"Menengadah ke atas. Lalu ucapkan bahwa aku bersyukur atas segala yang Engkau berikan."
***
He lost his twin. Gavin sudah menjadi
sebagian besar pengisi hidupnya. Mungkin Langit hanya pengganti sahabatnya itu. Dimulai dari keluarga yang ditinggalkan. Hingga kekasih hati. Rumah ini juga, kadang menyenangkan dan kadang menyedihkan. Menyenangkan karena dapat keluarga baru. Menyedihkannya ia selalu teringat masa-masa bersama sahabatnya itu."Assalamualaikum," teriak Langit.
"Waalaikumsalam," seseorang menyaut seraya membuka pintu. Sial! Cewek mesum kedua! Langit lupa resiko datang ke sini. "Akhirnya kamu datang juga, Lang." Rachel meraih tangan Langit dan mengajaknya masuk.
Cowok itu melihat jijik segera melepas genggaman tangan mantannya itu. "Loh gue gak boleh cuma megang tangan lo doang?"
"Sorry tangan gue cuma buat masa depan gue," ketus Langit membuat mulut Rachel mengecut.
"Eh nak Langit," Firda menyelamatkan Langit dengan situasi tabu. Firda terlihat mencari seseorang. "Loh nak Alet nya mana?" tanya Firda.
"Loh kok tante nanyain dia, ngapain sih. Kan udah ada--" Rachel menggerutu.
"Dia gak enak badan katanya, tan." potong Langit. "Oh gitu ya, sayang banget. Padahal tante pengen banget ketemu nak Alet," ucap Firda dengan nada sedikit sedih.
"Kapan-kapan tan aku ajak deh,"
Firda mempersilahkan Langit duduk. Secangkir teh panas juga beberapa cemilan asin ditaruh di meja. Ada satu barang yang membuat mata cowok itu tertarik. Sebuah kotak usang yang tergeletak di atas sebuah laci. Terakhir kali datang kesini, tak ada kotak itu disana. Firda pamit menuju dapur sebentar.
Selagi itu, Langit membuka kotak itu. Langit melihat tiga gelang yang terbuat dari anyaman. Bentuknya sangat unik. Cocok dipakai untuk pria atau wanita. Lalu ia menemukan sebuah surat. Isinya hanya menanyakan kabar pada sahabat. Sepertinya ini milik ayah Gavin. Langit juga melihat sebuah album foto.
Sudah terlanjur, ia melihat-lihat isi album. Banyak foto seorang anak lelaki yang sudah usang. Dan itu pasti album ayah Gavin. Lalu beberapa foto ayah Gavin dengan teman-temannya. Di halaman yang hampir terakhir, ada satu foto yang membuatnya sedikit menautkan alis. Sebelum Firda kembali, ia mengambil foto itu dan segera menyembunyikannya di saku.
Firda datang dengan sajian spesialnya. Mereka mengobrol cukup lama. Layaknya ibu dan anak. Langit tak canggung untuk meminta Firda menyiapkan makanan untuk dirinya.
***
Langit membolak-balikkan foto yang kini di genggamannya. Foto itu menjelaskan bahwa hubungan antara ayah Gavin dan ayahnya memang bersahabat. Namun ada satu orang lagi yang membuatnya bingung. Tiga orang saling berangkulan dengan wajah yang ceria.
Ada tulisan di belakangnya. Disana tertulis: "Rekanku selamat jalan, aku dan Urip selalu bersamamu. -Bagja"
Ya! Yang di foto memang ayahnya. Lalu apakah sahabatnya sendiri pembunuhnya. Jika memang begitu, seharusnya ayah Gavin pun membenci Urip.
Selain foto itu, Langit juga menemukan foto ayah Gavin dengan Urip dengan keterangan: "Berjuanglah, aku tahu kau tak bersalah! -Bagja"
Meskipun tak sempat Langit mengambilnya. Ia yakin bahwa foto itu ditaruh setelah foto yang ada di tangannya kini. Jika bukan Urip? Lalu siapa yang telah melakukan hal keji itu. Bahkan selama tiga tahun polisi keliru. Kemungkinan besar yang melakukan adalah orang yang amat sangat pintar melebihi siapa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellva
Teen FictionAlette Aozora. Gadis yang sangat menyukai langit. Siang ataupun malam, ia sangat menyukai bagaimana Tuhan menghiasi langitnya. Ia suka saat matahari terbit di pagi hari, saat dimana komorebi sedang indah-indahnya. Ia suka saat senja, saat dimana ma...