aku harus kuat, aku harus rela lihat anak- anak aku bahagia sama pilihan mereka masing-masing, seandainya kamu masih ada mas, kamu bisa lihat princes kita tumbuh jadi gadis-gadis cantik." ucap sang mamah sambil tersenyum dan mengelus foto seseorang.
_________________________________
"kita mau kemana?." tanya Alesia saat motor Alvin berhenti karena lampu merah.
"kerumah bibi Arin, dia kangen sama lo katanya." bicara Alvin dibalik helm nya.
"kita ke kios es krim bibi Arin?." tanya Alesia lagi.
"ke rumah bibi Arin sayang... Bukan ke kios nya." bicara Alvin sambil menatap Alesia lewat kaca spion nya.
Tiba-tiba pipi Alesia me merah akibat gombalan dari Alvin.
"apasi lo gombal aja." bicara Alesia pura-pura acuh.
"gapapa lah, emang salah gombal sama pacar sendiri?." bicara Alvin bersamaan dengan berpindah nya lampu merah ke hijau, nembuat Alvin langusung melajukan motornya.
Setelah beberapa saat melewati jalanan kota jakarta akhirnya mereka sampai tepat di sebuah perumahan cluster yang lumayan besar dan tentram.
Alvin memarkirkan motor nya tepat di garasi rumah bi Arin, sebelum masuk, tak lupa Alvin mengetuk pintu rumah, dan terlihat lah seorang wanita paruh baya yang terlihat pucat namun tidak menurunkan kadar cantik nya.
"loh Alvin? Ehh kamu Alesina?!." teriak bibi Arin histeris dan langsung memeluk Alesia.
"ekhm! Nama nya Alesia bi, buka Alesina." bicara Alvin sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"oh iya, yaampun Alesia,kamu sih kenapa ga pernah ke kios bibi?" tanya bi Arin sambil menuntun mereka masuk kedalam rumah nya dan duduk diruang tamu.
"hehehe, itu kak Alvin ga pernah ngajak Ales bi." bicara Alesia sambil melirik ke arah alvin.
Sedangkan Alvin hanya mamasang wajah datar.
"ohiya bi, kenapa kios bibi tutup?" tanya Alvin santai.
"bibi sakit vin, tapi cuma masuk angin biasa, gapapa, nanti juga sembuh sendiri." bicara bi Arin tersenyum.
Tiba - tiba Alesia teringat keadaan mamah nya dulu, saat sakit nya belum parah. Saat mamahnya sakit dan Alesia bertanya mamahnya sakit apa, mamahnya selalu menjawab hanya masuk angin, dan lama-lama semuanya bertambah parah sampai mamahnya harus dirawat dirumah sakit.
"bibi udah cek ke dokter?" tanya Alesia khawatir.
"engga, bibi gapapa kok, ga perlu ke dokter segala, lagian juga kalo mau ke dokter, ga ada yang Anterin, Alvin udah jarang kesini! Beda sama pas masih Smp dulu, selalu nginep disini, sekarang kan bibi kesepian sendirian dirumah!" ucap bi Arin sambil memanyunkan bibirnya,pura pura ngambek layaknya anak kecil.
"bukan gitu bi, kan Alvin udah SMA mau lulus pula, harus rajin belajar dong." bicara Alvin membela diri.
"halah, bibi ga percaya, modelan kaya kamu, baca buku?." bicara bi Arin lalu tertawa.
Alvin dan Alesia pun juga tertawa.
"oh iya, kalian udah makan belum?,makan dulu yuk." ajak bi Arin.
"gausah bi, Alvin sama Alesia langusung pamit aja, mau ajak Alesia suatu tempat." bicara Alvin sambil bangkit dari duduknya.
Aleta membulat kan matanya, Alvin sama sekali ga bilang kalo dia mau ketempat lain,selain kerumah bi Arin.
Mereka pun pamit dan segera pergi ke tempat yang Alvin maksud.
"kita mau kemana?." tanya Alesia penasaran sebelum naik ke motor Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesia
Подростковая литератураAlesia Thia Cintyas dikenal dengan sifat semangatnya, periang dan prestasinya. Bertemu dengan lelaki dingin tapi romantis bernama Alvin Pranata Putra "Siapa wanita yang kamu bawa?" Kata wanita itu melirik ke Alesia. "Gini tante ... Alesia teme-"...