"saya Alesia,temen Alvin om, maaf sebelum nya hape Alvin ketinggalan hehe" bicara Alesia canggung.
"jadi kamu Alesia?" tanya lelaki itu dengan nada datar.
__________________________________
"saya tahu kalian dekat, saya tau alvin bahagia saat bersama kamu, tapi saya mohon untuk kali ini, jauhi alvin. Biarkan masa depan dia lebih bahagia bersama wanita yang sudah saya pilih. Ini pun demi kebaikan kamu nak Alesia, sekar bisa bertindak apapun untuk ngehancurin hubungan kalian ataupun nyakitin kalian berdua,kamu anak baik saya tau itu, maka dari itu saya menyampaikan semua ini, dan pasti masih banyak laki-laki yang lebih baik dari alvin diluaran sana untuk kamu, jadi saya mohon, sudahi hubungan kalian, biarkan alvin dengan sekar dan saya doakan kamu mendapat pengganti yang lebih baik dari pada alvin."
Tuttt... Tuttt.. Tuttt...
Telepon putus, sekiranya begitulah percakapan Alesia dengan papah Alvin.
Yap, singkat. Tapi menyisakan beribu beban dan luka di hati Alesia.
Secepat inikah dirinya harus berpisah dengan Alvin? Entah mau tak mau semua keinginan papah Alvin harus dilaksanakan, Alesia tidak mau papah Alvin malah membenci dirinya.
Tanpa disadari air mata Alesia turun begitu saja, dia pun membanting tubuhnya dikasur empuknya sambil memeluk erat jaket di tangan nya.
Dia bingung entah besok harus bagaimana berbicara ke Alvin tentang semua ini.
Tanpa disadari Alesia sudah berada di alam bawah sadarnya dengan keadaan memeluk jaket Alvin dan mata yang sembab.
***
Pagi ini Alesia bangun lebih awal untuk berangkat ke sekolah lebih pagi dari biasanya supaya tidak berangakat sekolah bersama Alvin.
Hari ini tidak seperti biasanya, Alesia tidak sarapan sama sekali dan memilih langsung berangkat kesekolah menggunakan ojek online.
Alesia juga sudah melipat jaket Alvin didalam tas nya, beserta ponselnya dan botol Alvin dulu yang di isi susu coklat hangat.
Mungkin ini hari terakhir dia bisa berbincang dengan Alvin sebelum Alesia memutuskan hubungan mereka tanpa alasan.
Bukan tanpa alasan,lebih tepatnya Alesia tak ingin Alvin tau percakapan dia dengan papahnya tadi malam, dia tidak ingin hubungan anak dan papah itu semakin hancur hanya karena dirinya.
Alesia sudah sampai didepan gerbang sekolah, siswa siswi belum terlalu ramai berlalu lalang karena kondisi masih pagi mungkin saja hanya siswa siswi yang mendapat tugas piket kelas.
Alesia langsung bergegas menuju kelasnya, entah Bella dan indah sudah datang atau belum, jika sudah pasti Bella akan heboh melihat kondisi mata Alesia yang bengkak sembab.
Saat Alesia sampai dikelasnya, beruntung belum ada siapa pun, hanya ada Ayu, murid teladan yang terkenal rajin dan kutu buku.
Alesia tersenyum manis pada Ayu dan dibalas senyum hangat dari ayu, lalu Alesia menaruh tas nya dan duduk di kursinya.
Alesia termenung masih ragu dan takut bagaimana caranya berbicara ke Alvin tentang semua ini.
"woii laah pagi pagi udah bengong aja, entaah apaa yang merasuki muuu" suara Indah membuyar kan lamunan Alesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesia
Novela JuvenilAlesia Thia Cintyas dikenal dengan sifat semangatnya, periang dan prestasinya. Bertemu dengan lelaki dingin tapi romantis bernama Alvin Pranata Putra "Siapa wanita yang kamu bawa?" Kata wanita itu melirik ke Alesia. "Gini tante ... Alesia teme-"...