"udah yaa gausah berisik, sekarang kita kebawah aja, kasian itu udah nungguin dari tadi." ucap Alexa sambil menuntun Alesia keluar kamar.
"siapa sii yang dari tadi kak Lexa maksud?."
_________________________________
Alesia membulatkan matanya melihat seseorang yang kini sedang duduk di sofa.
"hai... Good morning." bicara laki-laki itu sambil tersenyum manis.
"kak Alvin?." bicara Alesia terkejut.
Alvin malah tersenyum manis ke Alesia.
"ekhem! Gua tinggal bentar yaaa, mamah tadi kayanya nyuruh gua beli daun bawang di material dah." ucap Alexa sambil keluar meninggal kan Alvin dan Alesia berdua diruang tamu diiringi dengan suara masakan mbok Tinah dari dapur.
"les, gue minta maaf ya atas semua kejadian kemarin." ucap Alvin memecahkan keheningan diantara mereka.
"gaada yang perlu dimaafin kok, harusnya gue tau posisi gue dimana kak, ka sekar lebih cocok jadi pacar ka Alvin dibanding gue." bicara Alesia menahan air matanya agar tidak jatuh sambil meremas ujung kaos nya.
"les, stop gue ga suka lo ngomong kaya gitu, sebenernya kejadian kemarin di Cafe itu gue cuma minta Sekar buat jauhin gue." bicara Alvin jujur.
"hah? Maksud ka Alvin?."
"jadi kemaren gue ajak sekar buat ngobrol di Cafe, terus gue ngomong sama dia, kalo gue mau dia jauhin gue karena gue udah punya pacar, dan masalah perjodohan, biar gue aja yang ngomong sama papah untuk batalin semua perjodohan ini, walaupun batalin keputusan papah bukan hal yang gampang, tapi gue gabisa pacaran sama orang yang ga gue sayang les." jelas Alvin membuat Alesia merasa bersalah.
"terus ka Alvin sayang sama siapa?." tanya Alesia polos.
"yaampun kok pake nanya." bicara Alvin sambil tersenyum kecil.
"gue sayang sama lo, gue mau lo jadi pendamping gue, hari ini, besok, dan seterusnya." sambung Alvin.
Alesia hanya diam bingung harus menjawab apa, pipi nya juga sudah merah merona akibat kata- kata Alvin pagi ini.
Tiba-tiba Alvin mengambil sesuatu dari belakang sofa yaitu se-bucket mawar merah yang sangat indah membuat Alesia membulat kan matanya.
"jadi? Lo mau nerima permintaan maaf gue." bicara Alvin sambil menyodorkan bucket bunga itu.
Alesia menerima bucket bunga dari tangan Alvin sambil mengangguk.
"iyaa gue maafin, tapi-. " bicara Alesia di jeda supaya Alvin penasaran.
"tapi apaa?." tanya Alvin penasaran.
"tapi cuma 80%." bicara Alesia membuat Alvin heran.
"kok 80%? 20%, nya kemana?." tanya Alvin.
"20% nya lagi, lo harus minta maaf ke Dion atas kejadian tadi malem." bicara Alesia tersenyum bahagia.
"tapi kan les gue ga-." kata-kata Alvin terpotong oleh kata-kata Alesia.
"gue ga terima alesan apa apa okey, dan....Makasih buat bunga nya." ucap Alesia sambil tersenyum memperhatikan bunga ditangan nya.
Alvin menarik nafas pelan, tapi ada sedikit rasa lega di hati nya karena melihat seseorang yang dia sayang kini tersenyum dihadapannya, dia harus menurut permintaan Alesia dan meminta maaf ke Dion, walaupun memang sebenarnya Alvin merasa bersalah karena memukul Dion seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesia
Teen FictionAlesia Thia Cintyas dikenal dengan sifat semangatnya, periang dan prestasinya. Bertemu dengan lelaki dingin tapi romantis bernama Alvin Pranata Putra "Siapa wanita yang kamu bawa?" Kata wanita itu melirik ke Alesia. "Gini tante ... Alesia teme-"...