enteng yang membuat mata Galen melotot.

"Yan!" Galen menatap Zihan dengan intents.

"Iya kenapa tuan?" Ucap Zihan dengan polos seraya mengedipkan mata.

"Jijik ewh!" Galuh melihat ekspresi Zihan seperti itupun ingin muntah.

"Galuh! Pegi sana!" Usir Galen yang jengah dengan sikap Galuh.

"Ye... Bucin Lo!" Ledek Galuh lalu keluar.

Setelah menghilang nya Galuh dari muka bumi,eh maksudnya dari ruangan itu, kini mereka berdua hanya berdiam diri menikmati keheningan.

"Gue-"

"Aku-"

Tanpa sadar mereka berdua serempak ingin menyampaikan sesuatu.

"Iyan dulu"

"Alen dulu"

Hening lagi, Galen menutup kedua bola mata birunya. Zihan menikmati udara pagi yang menerpa rambut panjangnya.

"Sejak kapan?" Tanya Galen membuka percakapan.

"Dari dulu..." Jawab Zihan yang masih menikmati semilir angin.

"Kapan?" Galen membuka kedua bola matanya.

"Entahlah..." Zihan membuka kedua bola matanya menatap Galen yang juga menatap dirinya.

"Aku nyerah" ucap Galen yang berniat keluar dari ruangan itu.

"Nyerah? Kita bisa bicarakan baik-baik!" Gadis itu mengigit bibir bawahnya.

Terjebak Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang