"Mau nampir ke bibi Arin dulu gk?" Tanya Alvin saat berhenti di lampu merah.
"Ehh-engga usah dehh, gua mau langsung pulang aja"Bicara Alesia.
"Lo gk sakit kan? Dari tadi gue perhatiin lo ngelamun trs"Bicara Alvin sambil menatap wajah Alesia di kaca spion.
"Engga kok" Bicara Alesia jujur, karena sebenarnya perasaannya masih tidak enak tentang keluarganya.
Bersamaan dengan itu lampu hijau sudah nyala tanda kendaraan boleh jalan.
Akhirnya Alesia sampai dirumahnyaa, dia melihat pagar rumah terbuka, biasanya setiap pulang sekolah pasti pagar rumahnya tertutup, didepan taman rumah terlihat mbok Tinah sedang duduk dengan wajah resah.
"Lhoo mbok? Ngapain didepan?" Tanya Alesia sambil memasuki rumahnya.
"Ib-ibuu non... "Suara mbok Tinah terdengar bergetar dan serak.
"Mamah? Mamah knp mbo, kak Alexa juga mana?"Tanya Alesia mulai panik.
"Ibu... Ibuu tadii pingsan di kamarnya.. Sekarang lagi di bawa ke rumah sakit sama non Alexa"Bicara mbo Tinah khawatir.
Mendengar perkataan mbo Tinah, Alesia hapir ingin menangis, tapi dia tidak ingin membuat mbo Tinah semakin khawatir."Ywdahh.. Mbo jangan khawatir yaa, Ales mau ke rumah sakit dulu nemenin kak Alexa, mbo jaga rumah, nanti ales kabarin kalo mamah udh mendingan"Bicara Alesia menenangkan.
Alesia berlari ke halte komplek untuk mencari taksi atau angkutan umum, tapi dari tadi angkutan umum jarang ada yang lewat.
Tiba tiba motor ninja berhenti di hadapan Alesia. Alesia tau dia siapa, yaa dia adalah Alvin pacar baru nya.
"Ngapain?"Tanya Alesia heran.
"Mau nganterin lo" Bicara Alvin singkat.
Tanpa berfikir panjang Alesia naik ke motor Alvin dan langsung bergegas ke rumah sakit.
Diperjalanan Alesia mendapatkan pesan dari Alexa.
Alexaa
Les.. Mamah diruangan cempaka nomor 254.Alesia tidak berniat membalas.
Akhirnya Alesia sampai rumah sakit dan langsung mencari ruangan yang ditujukan Alexa di SMS, diikuti oleh Alvin yang juga membantu Alesia.
Di ujung koridor rumah sakit Alesia menemukan Alexa sedang terduduk lemas di tunggu sambil menundukan kepalanya.
Alesia berjalan mendekati kakanya, dia mendengar sedikit isakan tangis dari kakanya itu.
"Kak..."Ucap Alesia sambil mengelus pundak Alexa.
Alexa sedikit Terkejut dan langsung mengusap air matanya.
"kamu dateng kapan?"Tanya Alexa mencair kan Suasana.
"Baru dateng kok kaa"bicara Alesia sedikit tersenyum.
"Mamah knp lagi?" Tanya Alesia sedikit hati hati.
Alexa menggeleng pelan sambil menatap adiknya.
"Mamah sebenar nya udh kambuh dari kemarinn, semalaman mamah gk bisa tidur, dan tadi pagi mamah pingsan"Jelas Alexa sambil menatap mata Alesia.
Alesia hanya diam sambil menarik nafas panjang panjang,sejujurnya dia ingin menangis, tapi Alesia memilih pura pura kuat di hadapan kakanya .
"Trs kata dokter kondisi mamah gmn?" Tanya Alesia lagi.
"Untuk saat ini kondisi mamah masih kritis, dan dokter juga udh mencoba buat cari tau cara terbaik buat sembuhin mamah"bicara Alexa sambil sedikit menunduk menahan air mata.
"Kita doain yang terbaik buat mamah yaa"Bicara Alesia sambil memeluk kaka nya itu.
Alesia dan Alexa saling memberikan kekuatan dan memohon doa untuk kesehatan mamah nya.
Disisi lain, ada seorang lelaki yang berdiri tidak jauh dari Alesia dan Alexa, perasaannya campur aduk, ada rasa sedih, iri serta bahagia. Ya dia adalah Alvin, sejujurnya Alvin ingin mempunyai seorang kaka seperti Alesia.
"Ehhh, kamu kesini sama diaa?"Tanya Alexa ramah sambil mengusap air mata di pipinya.
"Iya ka, dia yang nganterin aku" bicara Alesia sambil menghadap ke arah Alvin.
"Hay, kamu yang kemaren minjemin baju ke ales kan?"Tanya Alexa meledek.
"Iyaa"Ucap Alvin singkat.
"Ehh... Kita belum kenalan, kenalin nama gue Alexa"Ucap Alexa sambil mengulur kan tangannya ke arah Alvin.
Alvin menerima uluran tangan Alexa.
"Alvin"Bicara Alvin singkat lagi. Mungkin Alvin memang di takdir kan menjadi manusia yang irit bicara.
"Eh kalian udh makan?"Tanya Alexa antusias.
"Ehmmm... Belumm hehehe"Ucap Alesia sambil menampakan deretan gigi putih nya.
"Yaudahhh kalian berdua ke kantinn rumah sakit aja"Bicara Alexa sambil mengambil tasnya di tempat duduk.
"Lu gk ikut?"Tanya Alesia.
"Engga lahh... Kalo gue ikut, yang jagain mamah siapa?gue nitip aja ya"Bicara Alexa mencoba tersenyum palsu.
"Yaudah gue ke kantin ya"bicara Alesia sambil sedikit menarik tangan Alvin.
Di sepanjang jalan menuju kantin tanpa sadar Alesia trs memegang tangan Alvin, membuat Alvin deg deg an.
Dan mereka duduk di salah satu bangku kantin yang lumayan sepi.
"Lo mau makan apa?"Tanya Alesia cuek.
"Samain aja"Jawab Alvin tak kalah cuek.
"Ihh gua pesenin kayu goreng yaa"Bicara Alesia kesal.
"Yauda kalo ada mah"Ucap Alvin menantang.
"Ishh bodo ahh"Bicara Alesia sambil berdiri dari bangku, tapi sebuah tangan menarik tangannya untuk duduk kembali, dan itu adalah tangan Alvin.
Mereka saling tatap tatapan beberapa saat, sampai suara bass Alvin memecahkan keheningan.
"yaa gua tauu gua ganteng, liatinnya gk ush gitu juga kali, gue kan pacar lo, jadi tiap hari juga lo bisa liatin gue"Bicara Alvin terdengar santai, padahal dia gugup, sama hal nya dengan Alesia.
"Apaansii, ngomong nih sama kecap, kalo kata kecap lu ganteng berarti lu beneran ganteng"Bicara Alesia sambil berdiri meninggal kan Alvin, sejujurnya dia malu kalau diingat ingat tentang statusnya dengan Alvin yang sudah resmi berpacaran, walau pun Alvin yang memaksa.
Alesia memesan makanan lalu kembali ke meja tempat Alvin duduk.
"Less... Kecapnya gk mau ngomong kalo gua ganteng"Bicara Alvin sambil menaruh dagunya di kedua tangannya.
"Yaampun... "Ucap alesia sambil memutar matanya heran.
"Tapi katanya lo cantik" Bicara Alvin lagi serius, sambil menatap kedua mata Alesia.
"Kata kecap nya ?"Tanya Alesia heran.
"Bukaan kata kecapnya, tapi kata gue"Bicara Alvin sambil tersenyum manis.
Tbc
~~~~~~~~~~~~
Jangan lupa vote and comment guys:)Instagram : @keyladwinka_
Alvin:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesia
Teen FictionAlesia Thia Cintyas dikenal dengan sifat semangatnya, periang dan prestasinya. Bertemu dengan lelaki dingin tapi romantis bernama Alvin Pranata Putra "Siapa wanita yang kamu bawa?" Kata wanita itu melirik ke Alesia. "Gini tante ... Alesia teme-"...